2. Fano

2K 214 15
                                    

"Aku juga ingin seperti Fano yang memiliki banyak teman" -ap(njm)

_o0o_





Tak ada yang spesial dariku tetapi kalo berbicara tentang saudara kembarku maka aku akan mengatakan bahwa dia sangat spesial. Kenapa aku mengatakan demikian? Karna dia adalah sosok laki-laki yang selalu membuatku bertekad untuk menjadi sepertinya, dalam artian, aku ingin memiliki prestasi sepertinya.

Siapa sih yang ngga kenal Alfano Alam Pratama. Siswa dengan segudang prestasi. Jangan lupakan wajah tampannya itu. Karna itu lah aku mengatakan bahwa semua yang ada padanya itu sempurna. Sudah ku katakan bahwa aku sangat iri padanya bukan?

Dia juga punya sahabat karib, dulu aku juga berteman baik dengannya. Akan tetapi, beberapa tahun lalu dia tiba-tiba menjauh. Aku pun tak tau alasannya. Setiap kali aku mencoba untuk dekat kembali kepadanya dia selalu menghindar. Bahkan saat ia berkunjung kerumah tak pernah sekalipun ia menyapaku.

Haikal Nurma Aksal, laki-laki berkulit tan pemilik suara merdu. Ia adalah temanku ah lebih tepatnya mantan temanku yang sekarang menjadi sahabat karib saudara kembarku. Saat pertama kali aku bertemu dengannya, sungguh aku sangat senang karna pembawaannya yang mudah akrab. Namun, saat ia pergi aku merasa kecewa kepadanya tapi tenang saja, aku tak membencinya, hanya sedikit kesal saja.

Ngomong-ngomong tentang Haikal, ia itu juga salah satu mahasiswa populer di kampusku. Semua itu berkat suara indahnya. Oh ya satu lagi, dia ini suka berantem sama Rendi entah apa yang mereka ributkan. Tak ada satu hari pun mereka tak ribut. Aku sampai cape melihatnya.



Aku pasti belum mengatakan seperti apa sebenarnya Fano itu. Jika kalian berpikir bahwa dia itu jahat, itu jelas salah. Dia adalah sosok yang ramah dan baik hati. Dia anak yang manja jika di rumah tetapi akan berubah dewasa jika di luar. Dualitinya memang sangat baik. Jelas berbeda denganku bukan?

Dari luar dia memang dingin tetapi jika kalian mulai dekat dengannya sudah pasti kalian akan membuang persepsi pertama kalian itu. Dia benar-benar sosok hangat yang menyenangkan. Tidak heran jika banyak yang mau berteman dengannya.



Aku juga ingin menceritakan sedikit tentang keluargaku. Aku terlahir dari keluarga yang kaya raya. Ayahku adalah pengusaha sukses dan ibuku seorang desainer kondang. Kedua orang tuaku yang sibuk jelas tidak ada waktu banyak untukku dan Fano. Kalau ada pun pasti mereka akan lebih memilih menghabiskan waktunya dengan Fano daripada diriku ini. Kata mereka aku akan merepotkan kalau diajak pergi.

Sejak kecil aku diurus oleh Nenekku. Namun, sejak kematiannya 10 tahun silam, aku harus berusaha untuk bisa hidup tanpa bergantung kepada orang lain. Aku selalu berusaha untuk menguatkan diriku.



Aku dan Fano sekolah di kampus yang sama tetapi tak pernah sekali pun aku dan dia pergi bersama. Biasanya anak kembar akan kemana-mana bersama, lain denganku dan Fano yang memilih untuk tidak saling mengenal. Lebih tepatnya Fano yang enggan mengakuiku sebagai kembarannya. Katanya dia malu punya saudara sepertiku. Lemah dan tidak bisa menjaga diri sendiri seperti perempuan. Aku akui aku memang demikian tapi apa dia harus memperlakukanku demikian. Sudahlah, lagian aku sudah biasa mendapat perlakuannya.

Hari ini seperti biasanya aku pergi ke kampus dengan bus. Hari ini bus lumayan lengang jadi aku bebas memilih tempat duduk. Tanpa kusadari ada seseorang yang duduk di sebelahku. Aku menengok melihat siapa yang duduk di sebelahku. Mata rusa, bulu mata dan bibir itu, aku seperti mengenalnya. Apakah itu dia? Pikirku.

Orang di sampingku juga ikut menengok. Dia senyum kepadaku. Jujur senyumnya sangatlah manis dan mirip seseorang. Aku mengerjapkan mataku guna menyadarkan apa yang terjadi. Aku seperti orang bodoh di hadapannya.

"Ya ampun Yana kenapa kau jadi seperti ini," maki ku dalam hati.

Bus berhenti, petanda telah sampai tujuan. Aku buru-buru turun. Tanpa kusangka dia juga ikut turun. Tapi tunggu, dia berlari ke arah Fano yang sudah menunggunya di depan gerbang. Aku melihatnya. Aku melihat ia memeluk mesra Fano dan Fano pun membalasnya. Sakit? Tentu saja. Bodohnya aku yang menyimpan perasaan kepada pacar saudaraku sendiri.

Tak sengaja aku dan dia saling melempar tatapan dan apa itu, dia senyum padaku lagi? Tiba-tiba saja jantungku berdegup kencang. Tak mungkin kan penyakitku kambuh di saat seerti ini? Ah sudahlah. Ngomong-ngomong dia dan Fano sudah pergi sejak tadi.

"Ah sial, 5 menit lagi kelasnya akan mulai,"

Aku langsung lari ke kelasku. Sampai sana aku beruntung karna belum ada dosen. Rendi terkejut melihatku yang masih berusaha menetralkan nafasku. Dia menyodorkan botol minum kepadaku yang langsung aku terima.

"Kau ini kenapa lari-lari hah? Tumben sekali telat,"

"Ah tadi ada masalah sedikit,"



Aku dan Rendi berjalan berdampingan ke perpustakaan. Sudah menjadi hal rutin yang harus kami lakukan.

"Aku ingin mencari buku dulu"

Rendi hanya mengangguk dan kembali sibuk dengan buku yang ia bawa tadi. Saat aku sedang mencari buku yang aku cari tak sengaja aku bertemu dengannya lagi.

"Hai," sapanya padaku. Aku hanya tersenyum canggung padanya.

"Kau yang tadi di bus kan?" lagi-lagi aku hanya mengangguk. Pasti dia akan berpikir bahwa aku itu bisu karna hanya merespon demikian. Tapi sepertinya aku salah. Dia tiba-tiba mengulurkan tangannya mengajakku kenalan.

"Namaku Aiana Zhelvana Queen, temanku suka memanggilku Zhelva,"

Dam.

Aku terdiam. Jadi benar kali dia adalah sosok yang dinantinya selama 15 tahun ini dan tunggu, apa dia melupakanku. Kalau begitu sungguh aku sangat sedih.

Dengan ragu aku mengulurkan tanganku membalas uluran tangannya.

"Adiyana Pratama, panggil saja Yana,"

Aku berharap dia masih mengingatku tapi sepertinya dia memang melupakanku.

'tbc'


_o0o_

Jan lupa voment  biar aku semakin semangat nulisnya. Maaf kalo ada typo yaa....Makasii kalian😊

29/01/2021
©choe_

Bayangan | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang