- Until and Meet Women -

27.5K 3.3K 16
                                    

"Tolong jaga ibuku ya?"

"Tanpa kau suruh pun aku akan menjaganya. Aku berjanji padamu" aku memeluknya dan mengucapkan terima kasih pada Vika.

"Bu, kau punya buku yang berlambangkan begini tidak?" tanyaku menunjukkan lambangnya.

"Oh iya ada, itu bukan punya ibu tapi punyamu" ibu berjalan menuju lemari dan mengambil buku yang ku cari.

"Ini dia" ibu memberikan buku itu padaku. Bukunya tidak terlalu tebal tapi cukup berat.

"Kau yakin dengan keputusanmu?" aku mengangguk menjawab pertanyaan Vika.

"Yasudah, aku hanya ingin berpesan jangan pernah lupakan kita semua ya" aku menahan air mataku supaya tidak tumpah. Ibu dan Vika menatapku berkaca-kaca.

"Aku akan membereskan pakaianku" kataku.

"Biar kami bantu" ucap ibu diangguki Vika.

Kita berjalan menuju kamarku. Aku mulai memasuki barang-barang yang ingin kubawa ke koper. Yaitu, beberapa pakaian simple, hoodie, buku novel, buku yang diberikan ibu beserta kertas surat dari bunda, foto ibu dan aku, foto Vika dan aku, dan lainnya.

Aku mengganti pakaianku dengan kaus berwarna hitam dibalut hoodie biru tua celana jeans panjang warna hitam dan sepatu kets putih.

Aku menyisir rambutku yang aneh ini.

"Ngomong-ngomong rambutmu bagus juga. Cocok denganmu" Ucap Vika.

Memang sih bagus, tapi aku risih dengan perpaduan warna itu, dan juga mataku yang berubah-ubah namun aku tetap bisa melihat dengan jelas.

Sekarang, kita berkumpul diruang tamu. Ibu dan Vika bergantian memelukku seakan-akan aku akan pergi dari dunia ini selama-lamanya. Dan itu memang benar. Maksudku, bukan pergi ke akhirat.

Ditangan kiriku aku memegang koperku dan disebelah tangan kananku aku membawa kertas cokelat yang berisi mantra itu.

Aku memejamkan mataku tenang. Ibu dan Vika menatapku was-was.

'Aku benar-benar yakin ingin pergi ke dunia itu. Aku mohon berilah petunjuk padaku'

Aku membuka mataku pelan-pelan dan melihat ke kertas itu dan benar saja mantra itu dapat ku mengerti.

Aku tersenyum ke arah ibu dan Vika. Aku mulai memfokuskan pikiranku dan membaca mantra itu. Setelah membacanya, tubuhku seakan tersedot sesuatu, angin berhembus dengan kencangnya. Aku tak bisa membuka mataku, rasanya sangat sulit untuk ku buka.

Sepatuku menapak ketanah dan aku melihat ke sekeliling. Dimana aku? Aku asing dengan tempat ini.

Banyak pepohonan disini, tapi yang membuatnya tidak biasa adalah daun dan buahnya berwarna-warni. Tidak seperti dibumi yang daunnya berwarna hijau.

"Dimana ini?" tanyaku. Hanya ada aku sendirian disini.

Hari sudah semakin petang aku hanya berjalan menelusuri tempat yang tidak ku ketahui ini.

Dari kejauhan aku melihat cahaya lampu remang-remang. Aku menuju cahaya lampu itu. Dekat dan semakin dekat, ternyata itu adalah gubuk kecil namun bersih.

Aku mengetuk pintu gubuk itu. Keluarlah wanita paruh baya dengan senyum ramahnya.

"Iya nona? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya wanita itu.

"Eummm...apakah aku boleh beristirahat disini hanya untuk satu malam?" aku berharap semoga wanita itu mengizinkan ku untuk tinggal dirumahnya.

"Tentu saja nona. Silahkan masuk" aku masuk mengikuti wanita itu seraya menenteng koperku.

Magia Academy [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin