32. Trauma

750 64 12
                                    

" Even if the world attacks and you slide off track,  just remember this, I'm Bobby Chaesar, i love you and I've got your back. "

















*
*
*
*
*





















" Hal- "

" Dimana kamu?! " Bobby mengelus dadanya seketika terkejut mendengar suara tajam Shani yang langsung meninggi begitu ia mengangkat panggilannya barusan.

" Aku masih dikantor, Shani. Ada apa? "

" Astaga sayang ih! Kok masih dikantor?! Gimana sih tadi bilang ke kantornya cuma sebentar. Kamu itu gak lupa kan? Kita ada acara nikahannya Keenan nanti loh. "

Bobby menghela napasnya panjang.

" Iya tau sayang, sabar ya aku lagi beresin kerjaan aku yang sisa - sisa kemarin. Lagian acaranya kan masih lama, masih ada 4 jam lagi. Lokasinya juga kan dekat dari rumah kita. "

" Enggak ya Bee! Kamu kalo udah urusan kerjaan itu nggak pernah bisa cepet. "

Bobby menggaruk tengkuk lehernya cukup bingung harus bagaimana lagi agar bisa membujuk istrinya, " T-Tapi sayang ini kerjaan aku- "

" Gak peduli! Pokoknya aku mau kamu pulang sekarang juga! "

Bobby langsung membulatkan matanya tak percaya. Sungguh ia tak mungkin pulang sekarang, karena pekerjaannya saat ini tengah menumpuk banyak akibat ulah Shani sendiri yang memang sejak kemarin ngotot memintanya untuk meliburkan diri agar bisa menemaninya seharian.

Tentunya dengan melibatkan alasan bahwa anaknya yang sedang didalam kandungan perut Shani lah yang menginginkan hal itu.

Dan sudah pasti Bobby jelas tidak akan mampu menolaknya bila sudah mengatas namakan keinginan buah hatinya.

" Tapi kerjaan aku beneran belum selesai, Shani. Aku mana bisa pulang kalo- "

" Pulang atau malam ini kamu tidur diluar! "

Bobby meneguk ludahnya mendengar ancaman Shani, " Iya sayang. Aku pulang sekarang. "

" Bagus! Yaudah kamu pulang buruan, jangan ngayap dan jangan nanggepin cewek - cewek genit! Pokoknya satu jam kamu gak ada disini aku langsung lemparin barang - barang kamu keluar dari kamar. "

" J-Jangan dong sayang, iya ini aku siap - siap pulang dulu ya. "

" Hm! " 




Klik!




Panggilan itu langsung dimatikan oleh Shani.

Bobby memijat keningnya, kepalanya mulai terasa pusing. Bagaimana tidak? Tumpukan berkas yang sedang dikerjakan olehnya belum selesai namun Shani lagi - lagi sudah memintanya untuk segera kembali pulang.

Semenjak kehamilan gadis itu, apapun yang Bobby lakukan selalu terasa serba salah. Tingkat ke sensiannya juga meninggi sekali, membuat Shani mudah sekali murka terutama bila Bobby tidak melakukan hal yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh gadis itu. Ya mungkin penyebabnya karena ia juga sedang mengandung yang membuat emosinya jadi tidak stabil.

Apples Of The EyeWo Geschichten leben. Entdecke jetzt