Bab 15 : Biasa

14.7K 1K 15
                                    

Aku pulang dari kampus dengan perasaan yang campur aduk. Ada-ada saja, cobaan yang menimpa hidup ku ini. Entah mengapa, mereka tidak bisa membuat hidup ku tenang. Aku sangat berharap, saat pulang nanti Atha akan memberikan ku penjelasan, tentang kejadian ini.

Seperti biasa, aku pulang lebih dulu daripada Atha. Entah kemana dia kini. Mungkin, saat ini dia sedang asik berselingkuh dengan sahabat rasa pacarnya itu. Jangan salah aku jika berfikiran seperti ini. Salahkan saja dia, yang tidak pernah memberi kabar kepada ku.

Aku selalu berfikir untuk apa Atha memiliki handphone bagus, jika mengabari ku saja tidak bisa.

Merebahkan tubuh dalam ranjang sungguh sangat luar biasa nikmatnya. Hari ini, terasa lebih berat dari biasanya. Jadi, biarkanlah saat ini aku beristirahat, sebelum bertemu dengan cobaan berikutnya.

Baru saja akan memejamkan mata, suara ketukan pintu mengagetkan ku. Dengan sangat terpaksa aku kembali bangun. Saat ku buka pintu, wajah dinginnya menjadi hal pertama yang kulihat. Satu tangannya memberi ku sebuah kantong plastik.

"Makan" aku segera mengambil kantong plastik tersebut, ternyata isinya makanan. Tapi tunggu sebentar, dia menyuruh ku untuk makan atau memintaku menyiapkan makanan.

"Atha..." Belum juga menyelesaikan ucapan ku. Atha sudah pergi dari hadapanku. Jika seperti ini, jangan harap aku mendapatkan penjelasan darinya.

Saat ku buka isi kantong plastik tersebut. Terdapat dua porsi bakso hangat yang menggugah selera. Tapi sayang, rasanya perut ku masih penuh. Tahu gini, tadi aku tidak akan ikut makan dengan kedua sahabat ku.

Aku berjalan menuju meja makan, memindahkan dua bakso tersebut kedalam mangkuk.

"Enggak suka" kedatangan Atha selalu saja mengagetkan ku. Aku memandang Atha yang sudah terlihat sangat segar, karena selesai mandi.

"Enggak suka" dia mengulang pertanyaannya, aku benar-benar lupa menjawabnya tadi.

"Suka banget, tapi aku masih kenyang" lebih baik berkata jujur dari pada aku berbohong kepadanya.

"Jangan dimakan" selesai mengatakan itu Atha kembali memakan bakso miliknya. Mengapa rasanya aku menjadi tidak enak kepada Atha. Demi menghormatinya, aku terpaksa memakan bakso tersebut. Atha hanya melirik ku bentar lalu dia kembali fokus dengan baksonya. Dan kami pun menghabiskan makan sore bersama.



Bersambung

Why Atha (Lengkap)Where stories live. Discover now