I. Pertemuan besan

25.2K 1.5K 6
                                    

  "Kalau Andini segera menikah saya belum menyetujui nya pak, bu."

  "Tapi anak saya sudah pangkat Letnan Satu lho, sudah siap bawa Andini pengajuan. Memang ndak mau punya mantu tentara toh bu?"

  "Siapa yang tidak mau. Cuma nak Rangga harus kenal dulu sama Andini, kasihan kan kalau mereka nikah tanpa cinta? Sebaiknya seperti itu dulu bu."

  Sementara kedua orang tua ini sedang berbicara, Andini malah menguping secara diam-diam percakapan mereka. Niat nya Andini akan kabur lewat jendela kamar nya, tapi rasa penasaran akan pria yang akan di jodohkan dengan nya membuat Andini seperti arwah penasaran.

  "Kenapa sih idup gua kayak gak beruntung banget? Bisa gak sih gua menjauh dari yang namanya Abdinegara? Sebel lama-lama," gerutu Andini pelan. Tiba-tiba pria yang akan di jodohkan dengan Andini tak sengaja melihat Andini yang tengah menguping.

  "Andini lagi ngintel ya?" sapa pria yang kabar nya akan di jodohkan dengan nya. Sontak wajah Andini langsung pucat pasi, mendapati pria yang akan menjadi calon imam nya mendapati nya tengah nguping.

   "Dasar bego lu, Din!" batin Andini.

  "Andini! Sini sayang!" panggil ibunda. Dengan berat hati Andini melangkah kan kaki nya mendekati ibunya dan keluarga calon suami nya.

  "Kekar juga sih badan nya. Tapi sorry ah gak tertarik," batin Andini yang tetap kuat menolak perjodohan ini.

  "Nak Andini, perkenalkan ini putra saya yang baru saja naik pangkat kemarin. Ayo kenalan!"
 
  "Nama saya Rangga," ucap tentara yang masih tersetel pakaian loreng di tubuh nya. Ia mengulurkan tangan nya bermaksud ingin berjabat tangan dengan Andini, tapi Andini hanya tersenyum tipis.

  "Andini," jawab Andini cepat dan malas. Sedikit senyuman kecil terukir di wajah Rangga, meskipun terbilang dingin tapi Andini tetap memukau di mata nya.

  "Mending kalian ngobrol berdua dulu. Toh biar kenal satu sama lain," ujar ibu Rangga. Rangga mengangguk lalu berdiri dan mengajak Andini keluar. Andini tak bisa menolak ketika menatap ibunya yang sudah menyambut nya dengan tatapan maut.

  "Mampus gua," batin Andini.

  Terpaksa Andini mengikuti Rangga yang nampak semangat mengajak Andini berbicara empat mata. Mereka berdua duduk di bangku tepat di samping rumah, sambil melihat taman kecil yang ada di rumah Andini, Rangga mencoba mengobrol dengan Andini.

  "Ngomong-ngomong kamu umur berapa? Aku gak mau ya kalau di jodohin sama Om-Om pedofil," celetuk Andini yang membuat Rangga tak bisa berkata-kata. Padahal maksud Rangga, ia yang akan memulai pembicaraan tapi malah keduluan oleh Andini.

  "Saya baru umur 28. Apa di mata kamu saya keliahatan kayak Om-Om pedofil?" tanya Rangga dengan tatapan sinis.

  "Gua baru bocil yang tumbuh dewasa, umur gua beda 8 tahun. Apa gak ketuaan?"

  "Hei! Kok malah ngelamun? Kamu takut saya itu pedofil?" tanya Rangga membuyarkan pikiran Andini.

  "Enggak. Mungkin lain kali aku pertimbangin lagi," ucap Andini sambil pergi dari hadapan Rangga tanpa basa-basi lagi. Rangga cukup terkejut dengan perilaku Andini yang super super dingin.

  Andini langsung masuk ke dalam kamar nya lalu kembali lagi dengan membawa helm warna hitam nya dan membawa kunci motor sehingga sang ibunda dan keluarga Rangga kebingungan.

  "Andini mau kemana?" tanya ibunda Andini yang sudah nampak cemas. Andini menoleh sebentar sambil tersenyum kecut.

  "Mau sunmori sama sutet, assalamualaikum!" pamit Andini yang langsung menyalakan motor nya dan pergi dari rumah tanpa pamit kepada Rangga yang sedari tadi berdiri di samping nya.

  "Wa—waalaikumussalam..."

  To be continue...

Tetap stay tune sama cerita Kecantol mas Akpol ya👍 bakal banyak lucu-lucuan dan tentu intrik nya juga pasti ada. Terima kasih sudah membaca dan see youu🙋‍♀️

 

 

 
 
 
 
 

 

Kecantol Mas Akpol  [END]Where stories live. Discover now