11 : feelings

2.9K 281 111
                                    




##


"Aaaa-"

Jaehyun sedang menyuapi Jungwoo sarapan di pangkuannya. Katakanlah Jungwoo manja tapi sebenarnya Jaehyun yang memohon agar ia bisa menyuapi pacarnya itu.

"Lo kenapa dah? Tiba-tiba mau nyuapin gue," Jungwoo menenggelamkan wajahnya di leher Jaehyun.

Jaehyun tersenyum tipis, merasakan kupu-kupu dalam perutnya karena napas Jungwoo yang menggelitiki lehernya.

"Nggak papa. Pengen aja. Sini, aaa-"

Jungwoo membuka mulutnya lebar-lebar agar Jaehyun dapat menyuapinya dengan baik.

"HoaAaMmm~ Ey, cie yang pacaran~~"

Mark baru saja keluar dari kamarnya dengan handuk di rambutnya yang basah, sepertinya ia baju saja selesai mandi.

Jungwoo menunduk malu kemudian kembali bersembunyi di leher Jaehyun sambil memeluknya.

"Aduh, aduh. Manja banget yang rambut item..." gumam Mark pelan sebelum kembali ke kamarnya tidak ingin menjadi nyamuk di antara Jaehyun dan Jungwoo. Padahal perutnya sudah keroncongan ingin makan sarapan juga.

Kini seluruh penghuni lantai sepuluh sudah tahu kebenaran di balik hubungan kedua orang ini, Jaehyun dan Jungwoo tidak perlu lagi diam-diam berpacaran di balik pintu kamar mereka.

"Hari ini.. Hari ini ada acara apa ya?"

Jaehyun mengambil ponselnya dari meja dan mengecek memo yang sudah ia siapkan setiap hari sebagai pengingat. "Kalo gue hari ini ada rapat, dua hari lagi mau cek naskah soalnya. Minggu depan harusnya dah mulai syuting. Maybe I'm gonna see my baby less.."

Bibir Jungwoo membentuk sebuah pout sedih mendengar kata-kata itu dari Jaehyun. Tapi bagaimanapun ia memohon, tidak mungkin ia menarik Jaehyun kembali padanya.

Laki-laki yang memangku Jungwoo itu memegang kedua pinggangnya sebelum menanam kecupan kecil di bibir Jungwoo. "Kita masih bisa telponan, Baby. Gaperlu sedih, always contact me when you need me."

Jungwoo mengalungkan kedua tangannya di leher Jaehyun. "Tapi kalo gue mau minta tolong sama ini gimana..?"

Jaehyun menelan ludahnya kasar saat laki-laki yang duduk di pangkuannya itu menggerakkan pinggulnya pada selangkangannya.

"J-jungwoo-"

"Gimana cara telpon lo when i need you like this?"

Seketika jins yang dipakai Jaehyun terasa sangat ketat dan pengap, ia benar-benar terangsang. "W-woo- Baby, jangan sekarang plis. I-ini masih p-pagi-"

"Hnng?"

Dengan lemas-lemasan tiba-tiba lidah Jungwoo sudah berada di dalam mulut Jaehyun menjilatinya sampai kehabisan napas.

"O-oh, fuck, B-baby.. Mh-"

Bagi Jungwoo desahan rendah Jaehyun adalah suara yang ingin ia dengar setiap hari, sangat membuatnya kecanduan.

Tiba-tiba Jungwoo menghentikan gerakannya dan tersenyum dengan polos. "Suapin lagi cepett~ Gue belom mandi."

Jaehyun mengerutkan alisnya, masih sedikit ngos-ngosan dengan servis yang diberi Jungwoo sebelumnya. "W-what? Kok berhenti..?"

"Kan tadi lo bilang jangan sekarang karna masi pagi, yaudah makan dulu abisin sini, aaaa~"

Jungwoo memamerkan deretan gigi kelicinya dengan alim, ditambah senyuman lebarnya yang membuat matanya tenggelam menjadi sebuah garis.

BEDSHEETS. JAEWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang