IV. Perkara mie

16.5K 1.2K 19
                                    

"Siap gerak!"

Para taruna dari Akademi Kepolisian tengah mengadakan praktek lapangan tentang kelalu lintasan yang diadakan oleh satuan lalu lintas Polri. Para taruna dibagi menjadi beberapa kelompok yang ditempatkan di beberapa Polres yang berada di daerah yang mereka singgahi.

"Pagi ini kita masih diberikan kesehatan jasmani dan rohani untuk menjalankan latihan ini. Pagi ini kita akan melakukan operasi razia surat-surat kendaraan, seperti biasa kita harus mengawali aktivitas dengan berdoa. Berdoa sesuai kepercayaan masing-masing dimulai!" perintah salah satu taruna.

"Berdoa selesai. Mari kita laksanakan latihan ini, semangat!?"

"Semangat!!"


~~~

Andini berhenti di sebuah rumah kecil yang nampak kosong, tidak ada yang menempati nya. Ia berdecih kesal karena hari ini terasa mengesalkan sekali.

"Ada acara apa sih warung mbok Titi pake tutup? Gak tau apa cuma warung dia yang deket dari rumah? Nyebelin!" umpat Andini geram. Segera ia menyalakan kembali mesin motor nya dan berangkat menuju warung selanjut nya.

Andini memacu kecepatan motor nya. Perut nya sudah kelaparan sekali sehingga ia tak bisa menahan lagi rasa lapar ini.

Saat tengah membawa motor layak nya Fabio Quartararo, tiba-tiba ada seseorang berdiri tepat ditengah jalan. Otomatis Andini terkejut dan mengerem mendadak demi menghindari kecelakaan.

Cckiit...

Ban depan motor Andini berhenti tepat didepan seorang Polisi yang menghadang nya. Bahkan sampai terdengar bunyi rem nya.

"Aduuh si bapak kayak lagi kurang kerjaan aja sih! Gimana kalo ketabrak!?" tanya Andini yang sudah kesal setengah mati. Kini ia harus menahan lapar dan menahan amarah juga karena Polisi yang menghadang nya ini.

"Bapak, bapak matamu! Lihat muka saya! Masih muda gini disebut bapak-bapak," sahut Polisi muda yang menghadang Andini. Andini hanya menatap malas Polisi itu.

"Iya saya tau bapak taruna Akpol!" jawab Andini.

"Udah tau taruna masih nyebut bapak! Mana helm kamu!? Baju kegedean dipake! Bukan nya modis malah kayak tante-tante!" sarkas Polisi muda itu yang membuat Andini mendelik tajam.

"Sekali lagi nyebut apa? Saya lindes kaki bapak!" ancam Andini yang sudah bersiap memacu gas motor nya.

"Silahkan, paling situ juga yang di bui. Saya mah enak liatin kamu dari atas menderita di penjara!" tegas nya.

"Oke-oke! Saya gak bakalan manggil bapak!" ucap Andini mengalah. Sementara Polisi itu hanya tersenyum bangga.

"Kemana helm kamu?" tanya nya.

"Di rumah gak dibawa," jawab Andini santai.

"Udah bawa motor ngebut kayak kesetanan, gak pake helm, mau pecah kepala mu kalo jatuh dari motor?" tanya Polisi yang masih menjadi misteri bagi Andini. Siapa namanya?

"Ya enggak lah. Saya gak mau mati muda, eh bukan-bukan. Saya gak mau mati pas masih lajang! Kasian kan jodoh yang udah nungguin saya ditinggal mati?" jawab Andini yang membuat Polisi itu kesal setengah mati.

Kecantol Mas Akpol  [END]Where stories live. Discover now