12. Tidak Terduga

710 61 3
                                    

" Bukan begini caranya. Bukan begini caranya kalo dia mau putus dari gue. "








*
*
*
*
*










Bobby membuka matanya begitu sinar mentari pagi sukses mengusik tidur nyenyaknya. Pria itu menoleh ke sebelah namun tak menemukan Shani berada ditempat tidurnya. Hanya ada dirinya dan juga tirai gorden kamar yang terbuka lebar.

Bobby langsung beranjak dari tempat tidurnya memakai kacamatanya dan mengambil ponselnya dimeja, lalu mencari kontak nomor Shani dan menekan tombol panggilan.

Lima kali panggilannya baru saja ditolak oleh Shani.

Bobby mengerutkan dahinya cemas. Dengan cepat, pemuda berkacamata itu mengambil jaket hitamnya yang terpapar disofa lalu beranjak pergi keluar dari kamarnya.



Ceklek.




" Good morning, Kak! " Bobby terkejut begitu membuka pintu lalu mendapati Shani berada persis didepan pintu dengan membawa nampan yang berisi roti, beberapa selai dan juga susu.

" Astaga. Kamu itu dari mana sih? " Tanya Bobby mengerutkan dahinya, ia terlihat sangat cemas dan juga khawatir.

Melihat wajah cemas Bobby mengundang senyuman dari bibir Shani, gadis itu menunjuk nampan yang ia bawa. " Bawain sarapan buat kamu nih. "

Bobby terdiam mendengarnya. Setidaknya Bobby pun akhirnya bisa menghela napasnya lega. Hampir ia berpikir yang tidak - tidak begitu pada saat bangun ia justru malah tak menemukan Shani berada disebelahnya.

" Lain kali jangan ilang tiba - tiba gini. " Seru Bobby, ia langsung mengambil nampan yang dipegang oleh Shani. " Terus jangan banyak jalan dulu, kaki kamu itu kan baru enakan. " Tambahnya lalu menaruh nampan tersebut dimeja.

" Aku nggak maksud ilang kok. Tadi pas bangun aku cuma kepikiran buat ambilin sarapan kamu dibawah, mau bangunin kamu tapi kamu kelihatan kayak nyenyak banget gitu. Nggak tega dong aku banguninnya. " Jelas Shani mendekat pada Bobby.

Bobby menoleh pada Shani, melihat ekspresi wajah gadis itu yang malah terlihat jujur mengatakannya membuatnya jadi tak bisa marah sama sekali.

Akhirnya Bobby pun hanya mengangguk, ia lalu menggerakan tangannya mengelus puncak kepala gadis cantiknya itu.

" Iya, Shani. Tapi lain kali jangan turun sendiri ya. Nggak masalah buat bangunin aku kok, justru aku malah lebih khawatir kalo kamu ilang pas aku bangun. "

Shani tertegun mendengar suara lembut dari Bobby. Tak sengaja bayangan ciumannya dengan Bobby semalam jadi kembali tengiang dikepalanya membuat pipi gadis itu seketika memerah merona.

" Iya Kak. " Jawabnya menundukkan wajahnya malu.

Sama dengan Shani, Bobby sendiri jadi merasa gugup ketika berdekatan dengan Shani. Terutama ketika ia jadi teringat kejadian antara dirinya dan juga Shani semalam sewaktu dinner.

Rasanya Bobby ingin segera menepuk wajahnya sendiri karena malu.

" Y-Yaudah sekarang kita makan aja. " Celetuk Bobby, pada saat ia ingin mengambil roti tawar tersebut Shani seketika menahan tangannya.

Apples Of The EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang