Bab 12 : Dingin

15.2K 1K 14
                                    

Ketika aku bingung akan memasak, Atha datang mengeluarkan sayuran dari dalam kulkas. Atha dengan lihai memotong dan membersihkan ikan. Ketika aku bertanya ada yang bisa dibantu dia hanya memberi ku sayuran dan pisau.

Walaupun tampa berbicara aku mengerti, Atha menyuruhku untuk memotong sayuran itu. Sayuran yang telah ku potong dan ku bersihkan, ku berikan kembali kepada Atha. Melihatnya seperti ini, tidak heran jika Atha mempunyai sebuah cafe.

Berbagai macam masakan telah tersaji dimeja makan. Semuanya adalah hasil karya Atha. Satu-satunya karya ku adalah teh hangat ini. Entah Atha suka atau tidak tampa banyak bertanya aku membuatnya tadi. Kami akan selalu seperti ini diam sunyi tanpa ada pembicaraan.

Sebenarnya aku ingin memulai pembicaraan tetapi bingung harus mulai dari mana. Aku juga takut, Atha tidak bisa berbicara di meja makan. Setelah menghabiskan makan, Atha langsung pergi meninggalkan meja makan. Karena mencuci piring adalah tugas ku.

Aku melihat Atha duduk di depan televisi. Membawa satu cup ice krim aku duduk dipinggir Atha. Aku ingin mencoba mendekati Atha. Tapi dia seolah tidak terganggu dengan kehadiran ku.

Atha merdiri dari duduknya meninggalkan aku sendiri. Tanpa pamit Atha pergi menuju kamarnya. Tahukah dia aku mencoba untuk mendekatinya. Aku ingin hidup seperti pasangan suami istri lain. Saling bertukar pendapat berkeluh kesah. Bagaimana akan terwujud, jika berbicara saja padaku tidak.

Bersambung

Why Atha (Lengkap)Where stories live. Discover now