- Partner - pt. 2

22.5K 2.8K 144
                                    

Happy Reading guys!
.
.
.
.
.
.
.

Apa aku tidak bermimpi? Mereka menyapaku.

"Elle kenapa kau bengong." Ucapan Ruby membuatku tersadar dari lamunanku. Kalian bisa tebak siapa yang menyapaku? Mereka adalah hewan paling legendaris. Garis bawahi, Hewan paling Legendaris.

"H-hai, kalian kenapa a-ada ddisini?" Tanyaku.

Mereka adalah Phoenix dan Unicorn yang berkelamin perempuan, Griffin, Naga, dan Pegasus yang berkelamin laki-laki. Oh iya, Ruby ini berkelamin laki-laki.

"Kami sudah ditakdirkan untuk menemani putri sebagai partner." Ucap Griffin.

"Bukankah partner tidak bisa ditakdirkan, hanya bertemu lalu membuat pengikatan. Tapi kenapa partnerku harus ditakdirkan?"

"Itu karena kau special putri. Kau nanti yang akan menjadi pemimpin perang yang sangat besar." Jawab Unicorn.

"Tapi, apa kekuatanku mampu untuk menjadikan kalian partner yang notabene-nya hewan-hewan yang sangat kuat?"

"Tentu saja, bisa. Jika ingin, seluruh hewan dihutan ini pun bisa kau jadikan partner karena kekuatanmu sangat sangatlah besar."

"Tapi bagaimana nanti kalau–"

"Putri, jika ada masalah kita akan membantumu untuk menyelesaikannya. Kau tidak perlu khawatir jika orang-orang akan curiga padamu tentang anak dari Kerajaan Elysium, karena itu memang benar. Lagipula nanti akan ada Ana yang membantumu. " Pegasus memotong ucapanku.

"Eh, apa kau mengenal Mrs. Ana?"

"Bukan hanya aku saja, kami semua tau Mrs. Ana."

"Baiklah, akan kujadikan kalian semua partnerku, tapi itu akan membutuhkan waktu yang sangat lama."

"Putri tidak perlu menyentuh kepala kami satu persatu. Putri hanya tinggal menyebut nama kami lalu ucapkan mantra."

"Eh? Memang bisa begitu?" Mereka mengangguk.

"Phoenix, Unicorn, Griffin, Naga, Pegasus Agrupación de socios."

"Nah, kita sudah terikat. Kalian belum mempunyai nama kan? Aku–"

Duarr!

Terjadi ledakan. Bukan kita yang menyebabkannya, melainkan dari hutan terlarang. Ya, posisi kita memang dekat dengan perbatasan hutan terlarang.

"Apa itu?" Tanyaku.

"Putri sebaiknya kau pergi dari sini. Biarkan aku dan Griffin yang mengeceknya." Ucap Pegasus lalu berlari kearah perbatasan hutan terlarang dengan Griffin yang terbang diatasnya. Larinya sungguh cepat.

"Ayo putri." Ajak Phoenix.

"Tapi mereka–"

"Mereka tidak akan apa-apa. Keselamatan putri lebih penting disini, ayo!"

Aku berlari bersama partnerku. Ruby sudah berada diatas Naga.

Author pov.

Elle dan partnernya berlari dengan sangat cepat.

Sementara itu, Pegasus dan Griffin mengecek suara ledakan yang berasal dari hutan terlarang.

"Tunggu, siapa mereka?" Tanya Griffin melihat beberapa orang memakai jubah hitam dari atas kepala sampai ujung kaki.

"Sepertinya mereka adalah budak dari kaum kegelapan."

"Kita harus melakukan apa? Apa kita serang saja mereka?"

Magia Academy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang