CHAPTER 49

399K 36.2K 18K
                                    

YUK PENUHI SETIAP PARAGRAF DENGAN COMMENT-AN MU❤

SIAP BACA PART INI? ATI-ATI OLENG!!

[CHAPTER 49 - RETAK YANG INGIN PULIH]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[CHAPTER 49 - RETAK YANG INGIN PULIH]

"Semua tentang kita belum berakhirkan? Aku yakin semua ini baru permulaan."
Skala Shagufta Alterio

Skala menghembuskan nafas pelan, hari sudah mulai sore, matahari sudah tenggelam diujung mata bumi, meninggalkan warna jingga dilangit yang memanjakan mata. Dulu dirinya menyukai senja, namun kenapa rasanya begitu hampa setelah kerenggangan hubungannya dan Rhea? Senja tetap sama, namun rasanya yang berbeda.

Sial! Skala mengumpat dalam hati, kenapa disituasi begini ia harus memikirkan gadis freak itu? Ada apa sebenarnya dengan dirinya? Apa mungkin ia sudah mulai kehilangan akal karena memikirkan gadis pembawa sial itu?

Skala sadar, 11 bulan bersama dengan Rhea membawa perubahan besar dalam hidupnya. Tingkah polos dan manja gadis itu terkadang membuatnya gemas, namun sekaligus kesal dan marah. Dulu Rhea selalu saja menanyakan hal yang tak gadis itu ketahui. Rhea itu cerewet, tak jarang telinganya panas akibat ocehan dan cerita gadis itu. Tapi entah kenapa ia tak ingin menghindar, seakan terus ingin mendengar ocehan tak jelas Rhea.

Sudut bibir Skala tertarik keatas ketika mengingat kejadian yang menurutnya sedikit menggelikan antara dirinya dan Rhea dua bulan lalu. Saat dirinya menghentikan motor disebuah pom bensin karena ingin mengisi bahan bakar untuk motornya. Dan lucunya, Rhea malah turun dari motor, padahal motornya ninja, saluran bensinnyakan ada didepan!

"Rhe, kamu ngapain turun?" Skala bertanya dengan mengernyitkan keningnya.

Rhea mengerjap lucu, ia menatap bingung Skala. "Bukannya Skala mau isi bensin?" Tanyanya balik.

Skala tertawa pelan, tangannya terangkat dan mengacak-acak rambut gadis itu. "Iya aku mau isi bensin, tapikan saluran bensinnya ada didepan, jadi kamu enggak perlu turun," jelasnya.

Pegawai pom bensin yang berjenis kelamin perempuan itu menahan senyumnya. Bagaimana tidak, ekspresi Rhea benar-benar terlihat lucu. Kepala sedikit memiring, mata mengerjap bingung dan kening yang sedikit mengerut.

"Kenapa? Kenapa enggak dibelakang kaya motor lain?" Tanya Rhea penasaran.

Skala mencubit pelan pipi Rhea, walaupun tak cubby namun Skala suka mencubit pipi gadis itu. "Mana aku tau, tanya sendiri sama pabrik yang buat, udah buru naik lagi, udah mau sore ini," Dengan rasa penasaran yang masih membelenggu dikepala, akhirnya Rhea menaiki kembali motor Skala dan melingkarkan tangannya pada perut lelaki itu dengan erat.

Skala tersenyum tipis mengingatnya, namun seperkian detik kemudian lelaki itu mengeleng pelan dan merubah rautnya. "Lo mulai gila, La! Bisa-bisanya lo mikirin cewe freak nggak guna kaya dia!" Gerutu Skala pada dirinya sendiri.

LEIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang