4 : nightmares

3.7K 340 68
                                    

trauma

"Maaf Astaga, maaf.. Iya aku pergi, maaf udah ngerusak s-semuanya.."

Jaehyun membuka matanya mendengar Jungwoo berbicara dalam tidurnya. Beberapa detik kemudian ia melihat air mata mengalir dan isakan yang kecil hampir tak terdengar. Jaehyun menggunakan jempolnya untuk mengusap air mata Jungwoo.

Namun ternyata ia tidak berhenti dan semakin jadi, "Maaf, gue gak pantes hidup. G-gue gak bakalan muncul depan kalian l-lagi.. Maaf.. Maaf Jungwoo gak bisa.."

Jaehyun tidak tahu harus bagaimana, Jungwoo mengalami mimpi buruk. Dalam dua minggu ini bersamanya, hari ini baru pertama kalinya Jaehyun mengadapi Jungwoo yang hancur.

Beberapa detik kemudian Jungwoo kembali terdiam dalam tidurnya. Jaehyun mengeratkan pelukannya pada Jungwoo, "Gue disini, Woo. Jangan takut, lo aman sama gue."

Jungwoo tiba-tiba membalikkan tubuhnya dan menaruh wajahnya di dada Jaehyun. Laki-laki bermarga Jung itu kagetnya tidak main. Tapi apa boleh buat, Jungwoo pun tidak sadar dengan apa yang sedang ia lakukan.

Dengan ragu Jaehyun menepuk-nepuk punggung Jungwoo, sebelum memeluknya erat.

Beberapa kali ia mencium puncak kepala Jungwoo mengulangi kata-kata yang sama, "Gue disini. Gausah takut."

Semakin lama Jaehyun merasakan piyamanya yang menjadi basah karena air mata Jungwoo, tapi Jaehyun tidak mempedulikannya sama sekali. Laki-laki itu mengusap punggung Jungwoo yang masih sedikit bergetar saking takutnya dengan mimpinya.

Seandainya Jaehyun bisa masuk ke dalam mimpi seorang Kim Jungwoo dan memberi tahunya semuanya akan baik-baik saja.

"B-bang.. Tadi malem.. Gue nangis ya?"

Jungwoo baru saja bangun, nyawanya belum sepenuhnya terkumpul. Sementara Jaehyun sudah terbangun tapi masih tidur-tiduran memeluk Jungwoo karena malas bangkit.

"Iya, kayaknya lo mimpi buruk ya?"

Jungwoo mengangguk sambil mengucek matanya, sebelum meregangkan tubuhnya sembari menguap seperti singa.

"Menggemaskan," pikir Jaehyun sambil tersenyum.

"Lo nggak papa? L-lo kepikiran lagi ya..?"

Jungwoo menggeleng menolak, "Udah nggak papa. Lo jadwal rekam jam berapa?"

"Jam dua belas. Lo?"

Ah, ternyata mereka beda jam. "Gue jam tiga sore. Udah bisa lagunya?"

Jaehyun mengangguk, "Udah. Sarapan yuk. Tinggal kita yang belom makan kata Mark." Kemudian mereka berdua bergegas keluar kamar untuk menyantap makan pagi.

Selama makan, Jungwoo hanya mengaduk-aduk supnya, tidak memakannya. Ia terhanyut dalam lamunannya, entah apa yang terpikirkan.

"Woo. Lo nggak papa serius?"

Jungwoo hanya mengangguk malas.

"Jangan bohong.. Lo punya gue, punya yang lain. Tolong cerita ke kita.."

Jungwoo menghela napas panjang, terdengar bahwa ia sedang sangat lelah dan capek. "Gue takut Bang,"

"Gue takut nggak diterima pas balik. Gue takut dibilang gak pantes berdiri sama kalian. Gue takut disuruh pergi. Gue takut semuanya.."

Tangis Jungwoo pecah di hadapan Jaehyun. Ia menunduk sambil terisak, mengucek kedua matanya sudah bagaikan air terjun.

Jaehyun mengusap rambut Jungwoo, "Gue janji semuanya bakal baik-baik aja. Lo gak perlu takut. Jadi diri lo sendiri, yang asli. Kalo lo nyaman, semua orang bakal ngerasa aura nyaman juga sama lo,"

BEDSHEETS. JAEWOOWhere stories live. Discover now