XVIII. Semangat

7.3K 586 29
                                    

  Hari-hari telah berlalu, minggu telah berganti dan semangat Bharata kian membara karena makin kesini, pertemanan nya dengan Andini makin dekat. Andini sudah membuka ruang untuk saling berbagi cerita dan itu adalah kesempatan emas bagi Bharata.

  Langit kota Semarang nampak begitu cerah, secerah semangat Bharata yang akan pergi melaksanakan Latsitardanus bersama rekan-rekan taruna Akademi Kepolisian tingkat empat. Semua taruna dan taruni sibuk memasuk kan pakaian serta barang-barang yang akan mereka bawa untuk menjalankan Latsitarda.

  Bharata sudah rapi dengan seragam PDL nya dan sedang melipat pakaian nya untuk di bawa nanti. Tak lupa musik yang ia putar pelan membuat semangat nya bertambah.

   "Ada yang jatuh cinta nampak nya," goda Tara, teman satu kamar Bharata. Otomatis semua orang yang berada di sana tertawa melihat Bharata yang langsung merona.

  "Siapa? Siapa yang jatuh cinta?" Tanya Bharata agak cuek.

  "Kau lah Bhat! Nampak betul dari mata kau pun keliatan berbinar-binar. Memang tak ngamuk kah itu si Zulfikar?" Ucap Sandres.

  "Ah bodo lah. Ngapain bertahan kalo dari dulu gak ada rasa," lirih Bharata malas. Teman-teman nya hanya berdehem pelan yang mengartikan bahwa dugaan mereka kalau Bharata sedang menyukai perempuan lain itu benar adanya.

   "Gebetan mu itu kerja apa? Dokter kah? Perawat? Atau apa?" Tanya Tara. Bharata hanya tersenyum simpul lalu menggelengkan kepala.

  "Dia masih kuliah," jawab Bharata. Langsung saja Bharata disoraki oleh seluruh penghuni kamar dengan meriah.

   "Ngaku kan woee!!" Teriak teman-teman Bharata bersamaan. Tak mereka ketahui bahwa pengasuh sedang berjalan menuju kamar mereka untuk memeriksa kesiapan para taruna.

  "Kenapa ribut sekali disini!?" Tanya pengasuh. Otomatis semua taruna langsung siap di posisi bahkan sampai ada yang terjungkal saat berdiri karena saking terkejut nya.

  "Semua nya sudah beres!?" Tanya pengasuh
  
  "Siap sudah!" Jawab seluruh taruna. Karena langsung siap di tempat, Bharata lupa belum mematikan musik sehingga musik rock yang sedang ia putar menggema di setiap sudut ruangan kamar.

  "Siapa yang mutar musik disini dan tidak dimatikan!?" Tanya pengasuh. Sontak Bharata langsung ingat bahwa dirinya sedang memutar musik tadi dan lupa dimatikan.

  "Siap!" Sahut Bharata.

  "Cepat matikan!"

  Bharata segera berlari menuju ponsel nya dan lagu pun segera ia matikan. Sementara teman-teman nya hanya bisa terdiam sambil menahan tawa melihat Bharata.

  "Kamu! Cepat kesini dan push up dua puluh kali!" Perintah pengasuh.

  "Siap!"

  ~~~

 
   "Din, abang mau ngomong sesuatu sama kamu!" Ucap Rega sambil memakai jaket berwarna biru metalic.

  "Mau ngemeng apa?" Tanya Andini yang tengah membuat teh hangat. Rega pun berbisik sesuatu kepada Andini karena kebetulan kedua orang tuanya belum berangkat kerja.

  "Ngobrol nya diluar aja ya. Abang traktir kamu deh jajan green tea," lirih Rega. Andini pun mengangguk dan segera pergi ke kamar nya untuk mengganti pakaian.

   Setelah mengganti pakaian, Andini dan Rega pun pamitan kepada kedua orang tua nya lalu segera pergi dari rumah menggunakan motor milik Andini.

  "Janji ya bang kamu bensinin motor aku!" Seru Andini.

  "Iya-iya..." jawab Rega singkat.

   "Ngemeng-ngemeng mau ngobrol apa nih?" Tanya Andini. Rega tak menggubris dan mapah menambah kecepatan motor nya. Sontak Andini terkejut hingga helm nya menabrak helm milik Rega.

  "Cielah, ditanya bener-bener malah ngebut!" Gerutu Andini. Tak lama, mereka berdua berhenti di sebuah gerai makanan kebab yang lumayan banyak pengunjung.

  "Mau makan kebab nih kita?" Tanya Andini.

  "Yoi. Mau gak?" Tawar Rega, tentu Andini mengangguk dan Rega pun masuk antrian untuk memesan kebab.

  "Eh iya ya, hari ini kan mas Akpol mau berangkat Latsitarda!" Batin Andini. Segera ia mencoba menghubungi Bharata tapi telepon nya sedang sibuk.

  Hampir tiga kali Andini mencoba menelepon Bharata tapi telepon nya masih tetap sibuk. Mungkin Bharata tengah sibuk menghubungi keluarga nya atau?

  Mantan kekasih nya sedang menelepon Bharata?

  Pikiran itu mengganggu hati Andini. Rasanya Andini ingin menjambak rambut wanita itu dengan sekuat tenaga tapi ia sadar bahwa dirinya bukan siapa-siapa bagi Bharata.

  "Nih," ucap Rega mengejutkan Andini.

  "O—oke."

  "Sebenernya abang mau ngomong tentang temen kamu itu," ujar Rega.

  "Temen yang mana? Temen aku banyak," tanya Andini.

  "Taruna Akpol yang kamu ajak ke rumah itu lho," jawab Rega sembari mengunyah kebab.

  "Ooh Bharata maksud nya? Memang kenapa?"

  "Abang lebih setuju kamu sama dia aja. Kamu juga keliatan nyaman sama dia dan dia pun keliatan nya gitu, daripada sama si Rangga yang umur nya juga jauh banget sama kamu lebih baik kamu sama taruna Akpol itu," ungkap Rega yang langsung membuat Andini tersipu.

  "Dari awal abang gak setuju kalo harus punya hubungan kekeluargaan sama keluarga si Rangga itu!  Anak-anak dari keluarga Rangga itu terkenal kasar sama perempuan. Temen abang juga nikah sama kakak tertua nya Rangga katanya sering dikasarin. Abang gak mau itu sampe terjadi sama kamu, meskipun abang gak tau gimana sifat asli Rangga tapi abang ragu kalau dia pria baik," tutur Rega.

  "Ta—tapi. Belum tentu juga dia suka sama aku bang, apalagi Bharata kan udah punya pacar..." gumam Andini sambil menunduk.

  "Dia udah punya pacar?" Tanya Rega dan Andini hanya mengangguk.

  "Tapi abang yakin kalo dia juga nyaman sama kamu. Abang bilang ini karena abang lihat dari sisi pandangan sebagai cowok, kamu ngerti gak?" Ucap Rega dan lagi-lagi Andini hanya mengangguk.

   "Yaudah deh. Kamu abisin aja dulu kebab nya nanti abang sambung cerita nya," tandas Rega. Andini mengangguk dan segera melahap nya dengan cepat.


To Be Continue

Haloo!! Cieee udah pada gak sabar nihh, KMA update lagi👋 kayak nya part besok mulai ada intrik" nya deh biar gak flat aja. Pokok nya stay tune terus yaa, see youuu


 


 
 

 
 

 

   

 


 

Kecantol Mas Akpol  [END]Where stories live. Discover now