3. Dia

1.2K 170 14
                                    

"Aku memang tak pantas untuknya yang sempurna," -ap(njm)

_o0o_




Setalah 15 tahun, akhirnya aku bertemu dengannya tapi entah mengapa aku tak merasa bahagia sedikitpun. Bukankah seharusnya aku bahagia karna bisa bertemu dengannya? Apa mungkin karna dia melupakanku makanya aku begini?

Oh ya, biar kuceritakan tentang pertemuanku dengannya. Saat itu umurku dan dia masih 5 tahun.

Flashback on

"Hai," sapa seorang gadis yang tak aku kenal.

Jika kalian memintaku untuk mendeskripsikan bagaimana dia aku hanya akan menggunakan satu kata, cantik. Ya begitulah dia. Semua yang ada di dia sempurna. Aku sempat tertegun saat melihat senyumnya. Manis, lebih manis dari gula-gula. Karna tak mendapat balasan gadis itu melambaikan tangannya di depanku yang membuatku tersadar. Aku pun membalas sapaannya canggung.

"Hai juga,"

"Sedang apa kau di sini sendiri?"

"Aku hanya mencari angin, aku terlalu bosan di ruangan,"

"Dimana ayah dan ibumu?"

"Mereka bekerja,"

"Sama seperti ayah dan ibuku, mereka hanya akan menjengukku di malam hari setelah itu pergi lagi. Orang dewasa memang seperti itu,"

Aku hanya tertawa melihat wajahnya yang kesal itu. Pipi chubbynya benar-benar membuatku ingin mencubitnya.

"Ngomong-ngomong kau di rumah sakit ini sendirian?" Aku hanya mengangguk menanggapinya.

"Aish kasihan sekali. Kalo begitu mari kita berteman agar kau tak kesepian lagi," ucapannya membuatku terkejut. Baru kali ini ada orang yang mau berteman denganku.

"Namaku Aiana Zhelvana Queen panggil saja Zhelva,"

"Aku Adiyana Pratama panggil saja Yana,"

"Bagaimana kalau Nana?" aku menoleh ke arahnya dan kemudian mengangguk. Iya, dia adalah orang yang memberiku panggilan Nana. Memang nama Nana terkesan seperti perempuan tapi aku menyukainya karna dia yang memberikannya.

"Kalau begitu kau ku panggil Jeje bagaimana?"

"Jeje? Bagus juga, oke mulai sekarang kita teman ya," ujarnya dengan mengangkat kelingkingnya dan aku pun membalasnya, mengaitkan kelingkingku dengan kelingkingnya. Dia tersenyum bahagia dan aku senang melihatnya.

Sejak saat itu aku dan dia menjadi dekat. Namun, tak berjalan lama hingga pada akhirnya ia pergi.

"Nana, aku harus pergi, kata ayah aku sudah boleh pulang tapi aku janji, aku akan mengunjungimu jika ada waktu. Mari bertemu lagi,"

"Aku berharap aku masih ada waktu untuk bertemu denganmu lagi,"

"Kita pasti bisa bertemu lagi, kau itu kuat kau pasti bisa melewatinya. Kau harus semangat Nana. Aku selalu ada di sisimu,"

Aku senyum mendengar perkataannya. Sejak saat itu, aku bertekad untuk sembuh dan menjadi seorang dokter. Aiana Zhelvana Queen, sosok bidadari yang selalu memberikanku kekuatan.

Flashback off

Seperti itu lah awalnya aku dan dia bertemu. Sepertinya dia memang benar. Mau selama apa pun aku dan dia tak bertemu takdir akan membawa kita untuk bertemu lagi. Apa tuhan mendengarkan doaku selama ini? Jika iya, terima kasih tuhan. Terima kasih karna telah mengirim ia kembali untukku.



Karna terlalu sibuk memikirkannya membuatku lupa jika aku ada janji dengan Rendi. Buru-buru aku ambil tasku dan berjalan keluar. Pasti dia sudh menunggu lama dan akan mengomel panjang kali lebar. Uh, aku sangat malas jika dia sudah marah-marah seperti itu.

Saat aku akan meraih handle pintu, seseorang memanggilku.

"Mau kemana kau?"

"Aku mau ke perpustakaan kota bersama temanku,"

"Jangan suka keluyuran, kau itu menyusahkan kalau sudah sakit,"

"Baik bu,"

Iya, tadi yang memanggilku adalah ibuku. Aku sudah biasa dengan kata-kata ketusnya. Langkahku terhenti saat aku tak sengaja melihat Fano dan dia ada di depan rumah.

"Oh hai Yana,"

"Kau mengenalnya sayang?"

"Tentu saja, kemarin saat berangkat ke kampus aku dan dia satu bus ah lebih tepatnya satu tempat duduk. Jadi, dia saudaramu?"

"Heum, lain kali kau jangan naik bus biar aku jemput,"

"Loh kenapa? Aku sudah biasa,"

"Aku hanya tidak mau terjadi sesuatu denganmu,"

Baiklah, aku seperti nyamuk di sini. Mereka sepertinya lupa dengan atensiku di sini.

"Mm, Fano, Zhelva, aku pergi dulu ya, temanku sudah menungguku. Aku permisi,"

Dapat kulihat raut Fano yang tak suka karna ada aku berbading terbalik dengan Zhelva. Daripada mengganggu lebih baik aku pergi. Bukankah sebaiknya memang begitu?



_o0o_

@tbc...

Aku kembali lagi dengan chapther terbaru. Gimana nih ceritanya? Biasa aja ya? Kurang menarikkah? Ah maaf aku emang baru belajar nulis sih jadi ngga heran kalo hasilnya biasa aja. Tapi bakal aku usahain biar ceritanya lebih menarik.

Maaf juga nih kalo kebanyakan typo hehe😁

Jangan lupa voment ya teman-teman, biar aku tambah semangat😊

Makasih yang udah mau baca book aku💚

30/01/2021
©choe_

Bayangan | Na Jaeminحيث تعيش القصص. اكتشف الآن