[side story] Keluarga Na Bangkrut?

22.8K 2.5K 1.2K
                                    

Wkwkwk, ini adalah what if yang paling banyak diminta sejagad raya 😭Akhirnya aku mengabulkan permintaan kalian yang agak nyeleneh ini, tapi gapapa, kayaknya emang lucu kalo keluarga konglomerat ini jatuh miskin xixixi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wkwkwk, ini adalah what if yang paling banyak diminta sejagad raya 😭
Akhirnya aku mengabulkan permintaan kalian yang agak nyeleneh ini, tapi gapapa, kayaknya emang lucu kalo keluarga konglomerat ini jatuh miskin xixixi

Happy Reading~

"Jeno-kun!"

Pemuda itu mengangkat kepalanya, mencari sumber suara. Tak jauh di depannya, seorang lelaki dengan mata bulat dan kulit seputih susu tampak melambaikan tangan beberapa kali dengan wajah ceria seperti biasanya.

Na Jeno hanya mengangkat tangan kanannya sekilas, membalas sapaan itu. Siapa lagi yang akan menambahkan sufiks kun di belakang nama Jeno jika bukan Ryo?

"Hai."

"Kok berangkat siang banget? Nande (kenapa)?"

"Aku tidak ada kelas pagi," Jeno menjawab dengan cepat, tak lupa raut wajahnya yang selalu datar itu.

"Ahh, souka (begitu) aku pikir dimarahin Om Na lagi hahaha."

Kening Jeno langsung mengernyit tidak suka ketika tahu jika Ryo sengaja meledeknya. Namun meski Jeno sudah melayangkan tatapan maut sekalipun Ryo hanya cengengesan tanpa dosa sedikit pun, kalau pun Na Jeno serius marah padanya dia tinggal mengadu ke Danse.

Ngomong-ngomong mengenai apa yang Ryo singgung barusan, memang benar dua hari lalu Na Jeno sempat melewatkan satu mata kuliahnya karena habis diberi pelajaran oleh Profesor Na Jaemin.

Ehm, bukan pelajaran praktikum di lab phsynch. Yah, kalian tahu.

Na Jeno dihajar oleh ayahnya karena dia membuat satu kesalahan di pagi hari dan berakhir membuatnya harus absen kelas. Sejujurnya dia tidak mau berangkat dengan wajah lebam hari itu, hanya saja dia tidak bisa melewatkan kelas begitu saja, bisa-bisa hukumannya bertambah.

Peraturan 261, dilarang absen sekolah atau kuliah apapun alasannya terkecuali sakit.

"Berhenti membicarakan itu," Jeno melengos malas, menubruk bahu Ryo cukup keras.

Karena badan Ryo lebih kecil, pemuda itu sempat oleng dan bahunya seperti akan koyak dihantam oleh bahu Na Jeno yang sekeras baja.

"Ittai!! (Sakit)"

Mengeluh sembari memegangi bahu kirinya, Ryo mendecak dan berlari kecil menjajari Na Jeno yang sudah berjalan lebih dulu meninggalkannya. Tentu saja dia tidak akan kapok untuk membuat tuan muda Na itu jengkel.

What If [Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang