16. TENTANG JAEBEOM

309 205 233
                                    

Note; Bab ini telah selesai direvisi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Note; Bab ini telah selesai direvisi.

🌴🌴🌴

"Jaebeom? Aku ingin ke rumah ibumu sepulang sekolah." Arum menatap Jaebeom yang sedang menyantap sarapannya. Ia lihat raut wajah Jaebeom langsung berubah mendengar itu.

"Untuk apa?" tanya Jaebeom, terkesan dingin.

Arum berjalan menuju meja dapur untuk membuat susu. "Kau tidak akan mengizinkanku?" tanya Arum. Jaebeom hanya diam, seolah membenarkan pertanyaan itu.

Kemarin, Jaebeom menitipkan Arum di rumah ibunya karena Jaebeom tidak ada pilihan tempat lain. Itu juga bukan berarti Jaebeom memberikan kebebasan begitu saja untuk Arum dekat dengan ibunya.

"Padahal aku hanya ingin mengobrol dengan ibumu," kata Arum memelas. Gadis itu berjalan mendekati Jaebeom, duduk di sampingnya dan memberikan segelas susu.

Jaebeom menghentikan sejenak ritualnya. Cowok itu menatap Arum. "Apa yang ingin kamu bicarakan padanya?"

Arum berdecak pelan. "Tidak ada yang serius, aku hanya merasa nyaman saat mengobrol dengan ibumu."

"Nanti aku yang antar," putus Jaebeom. Ia kembali menyantap sarapannya.

Arum mendelik lalu tersenyum lebar. Ia tidak menyangka akan segampang ini mendapat izin dari Jaebeom. Walau terlihat dingin, Jaebeom memiliki sisi hangat yang jarang ia perlihatkan.

🌴🌴🌴

"Kau sudah makan?" tanya In Kyung. Sore ini Arum benar-benar berkunjung ke rumah In Kyung. Ia diantar Jaebeom barusan. Cowok itu langsung pergi setelah menurunkan Arum di depan rumah In Kyung.

Arum mengangguk. "Aku makan bersama Jaebeom tadi, Bu."

Ibu, bukan Arum yang spontan memanggilnya dengan panggilan ibu. Namun In Kyung sendiri yang meminta panggilan itu. Alasannya, In Kyung tidak suka jika harus ada kecanggungan di antara mereka.

In Kyung duduk di sofa bersama Arum. Mereka memang sudah janji ingin mengobrol lagi, sebab itu In Kyung menyiapkan minuman dan beberapa cemilan untuk gadis mungil itu.

"Jadi, apa yang harus kita bicarakan?" tanya In Kyung membuka pembicaraan.

Arum terlihat kaku, ia tidak tahu harus mulai dari mana. Gadis itu hanya bisa tersenyum, memberi sinyal pada In Kyung.

"Apa yang ingin kau tanyakan?" tanya In Kyung yang akhirnya paham. "Mungkin, ada yang ingin kau tanyakan tentang Jaebeom?"

Arum menghela napas berat. "Banyak sekali yang ingin aku tanyakan tentang Jaebeom, tapi aku ragu."

"Ragu kenapa?"

"Aku takut pertanyaanku membuat hati Ibu sakit," cicit Arum.

In Kyung spontan memberikan senyum hangatnya. Wanita itu mendekat, membelai surai hitam Arum penuh kasih. "Tanyakan saja."

BAD [Lim Jaebeom] ✓Where stories live. Discover now