17. Kisah Yang Belum Usai

701 61 11
                                    

" Apakah aku ini bukan bagian dari mimpimu?
Sehingga kamu jauh lebih memilih menyakitiku dari pada memilih tinggal bersamaku. "





*
*
*
*
*
*







Bobby membungkukkan tubuhnya lebih mendekat pada Shani yang saat ini masih tertidur pulas diranjang. Ditatapnya wajah gadis cantik perebut hatinya itu dalam - dalam hingga sorot matanya yang teduh berubah menjadi hangat, memancarkan sebuah kasih sayang yang selalu tersembunyi dari balik mata tajamnya.

Dengan perlahan Bobby menggerakkan jemari tangannya menyentuh kening gadis itu dengan hati - hati, selembut mungkin agar ia tidak membangunkan Shani dari tidurnya.

Ah, Bobby begitu menyukai gadis ini.

Suka sedalam - dalamnya sampai ia sulit untuk memikirkan bagaimana caranya untuk berhenti menyayangi gadis seperti Shani Indira Natio.

" Kamu adalah sebuah ilusi yang selalu aku semogakan untuk menjadi nyata, Shan. " Bobby mengulas senyumnya tipis membelai rambut Shani.

Memandangi gadis ini sungguh dapat membangkitkan imajinasi Bobby untuk kembali berfantasi indah tentang bagaimana ia dan Shani dapat bersama didalam pikirannya.

" Suatu hari nanti pada kehidupan selanjutnya, mari kita bertemu kembali. Tidak sebagai dua manusia yang terjebak pada kisah dimasa lalu. Melainkan hanya sebagai dua manusia biasa yang tak pernah mencinta sebelumnya, dan yang terpenting tidak terikat dengan kisah apapun. " Seru Bobby pelan sekali, ia lalu menempel dahinya dengan dahi gadis itu. Memejamkan matanya lalu tersenyum mencoba untuk menikmati sakit dan sesak yang meronta - ronta pada dadanya saat ini.

Mencintaimu adalah sakit yang paling kunikmati saat ini.

Bobby tak melunturkan senyumannya, ia lalu mengecup kening gadis itu dengan lembut. Berusaha untuk menyampaikan rasa cintanya yang tak mampu ia katakan secara langsung. Semua hanya dapat dipendam dan disimpan rapat didalam hatinya.

" Aku berangkat kerja dulu ya. Kamu baik - baik dirumah, Shan. " Ucap Bobby, jemari tangannya bergerak mengusap pipi Shani sebelum akhirnya pemuda berkacamata itu benar - benar beranjak pergi meninggalkan kamar.

Setelah kepergian Bobby, Shani seketika langsung membuka matanya. Gadis itu meneguk ludahnya tak bisa percaya. Ya, Shani itu tak benar - benar tertidur tadi. Awalnya ia hanya ingin mengerjai Bobby, namun ternyata yang malah ia dapatkan tadi adalah ungkapan isi hati Bobby.

Namun, kata - katanya sulit untuk dipahami.

Shani tak paham, benar - benar tak mengerti. Apakah itu adalah kalimat cinta untuknya?

Gadis itu pun menghela napasnya panjang. Dia menaruh kedua tangannya tepat didadanya, merasa ada yang sedikit aneh dengan tubuhnya. Jantungnya masih terus berdebar cepat, membuat Shani bahkan sedikit sulit untuk mengontrol napasnya saat ini. Belum lagi aliran tubuhnya menghangat menimbulkan sebuah perasaan yang masih tak dapat diterka olehnya. Namun lagi - lagi, ini terasa menyenangkan.

Dan seketika wajah Shani langsung memerah memanas begitu mengingat Bobby yang tadi sempat mengecup keningnya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Shani lalu menggelengkan kepalanya berulang - ulang, berusaha untuk menepis ingatan tadi karena itu sungguh membuatnya malu sekali.

Apples Of The EyeWhere stories live. Discover now