1. Jeno x Jeha

286K 18.2K 14.3K
                                    

Bagaimana jika seandainya keluarga mereka masih utuh?mungkin beginilah yang akan terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana jika seandainya keluarga mereka masih utuh?
mungkin beginilah yang akan terjadi...


Happy Reading


"Aaaaa papaa! Takut!"

Mendengar teriakan melengking anak perempuan yang duduk diatas bahunya itu, dia tertawa kecil, "jangan takut, kamu aman sama papa."

Anak perempuan berusia 3 tahun itu masih merinding meskipun ayahnya memeganginya dengan erat, rasanya menyenangkan, namun ia juga merasa takut. Ia dibawa jalan-jalan di taman kota pada musim panas kala itu, menunggu seseorang yang sedang membeli es krim di kedai pinggir jalan.

"Satu mint choco dan strawberry!"

Saat Jeno sibuk membawa putrinya melihat-lihat pohon yang sedang berbunga, seorang wanita muncul, menghampiri ayah dan anak tersebut. Wanita yang sangat cantik, yang mampu membuat Jeno tak bisa mengalihkan pandangannya.

"Yeayy!!" Jeha kecil terlihat begitu kegirangan saat melihat Sang bunda datang, kemudian mencoba meraih es krim berwarna pink kesukaannya. "Manaaaa."

"Ayo turun dulu, nanti rambut papa kotor gimana?" Suara ibunya.

"Enggak!" Lee Jeha menggeleng kukuh, sudah terlanjur nyaman dan menyenangkan duduk dibahu ayahnya seperti itu.

"Nggak apa-apa," sela Jeno kemudian, "kasih aja es krimnya."

Meskipun ragu, karena Jeha sangat yakin putrinya yang masih kecil itu tidak akan bisa makan es krim dengan benar, dia pun memilih untuk mengalah dan memberikan es krim strawberry itu pada anaknya yang terlihat begitu bahagia.

"Makan yang bener ya sayang," dicubitnya kecil pipi Sang putri.

"Aaaaa." Bukan Lee Jeha yang menjawab, tapi Jeno yang tiba-tiba membuka mulutnya, "suapin," ujar pria itu, membuat Jung Jeha mendengus geli, karena tangan Jeno pun sibuk memegangi putri mereka.

Jeha mulai menyuapkan es krim dalam cone rasa mint choco tersebut, membuat Jeno sempat meringis geli karena rasa dingin yang membuat giginya sedikit ngilu.

"Ayo duduk, kamu pasti capek," ajak istrinya itu, kemudian merangkul pinggangnya, dan membawanya berjalan menuju bangku panjang berwarna putih yang berada di tengah taman.

Ini hari minggu, cukup banyak pasangan maupun keluarga kecil seperti mereka yang datang untuk menikmati musim panas dan pemandangan Sungai Han. Sebenarnya itu mungkin bisa disebut sebagai rutinitas mereka di hari minggu, menghabiskan waktu bersama seharian saat weekend. Jadwal yang tak boleh terlewat.

"Nanti malem mau ke rumah ayah nggak?" Tanya Jeno, ketika mereka sudah duduk di bangku, dan memangku putrinya.

"Ngapain?"

What If [Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang