- Wedding Date -

14.9K 1.7K 185
                                    

Kembali ke pov author ya bep♡

Happy reading!

🔮

"SERIUS?!" Pekikan dari ketiga perempuan ini mampu membuat Elle menutup telinganya.

"Hm, tentu saja aku serius. Aku juga kaget, dia tiba-tiba bilang ingin melamarku malam ini. Aku takut nanti ayah dan bunda tak merestui aku dan Flynn untuk menikah diumur yang dibilang cukup muda." Elle berbaring dikasurnya, menatap langit-langit kamar asrama.

"Secepat itu Flynn ingin menikah denganmu ya, haha." Sena tertawa ringan.

"El, baju yang akan kau pakai dimalam pertama, apa? Ku sarankan, pakai lingerie saja," ujar Lea, sangat nyeleneh.

Elle bangun, lalu menonjok pelan lengan Lea, "Kau ini, belum juga lamaran sudah membahas malam pertama."

"Eh tapi, kalau memang benar Flynn akan melamarmu malam ini, kau akan terima?" Tanya Brina.

Lea menoyor kepala Brina, "Tentu saja, mereka 'kan mate. Haram hukumnya jika menolak lamaran mate, nanti kau dihukum, baru tau rasa."

"Kalau misal sepasang mate itu masih berumur kecil bagaimana?" Tanya Elle.

"Ya, lakukan dulu pertunangan, agar masing-masing mate tak melirik yang lain, istilahnya selingkuh. Kalau sudah cukup umur seperti kita, barulah akad nikahnya bisa dilakukan." Yang menjawab Sena.

"Memang umur kita sudah cukup?" Tanya Elle, lagi. Sebab umur 17 dan 18 itu terbilang masih muda baginya.

"Tentu saja, El. Kau pasti berpikir bahwa umur seperti kita ini masih muda 'kan?" Lea mengambil bantal dan ditaruh diatas persilangan kakinya, lalu menatap Elle.

Elle mengangguk, "Memang begitu 'kan? Dibumi, umur tersebut dianggap masih muda."

"Tidak jika disini. Misal, kalau kita berada dibumi, kita akan berumur kurang lebih mungkin 27 tahun, tapi muka kita seperti umur 17 tahunan, karena umur kita disini memang 17 tahun. Jika orang bumi pada umumnya, umur 27 tahun ya wajahnya tetap seperti umur segitu. Kenapa? Karena kita itu berbeda dengan makhluk dibumi,—apa itu namanya?"

"Manusia?" Tebak Elle, karena menurutnya pengertian manusia dibumi dan manusia disini itu berbeda.

"Ah ya itu namanya, aku lupa."

"Jadi kesimpulannya apa?" Tanya Elle, dari tadi Elle menyimak omongan Lea, tak ada satupun yang masuk ke otaknya.

"Umur kita 17 tahun disini, dan jika ditafsirkan ke bumi, umur kita 27 tahun. Yaa seperti itu singkatnya," ucap Sena.

"Jika kita pergi ke bumi, kita akan berumur 17 tahun atau 27 tahun? Terus muka kita akan masih muda seperti ini, atau justru menua?"

"Aku tak tau, kami belum pernah pergi ke bumi. Mungkin wajah kita masih seperti 17 tahun, mengingat kita adalah penyihir, sehingga membuat kita awet muda. Lagi pula, memang dibumi itu seperti apa sih, El?" Kini Brina mendekatkan dirinya pada Elle.

"Ya tidak jauh bedanya dengan disini, makanannya pun hampir sama. Namun bedanya, disana tak ada sihir atau apapun. Juga teknologinya bisa dibilang lebih canggih. Jika disini ada kereta uap, disana ada kereta listrik."

"Wah kereta listrik? Aku baru mendengarnya. Jika disimpulkan berarti kemajuan teknologi disana lebih cepat ya?"

Elle mengangguk, "Namun disini juga tak kalah hebat, disini menurutku barang-barang lebih didominasi oleh sihir, sehingga kalau membuat apapun tinggal mengucapkan mantra."

Magia Academy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang