XIV. Perang dingin

9.9K 693 19
                                    

 "Lu udah gue percaya jaga adek gue tiba-tiba punya cewek lain? Bagus banget ya," ujar Zulfikar sambil berjalan melewati Bharata. Bharata terdiam. Apa yang ia takutkan selama ini akhir nya kenyataan. Hanya karena secarik kertas itu pertemanan nya dengan Zulfikar yang sudah terjalin hampir empat tahun rusak.

  "Zul, bu—bukan gitu kenyataan nya!" Ucap Bharata. Zulfikar tak kunjung mendengarkan ucapan Bharata dan terus berjalan menjauhi Bharata.

  Zulfikar menghentikan langkah nya sementara Bharata masih terus memberikan penjelasan. Dan secara tiba-tiba Zulfikar menarik kerah baju Bharata lalu mendorong Bharata hingga Bharata jatuh tersungkur di lantai koridor asrama.

  "Gue titip adek gue sama lu! Bisa-bisa nya lu begitu di belakang dia!" Seru Zulfikar kembali meraih kerah baju Bharata dan menyudutkan nya di dinding.

  "Salah kalo gue suka sama cewek lain!?" Bentak Bharata yang membuat Zul langsung menghajar wajah Bharata hingga Bharata kembali tersungkur di lantai dengan bibir yang mengeluarkan darah.

  Perkelahian antara Bharata dan Zul membuat taruna-taruna lain mengerumuni mereka berdua dan memisahkan nya sebelum hal ini terdengar oleh pengasuh.

  "Zul, Zul! Udah! Nanti kalian kena hukum sama pengasuh!" Ucap salah satu rekan sekamar Zul yang berusaha melerai perkelahian mereka berdua.

  "Dia itu kelakuan nya kek tai! Diem-diem ternyata punya cewek lain dan tega ninggalin adek gue!" Hardik Zul. Otomatis Bharata kembali menyerang Zul dan menghajar pipi nya hingga Zul jatuh ke lantai. Perkelahian kedua nya tak terelakan sampai akhirnya pengasuh mengetahui kejadian ini dan mereka berdua di giring untuk mendapat hukuman.

~~~

  Andini kini sedang berbaring sambil menonton drama marathon nya. Tak lupa sebungkus snack menambah semangat nya menghabiskan lima episode lagi. Hari ini ia merasa senang karena Rangga tidak mengganggu nya dikarenakan Rangga sedang sibuk dinas di batalyon nya.

  "Bahagia banget dah hari ini. Gak ada si tua yang suka bikin kesel," ucap Andini sambil memakan snack nya. Tapi tiba-tiba ia teringat kepada Bharata yang tempo hari lalu bertukar nomor dengan nya.

  "Gua chat kira-kira bales gak ya?" Monolog nya. Andini pun segera beranjak dari kasur nya dan segera mengambil ponsel. Dengan pipi yang memerah, ia menatap foto Bharata dengan seragam pesiar Akpol yang gagah.

  "Baru kali ini gua terpesona sama yang nama nya abdinegara."

  Andini pun mulai mengetik kata demi kata sembari otak nya berpikir keras untuk merangkai kata-kata yang menarik obrolan. 

 Mas Akpol  

"Assalamualaikum. Ini aku mas, yang kemarin kamu selamatin dan kita tukeran nomor."

  Seketika Andini langsung menjatuhkan tubuh nya diatas kasur sambil berguling-guling karena malu sendiri tanpa mengetahui ada sesuatu di pesan yang Andini kirim untuk Bharata. 

  "Aduh gua malu banget dah!" Andini kembali memeriksa ponsel nya dan raut wajah nya langsung berubah seratus delapan puluh derajat. 

  "Astagfirullah!! Kenapa gak ke kirim? Apa paket data nya abis?" 

   "Bener aja dong abis. Ah sialan!" Oceh Andini kesal. Ia segera bangkit dan mengambil dompet di laci meja belajar nya. Nasib baik uang pecahan lima puluh ribu masih tersimpan rapi di dompet. Meskipun itu tinggal selembar-lembar nya.

  "Gua bangga sama lu," gumam Andini kepada uang nya. 

  "Kuy ah ganteng." Segera Andini menyalakan motor nya dan pergi membeli paket data sambil menikmati pemandangan sore kota Semarang, tempat ksatria Bhayangkara nya di didik.


  To Be Continue

Hoollaa! Lama menghilang ya bikin kalian penasaran sama kelanjutan cerita nya. Oh iya, belum lebaran nih sama pembaca nya Kecantol Mas Akpol. Minal aidzin wal faidzin guys🙏🏻 telat sih, tapi gapapa lah ya. Terima kasih sudah membaca dan see youuu





Kecantol Mas Akpol  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang