Bab 28 : Melihat

14.7K 1K 31
                                    

Sesuai dengan perintah Atha, akhirnya kami pulang bersama. Kali ini kami benar-benar seperti suami istri sungguhan. Berangkat bersama pulang juga bersama. Makan di kantin bersama. Tidak ada lagi sosok Atha yang dulu, jika kami berpapasan Atha akan selalu bertanya paling singkat hanya memanggil nama ku lalu setelah nya pergi.

Perubahan dalam diri Atha sekarang memang sedikit lebih ekstrim. Atau memang seperti inilah sifat dia sebenarnya. Segala hal tentang Atha memang sangat misterius sekali.

"Ngelamun lagi, ada enggak sih kerjaan yang lain selain ngelamun ? Enggak capek apa ?" Aku hanya memandang kesal kepadanya. Suka-suka aku dong, yang penting Atha tidak aku rugikan.

"Enggak baik masang muka jutek sama suami, mau mampir lagi gak ?" Aku memaksakan senyuman untuk Atha. Dan aku tahu, pasti Atha juga menyadarinya. Menyadari keterpaksaan ku.

"Mampir kemana ?" Dia itu memang tidak jelas sekali. Sebenarnya dia mau mengajak ku pergi atau hanya basa-basi saja karena di antara kami tidak ada hal yang perlu dibicarakan.

"Ya kemana gitu, nonton, makan, beli cemilan atau ke restoran aku mau ?" Dia ini benar-benar, harusnya dia sendiri saja yang memutuskan aku tinggal mengikuti. Atau mungkin ini adalah ajakan kencan versi Atha. Ah aku tidak ingin terlalu tinggi membayangkannya. Terakhir kali kami kencan dia hanya membawa ku ke restoran miliknya. Tidak ada romantis-romantisnya. Maka dari itu untuk kali ini aku tidak terlalu banyak berharap.

"Kita kan baru makan, masa makan lagi" memang sebelum pulang tadi aku sudah makan terlebih dulu. Jelas saja perutku sangat ini masih terasa penuh.

"Bukan kita, tapi cuma kamu aja tadi" jangan salahkan aku, tadi aku sudah menawarinya makan tapi Atha menolaknya. Jadi jika dia sekarang lapar itu jelas bukan salah aku, salah dirinya sendiri yang tadi sempat menolak.

"Makan itu aja yuk, kayaknya enak." Tanpa menunggu jawaban ku mobil Atha sudah terparkir dengan baik dipinggir warung bakso tersebut. Aku hanya menghela nafas dengan kasir. Jika yang dia ingin kan hanya sekedar satu mangkuk bakso saja. Tadi kantin kampus juga ada.

"Ayo turun" Aku hanya menggeleng kan kepala ku. Rasanya sangat malas, yang lapar kan dia kenapa aku juga harus ikut. Aku benar-benar mengantuk sekarang karena tadi makan dengan kenyang. Bisakah aku menunggunya didalam mobil saja. Tapi itu hanya angan ku saja, Atha langsung membuka pintu mobil dan menarik aku keluar.

"Kamu aja yang masuk, aku tunggu di mobil saja" tangan ku kembali akan membuka pintu mobil tapi dihalangi oleh Atha. Dia langsung menggenggam tangan ku. Dan menarik membawa ku masuk kedalam.

"Temani aku" akhirnya dengan terpaksa aku mengikutinya. Kami berjalan dengan tangan yang saling bertautan.

Sesampainya di meja, aku segera mencari posisi untuk tidur segera ku terlungkup kan tangan dan menyembunyikan wajah ku dibaliknya. Namun baru saja aku memejamkan mata, Atha datang dan membuat rencana ku gagal. Memang tadi saat dia sedang memesan makan, aku pergi meninggalkannya dengan berdalih mencari meja untuk duduk. Tapi tidak kira dia akan datang dengan secepat ini.

"Jangan tidur disini" tanpa menjawab perkataannya. Aku mengedarkan pandangan ku ke penjuru warung ini. Barang kali ada sesuatu yang dapat mengusir rasa kantuk ku. Dan akhirnya aku mendapatnya. Di depan sana ada seorang pemuda yang baru saja duduk di sebrang meja kami. Wajahnya bisa dibilang tampan.

Tapi, tiba-tiba saja pandangan ku menjadi gelap. Rupanya dengan sengaja Atha menutupi mataku dengan tangan nya. Dan bisikan darinya membuat aku merinding.

"Dosa liatin yang bukan mahram, udah punya yang halal aja masih aja jelalatan. Sekarang kamu pilih mau lihat yang mendatangkan pahala atau yang mendatangkan dosa." Aku hanya menelan ludah ku dengan kasar. Ya Allah tolong ampuni aku.




Bersambung

Why Atha (Lengkap)Where stories live. Discover now