CHAPTER 02

408K 51.1K 5.3K
                                    

SEBELUM MEMBACA, SPAM NAMA KALIAN DISINI YUK❤👉

SELAMAT MEMBACA, JANGAN LUPA COMMENT SETIAP PARAGRAF💬

Playlist : Bahasa kalbu-Raisa🎶

[CHAPTER 02 - KEPEDIHAN YANG NYATA]

"Dia nampak ceria, namun hatinya menyimpan beribu-ribu luka."
Rhea Gilda Nagendra

Setelah membayar, Rhea turun dari angkot. Ia berjalan menuju tempat pangkalan ojek yang tak jauh dari tempat ia turun.

"Mas bisa hantar saya keperumahan jaya dua?" Tanya Rhea kepada salah satu ojek disana.

"Bisa neng, tapi lima belas ribu ya. Soalnya jauh," jawab tukang ojek itu.

Rhea menghela nafas pelan. Sisa uangnya memang lima belas ribu, tapi nanti ia tidak bisa membeli roti untuk mengganjal perut. Ia tak ingin maag kronisnya kembali kambuh dan membuatnya terbaring diatas kasur berhari-hari. Tapi mau bagaimana lagi, Karina lebih penting dari kesehatannya.

"Iya, nggak pa-pa," Sebelum berangkat, Rhea tak lupa memakai helm pemberian tukang ojek, walaupun sedikit kebesaran.

Semilir angin menyapu wajah Rhea, gadis itu memejamkan matanya, menghalau air mata yang hendak jatuh. Tapi percuma, air mata Rhea tetap turun membasahi pipi.

Rhea tak tahu bagaimana dirinya nanti dikediaman Karina, apakah ia kuat jika harus melihat kondisi Karina yang terbungkus kain kafan. Membayangkannya saja membuat Rhea terisak, sungguh rasanya sakit sekali.

Selama ini Rhea tau bagaimana terpuruknya Karina karena memiliki keluarga yang tak utuh lagi. Mereka selalu berbagi keluh kesah, Karina tak pernah menangis dihadapannya. Tapi Rhea tahu jika Karina menyembunyikan kesedihannya direlung hati yang paling dalam.

Gadis itu tak ingin Rhea merasakan kesedihannya.

Bagi Rhea, Karina adalah gadis yang kuat, berbanding terbalik dengan dirinya yang lemah dan mudah menangis. Tak heran jika Rhea sering menangis dipundak Karina.

Sebelumnya Rhea tak pernah melihat Karina menangis, tapi untuk pertama kalinya kemarin ia melihat Karina menangis tersendu-sendu dihadapannya. Gadis itu menceritakan semua kepedihannya pada Rhea, menceritakan semua sakit batin yang ia rasakan pada Rhea.

Dan tak pernah Rhea sadari jika itu adalah pertama dan terakhir kalinya Rhea melihat sosok Karina menangis.

Tindakan nekat yang dilakukan Karina membuat Rhea tahu jika gadis itu sudah benar-benar tertekan dan tak sanggup melanjutkan kehidupannya. Rhea tak tahu jika Karina selama ini memiliki luka batin yang separah itu.

Tapi jika dibandingkan dengan Rhea, Karina masih jauh belum merasakan apa-apa. Rhea selama ini selalu mendapatkan luka batin dan fisik sekaligus. Apakah Karina tak pernah bersyukur? Apakah Karina tidak pernah membayangkan nasib Rhea tanpa gadis itu?

Keluarga Karina memang berpisah, namun kedua orang tuanya sangat menyayangi gadis itu. Bahkan Rhea sampai iri melihat kasih sayang yang diberikan kedua orang tua Karina. Rhea tak pernah merasakan itu, sedangkan Karina? Gadis itu selalu mendapatkannya setiap hari.

Ditambah lagi ada Gibran yang amat mencintai Karina, tak seperti Skala yang selalu memberikan luka.

"Neng udah sampe,"

Lamunan Rhea terbuyarkan, ia segera turun dari motor dan melepas helmnya. Gadis itu merogoh saku bajunya, ia mengeluarkan sisa uang yang ia punya.

"Ini mas uangnya," kata Rhea sembari memberikan uang itu kepada tukang ojek.

LEIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang