III. Jadi ghoul?

18.9K 1.2K 8
                                    

  Pagi ini Andini masih tertidur lelap di kasur nya. Ia lelah semalaman mengerjakan tugas kuliah yang masih saja menumpuk walaupun sedang libur. Dan yang paling membuat Andini kesal adalah Rangga yang terus menganggu nya semalaman.

  Bbbzzztt

  Kini Andini terbangun oleh suara nada dering ponsel nya yang cukup menganggu telinga siapa saja yang mendengar nya. Mata nya masih sayu-sayu dan rambut berantakan.

  Yang membuat nya terkejut adalah ia mendapatkan panggilan video call dari Rangga yang pagi-pagi menelepon nya.

  "Ni orang gak waras apa? Pagi-pagi gini video call. Sue," gerutu Andini geram. Jika dibiarkan begitu saja nada dering ponsel nya akan mengganggu semua orang, tapi jika diladeni ia malas.

  Segera Andini beranjak dari ranjang bersprei warna hijau. Ia menyeka wajah nya dengan handuk agar iler yang masih fresh keluar dari mulut nya menghilang dan tak lupa mengikat rambut nya sederhana.

  "Apaan sih pagi gini udah video call. Gak tau apa orang lagi enak-enak nya mimpi!" seru Andini mengawali pembicaraan nya dengan Rangga.

  "Kalem toh, Din."

  "Kalem, kalem. Tak colok mata mu!"

  "Kamu lucu kalo lagi marah. Oh iya, kebetulan saya mau ajak kamu jalan-jalan ke batalyon tempat saya dinas. Mau gak?"

  "Astagfirullah Om! Orang lain mah jalan-jalan ke mall atau ke pantai, ini mah ke batalyon. Haduuh..."

  "Ya bagus dong. Kan resiko punya suami tentara ya gitu."

  "Dih pedean calon suami. Sorry ya, aku gak tertarik sama tentara!"

  Andini langsung mematikan sambungan telepon nya dengan Rangga. Segera ia bangkit dari kasur lalu berjalan keluar dari kamar nya dengan rambut yang seperti singa jantan.

  "Andini!" panggil seorang laki-laki yang berkacamata seperti kacamata profesor. Tentu bukan orang asing, pria yang memanggil nya itu adalah kakak Andini.

  "Bang Gilang? Bang Rega? Kapan kesini? Kok Andini gak tau?" tanya Andini terkejut. Kedua kakak Andini memang pria dan hanya Andini adik perempuan mereka.

  Dan ya, kedua kakak Andini juga terjun di dunia kesehatan. Gilang, kakak tertua nya sudah berdinas di salah satu rumah sakit daerah sementara Rega, kakak kedua nya masih mengenyam pendidikan strata satu kedokteran gigi.

  "Subuh, sekitar jam tigaan sih. Kita sengaja bilang ke ibu sama ayah supaya gak bangunin kamu!" sahut Rega.

  "Ayah sama ibu katanya berangkat pagi-pagi. Jadi yang ngurus rumah sama kamu ya kita berdua," sambung Gilang sambil membenarkan posisi kacamata nya. Andini mengangguk dan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan wajah nya.

  Selesai Andini membersihkan wajah nya, ia pergi ke dapur dan mendapati tak ada secuil makanan yang tersaji disana. Gilang sedang membereskan pakaian di kamar nya sementara Rega sedang ngopi di teras rumah.

  "Punya abang dua gak bener semua nya! Masa gua mau makan meja?" gerutu Andini. Segera ia menemui kakak kedua nya, Rega, yang sedang ngopi di teras rumah.

  "Bang!" panggil Andini dengan keras sehingga membuat Rega terkejut setengah mati.

  "Kebiasaan deh! Biasa aja dong manggil nya dek! Lama-lama abang mu punya penyakit jantung, mau!?" balas Rega dengan tegas. Andini hanya menatap kakak nya dengan tajam.

  "Andini mau makan sama apa? Di meja makan gak ada makanan sama sekali, di dapur juga apalagi!" seru Andini yang membuat Rega mengelus dada nya menghadapi adik nya.

  "Bang Gilang! Nih adek mu nangis minta makan!!" panggil Rega sambil berteriak dengan kencang. Sekeras apapun suara Andini saat berteriak, Andini kalah oleh suara Rega yang serak-serak melengking.

  Tak lama Rega memanggil kakak tertua nya, Gilang pun keluar dari kamar nya dengan pakaian yang lumayan rapi. Tak lupa rambut klimis macam Keanu Reeves.

  "Kenapa-kenapa?" tanya Gilang.

  "Buset, mau kemana bang?" tanya Andini. Gilang hanya tersenyum tipis sementara Rega menatap kakak nya dengan malas.

  "Mau apel. Jangan lupa ya kakak tertua kalian berdua udah punya pacar! Emang kalian, masih pada bocil! Jangan pacaran dulu," ejek Gilang sambil berjalan menuju motor nya.

  "Beliin mie kek di jalan! Andini laper banget nih! Lama-lama Andini jadi ghoul kalo gak dikasih makan," ucap Andini seraya mengelus-elus perut nya yang meminta makan.

  "Idih. Dandanan udah rapi gini masa disuruh beli mie? Mana harga diri abang lah, Din!" keluh Gilang.

  "Ah bodo lah! Aku mau beli aja ke warung. Awas kalian berdua kalo minta atau nyuruh beliin makanan. Ku tampol kalian!" tegas Andini segera berjalan masuk menuju kamar nya dan mengambil kunci motor nya.

  Bermodal uang sepuluh ribu dan itupun hanya selembar, Andini segera pergi menuju warung yang lumayan jauh dari rumah nya.

 

   ~~~

  "Punya abang gak becus semua nya!" gerutu Andini. Rambut hanya di ikat sebagian dan memakai baju kegedean adalah ciri khas Andini. Tapi lain cerita jika dia akan jalan-jalan, entah itu bersama kawan nya atau dengan kakak-kakak nya.

  Dibalik itu semua, sebenarnya kakak-kakak Andini kurang setuju dengan perjodohan Andini. Kedua kakak nya berpikir jika di era sekarang sudah tidak zaman jodoh-jodohan, tapi kenapa adik nya jadi korban perjodohan orang tua?

  Sekeras apapun usaha kedua kakak nya, mereka tetap kalah oleh keputusan kedua orang tua nya.

 
  To be continue...
 

Siapa yang punya abqng kayak Gilang dan Rega? Nyebelin pasti nya kan? Terima kasih sudah membaca dan see youu

 

 

 
 
 

Kecantol Mas Akpol  [END]Where stories live. Discover now