- What's the Matter? -

11.1K 1.4K 80
                                    

Elle menatap gerbang yang terbuka didepannya. Dia dan teman-temannya sudah sampai dikampus tempat Vika belajar. Elle membuka masker yang tadi berada dimulutnya, begitu juga dengan yang lainnya.

Tampilan mereka sekarang sangat trendi, seperti kebanyakan anak remaja pada umumnya. Tidak memakai pakaian khas Kerajaan pun, tampang mereka masih sangat cantik dan tampan.

Mereka berjalan mendekati penjaga untuk diperiksa, apakah mereka membawa senjata tajam atau benda yang dapat menyebabkan kecelakaan. Setelah diperiksa, penjaga itu menengadahkan tangannya.

"Kartu undangan?"

Elle menggigit bibir bawahnya, bagaimana ini? Dia sama sekali tidak membawa kartu undangan dan ibunya sama sekali tak memberitahu dirinya.

"Sebentar pak, punya saya ketinggalan dirumah." Lalu, Elle berlalu dari sana bersama temannya.

"Memang diwajibkan untuk membawa kartu undangan ya?" Tanya Lea, sedangkan Elle hanya mengangguk.

"Lalu bagaimana ini?" Sebagian dari mereka duduk dipinggiran jalan, disana ada tempat duduk yang cukup untuk empat orang, dan para lelaki terpaksa harus berdiri.

Elle mengetuk dagunya dengan jari telunjuknya, memikirkan bagaimana cara mereka masuk. Kalau menelpon ibunya, dia tak mau merepotkan ibunya untuk datang kemari. Jika memakai kekuatan, tempat ini cukup ramai untuk melakukan teleportasi.

Lalu pandangan Elle terjatuh pada seorang gadis seumurannya yang dia duga adalah salah satu mahasiswa dari kampus ini.

'Pasti dia membawa kartu undangan itu,' batin Elle.

"Hei, kalian, apa kalian melihat gadis yang sedang berjalan disebelah kanan kita? Gadis itu pasti membawa kartu undangan, kita akan sedikit melakukan tipu daya pada gadis itu. Apa kalian mengerti?" Elle mentelepati teman-temannya.

Awalnya, mereka saling menatap lalu tersenyum miring. Mereka seperti akan melakukan tindak kejahatan saja, astaga.

"Hei, kamu mau gak liat sulap?" Elle bertanya sok akrab pada gadis itu.

Gadis itu sedikit terkejut karena Elle tiba-tiba ada didepannya. Melihat visual Elle dan teman-temannya, gadis itu mematung.

"Omoo, geugeo bwa!" (Astaga, tampangnya!)

Elle menggaruk tengkuknya, dia tau itu bahasa luar negeri, tapi dia tidak tau apa artinya itu. Terutama dengan teman-temannya, yang tidak tau apa-apa bahasa yang diucapkan gadis itu.

Brina yang ada dibelakang Elle, berbisik pada Elle, "Dia bicara apa?" Elle mengendikkan bahunya, dia menjentikkan jarinya didepan gadis itu.

"Hei!"

Dan akhirnya gadis itu tersadar, "A-eh iya, aku mau!"

Elle tersenyum, "Aku butuh kartu undangan untuk itu." Dengan segera, gadis itu merogoh tasnya dan memberikan kartu undangan pada Elle.

"Kau lihat ya." Elle mengipas-ngipaskan kartu undangan itu dan ... boom! Kartu itu menjadi ada sembilan!

Dengan hebohnya, gadis itu menepuk tangannya, walaupun sulap yang Elle buat itu garing. Sebenarnya, Elle hanya menggunakan powernya yang berfungsi untuk menggandakan barang-barang.

"Woah, daebak!" Elle memberikan satu kartu undangan yang asli pada gadis itu, kemudian pergi dan sebelum itu dia mengucapkan Terima kasih pada gadis itu.

Elle dan yang lainnya menghampiri penjaga tadi, dia memberikan kartu undangan yang berjumlah delapan lembar. Petugas itu memeriksa kartu undangan Elle dan teman-temannya, siapa tau itu palsu. Dan setelah mengecek lagi, itu ternyata asli.

Magia Academy [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant