CHAPTER 18

283K 38.7K 11.8K
                                    

SELAMAT MEMBACA, JANGAN LUPA COMMENT DISETIAP PARAGRAF💬

[CHAPTER 18 - ATLAS FAMILY]

"Percaya atau tidak jika manusia yang bersikap acuh adalah manusia yang mudah tersentuh hatinya."
Author Leiden

Setelah menutup pintu dengan kasar dan memastikan Atlas sudah pergi, Faizan langsung melangkahkan kaki mendekati Rhea.

"Apa dia pacar kamu Rhea?!" Tanya Faizan dengan tatapan yang membara seakan siap membakar Rhea.

Rhea beringsut mundur hingga punggungnya menempel pada kepala brangkar, gadis itu lalu menggeleng pelan. "Bukan, ayah." Bukan dia orangnya tapi Skala, lanjut Rhea dalam batin.

"Lalu kenapa dia bisa ada disini hah?!" Faizan mencengkram dagu Rhea dengan kuat hingga membuat gadis itu meringis pelan.

"Di-dia nolongin aku tadi," jawab Rhea kesusahan.

Faizan menghempaskan dagu Rhea kesamping, "Ayo Vania kita pulang. Biarkan saja anak lumpuh ini sendirian," Faizan lalu menarik tangan Vania untuk keluar dari ruang inap Rhea.

"AYAH JANGAN PERGI!" Seru Rhea, ia takut jika harus sendirian, apalagi dengan kakinya yang lumpuh. Ia tak bisa berbuat apa-apa dengan mandiri sekarang.

Faizan menoleh masih dengan tatapan tajamnya. "DIAM KAMU!" Bentak Faizan lalu lelaki paruh baya itu benar-benar menghilang dari balik pintu meninggalkan Rhea sendirian.

Rhea menangis terisak, ia akui jika ia adalah gadis yang cengeng, bahkan sangat cengeng. Entah sudah terhitung berapa puluh kali ia menangis dalam seminggu terakhir ini. Air matanya keluar karena banyaknya peristiwa pedih yang datang secara bersamaan.

Yang pertama Karina meninggal, yang kedua dipukuli berturut-turut oleh Faizan, lalu penuturan menyakitkan dari Skala jika lelaki itu tak pernah mencintainya sejak awal, ditambah lagi sekarang ia lumpuh. Kenapa penderitaannya sekomplit ini? Rhea tak sanggup jika harus terus begini Tuhan.

"ARGHHH!!" Rhea berteriak histeris menumpahkan kepedihannya. Teriakannya terdengar sangat memilukan dan menyayat hati.

"LEMAH! LEMAH! LEMAH!" Rhea memukul dan menjambak rambutnya dengan brutal.

Kini ia marah, ia marah pada dirinya sendiri. Kenapa ia harus terlahir menjadi gadis yang lemah? Kenapa ia selalu diam ketika ditindas? Kenapa ia tak bisa membenci seseorang walaupun orang itu sudah berlaku jahat padanya? Kenapa ia tak bisa menyalahkan orang lain tapi selalu menyalahkan diri sendiri?

Kenapa? Kenapa Tuhan? Tolong bantu jawab?

Dengan apa Engkau menciptakan hatinya? Ia selalu merasakan sakit hati namun ia tak bisa menyakiti hati orang lain. Kenapa ia selemah ini?

"Benar kata mereka. Kamu nggak berguna Rhea, kenapa kamu nggak mati aja?!" Tanya Rhea pada diri sendiri.

Bahu Rhea merosot, ia menangis dengan kencang. Sekarang ia sendiri jadi ia bisa bebas mengekspresikan diri, jika ia melakukannya dirumah maka Faizan akan marah.

"ARGGHHH!!" Rhea memukul-mukuli kaki kirinya yang telah divonis lumpuh.

"NGGAK GUNA KAMU, RHEA!!" Teriak Rhea histeris.

***

Atlas turun dari taxi, lalu ia memasuki halaman rumahnya. Pikiran Atlas melayang ke Rhea, entah apa yang dilakukan Faizan disana, Atlas harap lelaki tua itu tak akan melakukan kekerasan lagi, walaupun terdengar mustahil.

Ceklek

Atlas membuka pintu rumah dan kembali menutupnya. Hening, Atlas mengernyit ketika tak mendengar suara satu orangpun dirumah. Pada kemana mereka? Batinnya bertanya-tanya.

LEIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang