XXIII. Balas dendam

6.7K 509 21
                                    

    Seharian ini Andini mengurung diri di kamar nya karena gara-gara kemarin sikap nya terhadap Rangga yang membuat ibunya marah. Padahal Andini ingin mengatakan bahwa dirinya sudah mempunyai kekasih tapi itu malah tidak dipercayai oleh ibunya dan ibunya tetap bersikeras menginginkan Rangga sebagai menantu nya di usia Andini yang menurut nya sendiri belum siap.

  "Padahal kan gue belom siap buat nikah apalagi nikah nya sama si kolot itu," gerutu Andini kepada pantulan dirinya di cermin.

  "Memang kenapa sih di zaman modern kayak gini tuh masih ada jodoh-jodohan kayak gini? Lagian apa untung nya sih buat anak sendiri menderita?" Monolog Andini sambil menangis di depan cermin milik nya. 

   Lagi-lagi yang bisa Andini lakukan adalah menangis di dalam kamar nya. Ia ingin ada yang bisa menenangkan nya disaat seperti ini tapi tidak ada siapapun yang mendukung nya saat ini, kedua orang tuanya sudah tidak mungkin, kakak-kakak nya pun bukan nya tidak mendukung tapi bagaimana juga mereka berdua harus patuh kepada kedua orang tua nya terutama pada ibunya.

  Bharata? Andini tidak bisa menyalahkan Bharata karena Bharata sendiri tengah sibuk terutama sebentar lagi Praspa. Andini tidak tahu apa yang harus ia lakukan kalau dirinya sudah mencintai orang lain yaitu Bharata. 

   "Kok jadi kacau gini sih cerita nya. Duh gusti, aku frustasi." 

  Andini bangkit dari sofa lalu segera memakai hoodie tak lupa ia juga memakai sepatu sport, rencana nya dibanding stress dirumah terus lebih baik ia jogging mengelilingi kompleks rumah nya. Siapa tahu ada yang membuat mood nya naik.

   "Mau kemana kamu dek?" Tanya Rega melihat Andini yang sudah rapi mengenakan pakaian olahraga.

  "Mau kabur. Stress aku dirumah terus," jawab Andini malas. Ia segera berlari menjauhi rumah supaya tidak dicegah oleh Rega atau anggota keluarga yang lain.

  Andini berlari-lari kecil di jalan sekitaran kompleks perumahan nya. Tanpa ia sadari seseorang mengikuti nya dari belakang menggunakan motor yang sengaja di matikan mesin nya agar tidak ketahuan oleh Andini.    

  "Perasaan ada yang ngikutin deh," gumam Andini segera menambah kecepatan berlari nya. Semakin ia berlari semakin ia mendengar suara motor itu mendekat. Saat Andini makin kencang berlari, motor itu melaju dengan cepat lalu berhenti mencegat Andini.

  "Andini!" Panggil si pria yang mengendarai motor tersebut. Andini berhenti dan berusaha jaga jarak dengan si pria itu. Pria itu membuka helm nya dan yang membuat Andini terkejut sekaligus marah adalah pria yang ada di hadapan nya adalah Rangga.

  "Ngapain sih kayak remaja puber aja. Banyak tingkah," batin Andini.

  "Saya tahu kamu sudah punya pacar. Tapi meski begitu, ibu kamu ngotot mau nya sama saya kan? Pacar mu bisa apa?" Ejek Rangga dengan bangga. Andini sungguh ingin mencabik-cabik wajah Rangga yang sok ganteng itu tapi ia tidak bisa melawan.

  "Tapi kalau yang tertulis di Lauhul Mahfudz itu pacar aku, perwira kayak kamu bisa apa?" Tanya Andini membalik kan suasana.

  "Ah bodo amat! Tapi sekeras apapun kamu melawan, saya tetep menang di mata ibu kamu!" Tegas Rangga berbalik badan lalu menyalakan motor nya dan pergi dari hadapan Andini. Andini tentu kesal dan ia pun kembali ke rumah dengan suasana hati yang tidak enak.


~~~


  Andini pulang kerumah dengan lemas. Pikiran nya sedang kacau, hati nya sedang tidak mood gara-gara Rangga. Rega yang melihat kedatangan Andini, segera menyambut nya karena terlihat dari raut wajah adiknya, dia sedang bersedih.

Kecantol Mas Akpol  [END]Where stories live. Discover now