Bab 16 : Percaya

16K 1K 32
                                    

Selesai mencuci piring, kaki u melangkah meninggalkan dapur. Baru beberapa langkah, Atha datang menggenggam tangan ku. Membawa ku duduk di sofa ruang keluarga.

Meski awalnya terasa sangat kaget, tapi akhirnya aku begitu menyukai genggaman tangannya. Rasanya terasa sangat hangat. Saat Atha melepaskannya, mengapa aku merasa begitu tidak rela. Seolah tahu dengan perasaan yang sedang ku rasakan. Atha kembali menggenggam tangan dengan erat. Entah apa yang sedang terjadi. Tapi,aku sangat menyukai Atha yang seperti ini.

Aku memang tidak berniat membuka pembicaraan. Aku hanya diam, menikmati momen terlangka dalam hidup ku.

"Bisakah kamu percaya padaku ?" Tunggu, bukankah barusan Atha berkata ku. Apa aku salah mendengar nya?. Kemana perginya kata saya yang selalu Atha ucapkan.

"Bisakah kamu percaya pada ku, Din ?" Rupanya aku tidak salah mendengar. Ternyata Atha berbicara begitu santai kali ini. Entah pergi kemana Atha yang berbicara satu kalimat. Atha yang bahkan seperti robot itu hilang begitu saja. Jika memang ini adalah efek dari bakso, aku ikhlas jika tiap hari memakannya.

"Mengenai apa?" Mengapa sekarang aku menjadi gugup.

"Mengenai segala hal, bukankah aku suami kamu" kata suami ternyata keluar juga dari mulut Atha. Apakah Atha mendengar gosip itu. Jelas pasti Atha mendengarnya, tidak mungkin jika Atha berubah dengan drastis jika tidak ada sebab. Bolehkah, aku berharap akhirnya dia mengakui keberadaan ku.

"Jangan mudah terpengaruhi oleh orang lain, karena semua yang kamu lihat belum tentu benar kejadiannya." Atha terus saja berbicara, tidak sedikitpun aku nyela perkataannya. Bukankah ini yang aku mau, sebuah penjelasan dari Atha. Meski tidak gamblang aku tahu maksud darinya.

"Din, Dina" Kali ini dia, memandang ku dengan intens. Aku dapat melihat mata bulat milik. Aku sangat menyukai ini, suara berat Atha memanggil namaku, seolah menjadi candu.

"Eh, iya aku percaya suami ku" lama-lama aku tidak kuat dengan tatapannya. Rasanya, seluruh tubuh ikut menggigil saking gugupnya. Ah, kenapa juga terlihat sangat bodoh kali ini. Atha yang seperti ini membuat kikuk dan salah tingkah.




Bersambung

Why Atha (Lengkap)Where stories live. Discover now