24. Hilang Untuk Ditemukan

894 77 31
                                    

" Setiap kali aku merindukannya, aku hanya dapat melihat hatiku .. karena itu mungkin satu-satunya tempat dimana aku dapat menemukannya sekarang. "










*
*
*
*
*









Hari yang berkeluh kesah ..
Bagai tengah memeluk jiwaku yang payah.
Keresahan yang tak pasti juga seakan mulai menenggelamkanku sedikit demi sedikit.

Begitu pun keheningan saat ini, seperti sebuah telaga besar yang sedang membeku.
Membuatku mau tak mau harus terjebak untuk turut beku didalamnya.

Teruntuk ribuan detik yang datang namun harus terlewati, 
Teruntuk perjalanan simpang sana sini namun tak kunjung mendapatkan hasil,
Maaf ..
Semua harus menjadi sia - sia,
Karena kekecewaan telah berhasil memenangkannya ..

Perjuanganku tak menemukan titik temu.
Tak ada yang bisa kujangkau ..
Begitu sempurna kesepianku ini.

Saat ini Shani sudah kembali berada di Indonesia. Setelah perjalanannya ke Madrid yang tidak menghasilkan apapun alias hanya sia - sia, pada akhirnya gadis itu pun lebih memilih untuk kembali pulang ke negaranya.

Untuk apa Shani berlama - lama disana, ia juga tidak berhasil menemukan Bobby disana. Bahkan pemuda berkacamata itu pun masih dinyatakan menghilang tanpa kabar.

Ya, keluarga dan orang terdekatnya pun masih tak bisa menghubunginya.

" Shani! "

" V-Vino? "

Shani seketika mengernyitkan dahinya heran begitu menatap sosok Vino yang malah ada dihadapannya untuk menjemputnya dibandara. Dalam benaknya ia cukup bertanya - tanya.

" Hey! " Sapa Vino mengulas senyum ramahnya.

" Kamu yang jemput? Bukan Gracia? " Gadis lalu itu menaikkan alisnya menatap Vino bingung.

Pemuda dihadapannya itu mengangguk.

" Gracia sibuk, lagi dikejar deadline. Jadi aku menawarkan diri deh buat jemput kamu hari ini. " Jelas Vino hangat.

Shani sempat terdiam mendengarnya hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk bersuara. " Oh, harusnya kamu nggak perlu repot - repot Vin. Aku bisa naik taksi kok kalo Gracia nggak bisa jemput. "

Vino menggeleng, ia lalu berinisiatif untuk membawakan koper Shani. " Aku nggak repot. Aku melakukannya dengan senang hati. " Jawabnya bersemangat.

Dengan wajahnya yang tampak lesu dan letih, gadis itu pun mengulas senyum tipisnya.

" Terimakasih, Vino. " Suaranya terdengar begitu lemas.

Melihat Shani yang terlihat lemas dan sedih begini sebenarnya juga ikut membuat Vino turut bersedih meski memang dengan alasan yang berbeda. Ya, Vino telah mendengar cukup banyak dari mulut Gracia mengenai kegagalan Shani untuk bertemu dengan Bobby di Madrid. 

Vino sendiri tak bisa berpendapat apapun, karena ia juga tidak terlalu mengenal sosok Bobby. Dan ia sedikit tak mengerti dengan jalan pemikiran Bobby yang bisa dibilang cukup rumit dan sulit untuk dipahami.

Namun, ia sungguh tak rela bila melihat gadis yang sangat ia cintai terlama lama larut dalam kesedihan seperti ini.

" Semua pasti bakal baik - baik aja, cantik. Jangan terlalu khawatir atuh .. katanya nih, sesuatu yang udah jadi takdir kamu itu nggak akan pernah berpaling menjadi milik orang lain. " Hibur Vino, pemuda itu menoleh sejenak dan mengelus puncak kepala Shani dengan lembut.

Apples Of The EyeWhere stories live. Discover now