Lanjutan chapter [side story] Hukuman Ayah
Happy Reading
Pria itu diam saja di ruang kerjanya. Meski saat ini dia sedang menghadap beberapa proyeknya yang menumpuk, pikirannya kala itu sedang tidak pada tempatnya.
Ini tidak seperti biasanya. Sejak Phsynch berdiri hingga dia memiliki tiga anak, pria itu selalu tepat waktu dan cepat dalam berpikir hingga menyelesaikan pekerjaannya.
Lihat, bahkan sudah berapa kali Ju Haknyeon terus meneleponnya hari ini.
Sang Presiden Direktur melirik ponselnya, kemudian menghembuskan napas panjang. Sembari menyandarkan punggungnya, dia menjawab panggilan itu.
"Tolong katakan pada Kim Doyoung, aku belum selesai merancang modifikasi kerangkanya."
"Ah, tidak Tuan itu— maaf, selamat siang, saya tidak sedang menyampaikan pesan dari Dokter Kim."
"Lantas?"
"Tuan Na Jeno sudah sadar, satu jam yang lalu."
Mendengar suara Ju Haknyeon, Sang Profesor menegakkan punggungnya. Raut wajahnya pun langsung berubah.
Benar, inilah yang membuat pria itu tak fokus sejak tadi. Bagaimana mungkin dia bisa memikirkan pekerjaan saat anak sulungnya berada di rumah sakit sejak empat hari yang lalu.
Dan ya, sejak empat hari itu Na Jeno sama sekali tak sadarkan diri.
Kesekian kali, Na Jaemin menghembuskan napas panjang. "Tentu, jangan biarkan siapapun menjenguknya."
Haknyeon sepertinya sempat tertegun mendengar perintah barusan, namun kemudian dia hanya bisa mengiyakan. "Tentu, Tuan."
Sambungan terputus. Sang Profesor menautkan jari jemari, menopang dagunya di atas meja. Berpikir sejenak.
"Apa mungkin aku keterlaluan padanya?" Gumam kepala keluarga Na itu.
Yahh... bagian mana yang tidak keterlaluan, Profesor? Kau menghajar anakmu seolah memiliki dendam kesumat sampai dia tak sadarkan diri empat hari.
Jaemin menggeleng, "tidak, aku hanya 'sedikit' keterlaluan, sangat sedikit, Jeno sudah melanggar peraturan dan dia tentu menyadarinya."
Baiklah, seharusnya kita tahu beginilah Profesor Na Jaemin seharusnya.
Menyingkirkan seluruh hologram yang sejak tadi terpampang di atas mejanya, pria itu bangkit. Dia keluar dari ruang kerjanya yang berada di lantai paling atas, kemudian berhenti di salah satu jalur eskalator tepat di depan pintu ruangannya.
"Get to my wife," datarnya.
"Sure, I will take you to the Mrs. Na." Mecha menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What If [Series]
Fanfiction❝Hanya ungkapan tak tersampaikan, melalui satu kata menyakitkan. Seandainya... ❞ PART OF THE J UNIVERSE [read Dear J - Truth first ! ♡]