32. BERDAMAI

243 111 337
                                    


Seneng banget liat foto mereka yang bapak-able gitu wkwkwk🤭

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seneng banget liat foto mereka yang bapak-able gitu wkwkwk🤭

🌴🌴🌴

Jaebeom melangkah tergesa-gesa. Ia bahkan beberapa kali menabrak seseorang saat melewati lorong rumah sakit. Tidak bisa dipungkiri jika saat ini ia benar-benar gugup sekaligus bahagia.

Kakinya berdiri tepat di depan sebuah ruangan. Mengintip dari jendela, lalu mengulas senyum saat melihat gadisnya sedang duduk di brankar.

Arum benar-benar sudah sadar. Gadis itu sedang membaca buku, sendirian.

Jaebeom membuka pintu tersebut, menarik atensi sang gadis. Ia melangkah pelan mendekatinya, lalu duduk di pinggir ranjang dengan tatapan yang terus mengarah pada Arum.

"Jaebeom ...," panggil Arum, sedetik kemudian Jaebeom menariknya, membawa gadis itu ke dalam pelukan hangatnya.

Suasana semakin haru saat Jaebeom merasa Arum membalas pelukannya. Gadis itu mendusal manja di dada bidang Jaebeom, kebiasaannya.

"Jangan pergi." Hanya itu, kalimat yang ingin Jaebeom ucapkan jika Arum sudah sadar. Ia mengelus rambut panjang Arum, lalu mengecup puncak kepalanya penuh kasih sayang. "Tetaplah di sini, bersamaku dan yang lain."

Tidak ada jawaban dari sang gadis. Hanya tangannya yang semakin erat memeluk Jaebeom. Arum tersenyum lebar merasa Jaebeom mengecup puncak kepalanya berkali-kali.

Mereka melepaskan pelukannya, saling menatap lalu tertawa bersama. Jaebeom yang gemas dengan Arum langsung mencubit pipi chubby-nya.

"Sejak kapan kau sadar?" tanya Jaebeom.

"Eum ... tadi pagi."

"Ibuku menemanimu, kan?" tanyanya lagi, Arum menjawab dengan anggukan kepala. "Sekarang dengarkan aku baik-baik, Arum-ah."

"Aku tidak ingin dengar yang sedih-sedih, Jaebeom," sela Arum.

"Tidak, ini kabar gembira untukmu."

"Ibumu sudah menceritakan semuanya padaku. Jadi kau tidak perlu capek-capek bercerita lagi." Gadis itu menyela ucapan Jaebeom lagi. Ia terkekeh geli melihat raut wajah Jaebeom seketika berubah masam. "Kau melakukan yang terbaik, Jaebeom."

"Tapi ... kau tidak membenci Jinyoung dan Mark, kan?" tanya Jaebeom sedikit ragu.

"Bagaimana denganmu? Apa kau membenci mereka?"

"Tidak," jawab Jaebeom cepat. "Mereka sahabatku. Dan aku sadar, yang melakukan kesalahan bukanlah mereka, tetapi ayah mereka."

Tanpa sadar kedua sudut bibir Arum tertarik ke atas. Gadis itu tersenyum, merasa bangga dengan kekasihnya. "Kau sudah dewasa, Lim Jaebeom."

BAD [Lim Jaebeom] ✓Where stories live. Discover now