27. Tamu Tak Diundang

1.3K 82 60
                                    

" Saya peringati kamu untuk terakhir kalinya buat enggak terus bertindak seenaknya. Setidaknya tolong gunakan otakmu, otot itu nggak selamanya menjadikan kamu pemenang. "












*
*
*
*
*














" Apenih senyam - senyum mulu dari tadi? " Celetuk Gracia, gadis itu memincingkan matanya curiga menatap Shani yang memang sejak tadi sibuk memainkan ponselnya.

Shani terkekeh mendengarnya, " Ini loh, Ge. Abang kamu tuh gemesin banget deh, dichat tuh sok - sokan cuek segala jual mahal tapi dipancing dikit ujungnya pulang kerja langsung minta ditemenin dinner diluar. " Jawab gadis itu menoleh pada Gracia.

Gracia tertawa geli mendengar cerita dari Shani, "
Ya namanya juga Abang Ci, tau sendiri kan gengsinya setinggi raksasa. Kerjaannya denial mulu .. sok - sokan bilang nggak cinta padahal mah bucin mampus. "

Shani setuju dengan komentar Gracia barusan. Bobby itu gengsinya benar - benar luar biasa, bahkan sampai saat ini pun suaminya itu masih suka menyangkal dan malu - malu untuk mengutarakan rasa sayangnya.

" Tapi justru itu kan yang jadi pointnya Ge, hal itu yang ngebuat Abang kamu lebih kelihatan spesial dan beda dari cowok - cowok lain. " Shani mengulas senyumnya lebar, rasanya seperti semua hal yang menyangkut dengan Bobby selalu dapat membuat senyumnya mengembang sempurna.

" Martabak kali ah segala spesial. " Celetuk Gracia gemas.

" Ih, beneran! Cowok kayak Abang kamu itu jujur langka banget, atau mungkin malah satu - satunya didunia. Profesiku ini kan artis, sering banget ketemu cowok - cowok dengan berbagai sifat, ada yang baik, ganteng, romantis pokoknya macem - macem deh. Tapi aku enggak pernah nemuin orang kayak Kak Bobby, cowok dengan tampang datar dan berhawa dingin tapi bucin akut .. dimana lagi coba aku bisa menemukannya? " Mata gadis itu mulai berbinar - binar, mengingat Bobby jadi membuatnya kembali merindukan sosok suaminya itu. Padahal keduanya baru saja bertemu beberapa jam yang lalu sebelum Bobby pergi ke kantor ckck.

Gracia pun menghela napasnya malas, manusia kalo sedang kasmaran itu cukup lucu ya. Pasangannya pasti akan didewa - dewakan seperti ini.

" Cie elah, iya paham mentang - mentang sekarang lagi hangat - hangatnya. Mesra banget gini jadi bikin iri aja sih Cici sama Abang. " Gerutu Gracia kembali.

Shani pun kembali tersenyum lebar mendengarnya. Gadis itu lalu merangkul Gracia bersemangat, " Makannya Gre, nikah deh cepet - cepet. "

" ASTAGA CICI! AKU LULUS KULIAH AJA BELUM LOH, MASA UDAH DISURUH NIKAH. " Gerutu Gracia berteriak keras menggelengkan kepalanya tak percaya.

" Lagian calon aja akutuh enggak punya Ci. Masa iya sih nikahnya sama kambing. " Tambah gadis itu lalu mengelus dadanya lemas.

Shani tertawa terbahak - bahak mendengar respon dari Gracia.

" Loh kemarin bukannya sempat diantar pulang sama cowok ya? " 

Gracia menaikkan alisnya bingung, " Hah? Siapa? "

" Itu loh yang di snapgramnya Chika. "

" Oalah, itu sih Ara. " Jawab Gracia.

Shani pun terkekeh. " Lucu banget namanya Ara. Dia gebetan kamu? "

Mendengar hal itu Gracia langsung menggelengkan kepalanya.

" Ya enggaklah Ci. Dia itu pacarnya Chika, nama aslinya sih Zahran. Cuma dari kecil katanya dia udah dipanggil Ara, nggak paham deh aku sih cuma ngikutin orang - orang manggil dia aja. "

Apples Of The EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang