5. INSIDEN

449 288 312
                                    

Jackson dan Hyuna masuk ke dalam apartemen Jaebeom setelah membeli beberapa cemilan di toserba.

Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Hyuna meminta Jinyoung dan Jackson untuk mengumpulkan teman-temannya di suatu tempat karena ada yang harus Hyuna bicarakan pada mereka. Awalnya, Jinyoung menolak, namun saat Hyuna bilang menyangkut soal Arum, Jinyoung langsung mengizinkannya. Dan bahkan Jinyoung yang membujuk Jaebeom agar mau ikut berkumpul.

"Lama sekali, kalian kencan dulu, kan?" tanya Bambam curiga. Ia mengambil kantong belanjaan dari tangan Hyuna lalu mencari cemilan kesukaannya.

"Ada apa? Tidak usah basa basi," ucap Jaebeom, mendesak Hyuna agar cepat bicara.

"Aish! Kau tidak sabaran sekali, Jaebeom," cibir Jinyoung.

Hyuna duduk diantara mereka. Ia bingung harus mulai dari mana. Melihat Jaebeom seperti itu, rasanya ia tidak akan berhasil kali ini.

"Aku ingin meminta tolong kepada kalian," ujar Hyuna membuka pembicaraan. "Ini tentang Arum."

"Kenapa dengan gadis itu?" tanya Jaebeom terdengar sengit.

Hyuna terdiam sejenak, menyiapkan hati untuk bicara ini pada mereka. "Kalian tahu murid baru di sekolah? Lee Dae Hwan."

Jinyoung langsung menganggukkan kepalanya. "Anak baru di kelas kita?" tanyanya

Hyuna mengangguk. "Dengarkan aku dulu, tolong jangan ada yang memotong pembicaraanku," pinta Hyuna. Mereka semua mengangguk, kecuali Jaebeom yang hanya diam saja.

"Cowok itu mantan kekasihnya Arum." Kalimat itu sedikit membuat mereka terkejut. Bambam yang ingin bicara langsung ditutup mulutnya oleh Jackson. "Tiga tahun lalu, cowok itu membuat Arum takut dan sempat mengalami trauma beberapa bulan."

Mendengar itu, Jaebeom langsung paham kenapa kemarin saat di sekolah Arum tampak ketakutan dan meminta tolong padanya.

"Apa yang dilakukan cowok itu pada Arum?" tanya Jaebeom dengan suara datar.

Hyuna menoleh, menatap Jaebeom. "Jika aku beritahu ini, berjanjilah untuk melindunginya mulai saat ini," pinta Hyuna.

"Keputusannya akan ku buat setelah mendengar semuanya," tukas Jaebeom. Yang lain hanya diam, tidak berani melawan perkataan Jaebeom.

Tiga tahun yang lalu.

Gadis itu masih tidak yakin akan pergi dengan pakaian seperti ini. Dress mini yang memperlihatkan kaki jenjangnya juga bagian pundaknya. Ia risi memakai dress ini, namun karena dress ini pemberian Dae Hwan, ia harus memakainya agar membuat Dae Hwan senang.

Gadis itu mengambil tas kecilnya. Lalu keluar rumah dan menghampiri Dae Hwan yang sedang menunggunya di dalam mobil.

"Hwanie," sapa Arum sambil sedikit menunduk, melihat Dae Hwan dari jendela.

Dae Hwan menurunkan kaca jendelanya, ia tersenyum manis pada Arum. "Masuklah, sayang. Aku tidak ingin terlambat."

Arum lantas masuk ke dalam mobil. Ia membenarkan posisi duduknya sambil menurunkan dressnya agar tidak memperlihatkan kulit pahanya. Ia melirik Dae Hwan, dan seperti cowok itu tahu.

Gadis itu tersenyum canggung. "Kenapa kau membeli dress seperti ini untukku?" tanya Arum.

"Agar aku dapat melihat tubuhmu, apa lagi memangnya?"

Jawaban itu sontak membuat Arum terkejut. Namun tiba-tiba Dae Hwan tertawa kencang.

"Aku bercanda, sayang. Tidak mungkin aku seperti itu."

BAD [Lim Jaebeom] ✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant