- Strange Turmoil -

82.7K 4.9K 329
                                    

Keringat mengucur di dahiku. Hawa panas dingin menyelimutiku. Entah apa sebabnya, kini yang aku rasakan ada yang ingin keluar dari dalam tubuhku.

Malam ini kurasa anginnya lebih dingin dari biasanya. Terbukti saat aku sudah menahan gejolak gejolak aneh tadi. Akhir akhir ini aku sering merasakannya.

Aku pergi ke balkon kamar dan melihat bulan bintang yang bergelantungan di atas sana.

Indah.

Setelah dipandang cukup lama, akhirnya aku menguap dan pergi ke dalam untuk tidur. Sebelumnya, aku sudah menutup pintu yang terhubung dengan balkon kamar.

Dimana aku? Ini dimana? Aku asing dengan tempat ini.

Aku terus berjalan menelusuri tempat yang tidak ku ketahui. Banyak pepohonan tinggi nan lebat seakan tidak mengizinkan cahaya matahari masuk ke dalamnya.

"ADA ORANG DISINI?" Tanyaku dengan berteriak.

Cepatlah kembali Elle.

Kau akan menemukan jati dirimu yang sebenarnya.

Gejolak aneh itu, kau akan mendapatkan jawabannya.

Selamatkan bangsa magic ini.

Musnahkan Raja kegelapan.

Kau yang diramalkan.

Kau adalah penyelamat.

Kau adalah sang Legenda.

Tiba tiba saja ada suara menggema.

"Siapa kau?"

"Tunjukkanlah dirimu!" Seketika aku melihat cahaya terang semakin kudekati cahaya itu semakin terang dan kembali gelap.

Huhh

Mimpi apa tadi? Aneh.

Jati diri? Magic? Raja kegelapan? Ramal? Penyelamat? Dan Legenda?

Aku tidak mengerti semua itu. Huftt. Tanpa aku pikirkan aku langsung mandi dan memakai seragam ku.

Setelah memakai seragam, aku turun ke meja makan. Disana aku mendapatkan ibu sedang menyiapkan untuk kami.

Ayah? Ayah sudah meninggal saat aku berusia 10 tahun. Dia meninggal karena serangan jantung.

"Selamat pagi, bu" sapa ku.

Ibu tersenyum,"Pagi kembali".

Aku duduk dan mengambil roti gandum. Setelah selesai sarapan, aku berpamitan kepada ibu dan pergi ke sekolah menggunakan angkotan umum.

Aku berjalan di koridor dengan tenang. Menghiraukan tatapan murid lain yang melihatku.

"ELLE!" Aku menolehkan kepalaku ke belakang dan melihat teman baik ku sedang berlarian.

"TUNGGU AKUU!" Sungguh aku ingin menenggelamkan kepalanya ke laut yang paling dalam, aku sungguh malu. Bagaimana tidak?! Sekarang semua tatapan tertuju ke temanku dan beralih kearahku.

"Kenapa kau berteriak Vika?!" geramku setelah dia sampai dihadapanku. Dia hanya menyengir

Baiklah aku perkenalkan dia. Namanya Vika Kimberly, dia pendek tapi lucu. Hidung kecil, matanya yang sipit ditambah pipi agak tembem, matanya yang berwarna cokelat terang. Kayak orang jepang. Temanku semenjak sekolah junior.

Dan sekarang aku dan dia berjalan kearah kelas, karena beberapa menit lagi bel akan masuk.

Tepat setelah aku duduk di bangku paling belakang dekat jendela, bel berbunyi.

Magia Academy [END]Where stories live. Discover now