22. Golden Boy

988 71 36
                                    


" Caranya mencintai kamu dengan pergi dan menitipkan kamu denganku itu sudah membuktikan bahwa dia juga cukup pantas untuk kamu. "








*
*
*
*
*









" Veranda! "

Veranda langsung memutuskan untuk menutup pintu apartementnya kembali begitu ia malah mendapati Keenan lah yang pagi - pagi ini sudah bertamu ketempatnya.

Namun, tangan Keenan jauh lebih cepat untuk menahan pintu tersebut.

" Aku nggak mau ketemu kamu, Nan! " Ketus Veranda kesal.

Keenan menggelengkan kepalanya. " Aku minta maaf soal kemarin. Aku nggak sanggup buat pisah sama kamu, Ve. Aku bener - bener nyesel banget! " Seru pemuda itu serius.

Kini Veranda yang harus menggelengkan kepalanya. Tidak akan ada lagi kesempatan yang dapat ia berikan untuk Keenan Devano Prasetya. Tidak setelah Keenan berulangkali menyalahgunakan kesempatan yang selama ini sudah diberikan gadis itu.

" Ve! Please .. Maafin aku. Aku tau salah dan aku janji nggak akan pernah ngulangin lagi. " Pinta Keenan, dengan tatapan memohonnya.

" Aku nggak bisa! " Gadis itu mengalihkan pandangannya. Matanya telah berkaca - kaca menahan buliran air mata yang mulai menumpuk dimatanya.

Keenan menundukkan kepalanya lemas mendengarnya. " Kenapa Ve? Karena Bobby? Karena putusnya kita membuat kamu ingin mengejar dia? "

Veranda terdiam mendengarnya.

Keenan menggelengkan kepalanya tak bisa mempercayainya. Emosinya seketika kembali memuncak, " TAPI DIA SUDAH MENIKAH VERANDA! " Bentak Keenan kesal. Ekspresi wajahnya memperlihat sebuah luka yang tersembunyi dibalik matanya.

" Kamu nggak mungkin kan ingin menghancurkan rumah tangga orang lain?! " Keenan mengerutkan dahinya.

" Bobby ingin berpisah dengan istrinya. " Balas Veranda dengan tajam.

Keenan cukup terkejut mendengar balasan dari gadis itu yang hampir ia pikir bahwa Veranda ini baru saja bercanda padanya. Namun begitu melihat ekspresi wajah gadis itu yang tampak serius, Keenan lagi - lagi menggelengkan kepalanya tak menduga bahwa Veranda ingin senekat itu.

" Ve .. bilang sama aku kamu ini lagi bercanda. Kamu sendiri yang bilang kalo cinta pertama kamu itu udah selesai. " Keenan mengerjapkan matanya kecewa. " Kamu nggak bisa mengejarnya lagi. Dia itu nggak pernah mencintai kamu. " Tambah Keenan suaranya memelan.

Veranda mengulas senyuman sinis menatap Keenan.

" Lalu apa masalahnya? Aku akan berusaha membuat dia suka sama aku. Dengar ya Nan, Bobby itu berbeda sama kamu. Jangan bicara seolah - olah dia sama seperti kamu. "  Tegas Veranda tajam.

" Kenapa Veranda? Kenapa posisi aku nggak pernah bisa sama sepertinya? Aku yang bertahun - tahun menemani kamu, sedangkan dia .. dia nggak pernah sekalipun melihat kamu. "

Veranda menarik napasnya dalam. " Dilihat dari sudut manapun Bobby itu jelas lebih baik dari kamu, Keenan. Dia selalu tau bagaimana caranya menghargai perasaan oranglain. Jangan bicara soal cinta, karena kamu yang selalu bilang cinta sama aku pun nyatanya kamu masih selalu mencari sandaran dari pundak perempuan lain. " Jawab gadis itu, tatapan matanya pun tak kalah kecewa dari Keenan.

Keenan terdiam mendengarnya. Perkataan dari Veranda sungguh membuat perasaannya terluka, hatinya hancur seolah telah diremuk hingga menjadi sebuah serpihan.

Apples Of The EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang