Kebaikan

370 37 9
                                    

Pagi hari pun tiba, sarada segera bangun dari tidurnya dan segera mandi, pagi ini sarada terlihat sangat lapar sekali karena mulai dari 2 hari yang lalu ia tidak makan sama sekali, sekarang sarada bukan lagi gadis manja yang bangun tidurnya harus dibangunkan oleh mamanya, jika sarada tidak bangun mamanya maupun papanya tidak akan peduli padanya, setelah selesai mandi sarada segera memakai seragam sekolahnya dan bersiap siap untuk berangkat ke sekolah, sarada telihat sangat imut dan manis dengan jepitan warna merah di kepalanya.

" Sudah selesai, sepertinya aku langsung berangkat saja dan sarapan disekolah, mungkin papa dan mama tidak akan peduli padaku lagi " gumam sarada dengan raut sedih.

Sarada segera bangkit dari keterpurukannya dan pergi ke sekolah, saat menuruni tangga sarada melihat papa, mama dan saki yang sedang sarapan pagi. Tanpa basa basi sarada segera berjalan melewatinya tanpa bersuara.

" CK dasar anak tidak tau diuntung, sudah diperbolehkan tinggal disini masih saja angkuh sama yang punya rumah " cibir sakura dengan nada mengejek.

" Sudah lah ma " ucap saki berusaha mencari muka dihadapan sakura

Sarada hanya menghela nafas berat dan melanjutkan jalannya menuju ke sekolah, sarada berjalan dari komplek perumahan sampai depan jalan raya dengan berjalan kaki, jarak antara jalan raya sama rumahnya sekitar 100 meter, sarada berhenti dihalte bus dekat komplek perumahannya, saat sarada tengah asyik melamun, pandangannya sekilas beralih kearah pintu masuk komplek terlihat mobil papanya keluar dari komplek tersebut, rasa sedih yang sarada rasakan sangat sakit mengigat kejadian beberapa hari yang lalu saat saki bertindak ceroboh sehingga mengakibatkan dirinya yang kena. Sarada kembali melamun, tapi lamunannya buyar ketika melihat mobil pamannya berhenti didepannya.

" Sarada ngapain kamu disitu, ayo berangkat bareng kita " panggil izuna dari dalam mobil.

Tanpa basa basi sarada segera menghampiri mobil pamannya Itachi dan masuk kedalam mobilnya.

" Apa papamu tidak mengajakmu sarada " tanya Itachi ketika sarada yang sudah berada didalam mobilnya

" Itttuu, sarada ingin berangkat sendiri paman " ucap sarada nyengir untuk mengalihkan pembicaraan

" Jangan kamu tutup tutupi, aku tau semuanya " ucap Itachi dengan nada serius

Sarada hanya diam tak ingin menjawab ucapan dari pamannya, pamannya tau apa yang dialami oleh sarada, entah kenapa tiba2 perut sarada berbunyi sangat kencang.

Kruucuuukk kruucuuukk

" Astaga perutku bunyi " batin sarada cemas

" Apa kamu lapar sarada " tanya izuna ketika mendengar perut sarada bunyi

" Ttiidaakk izuna-nii " elak sarada

" Yakin, perutmu bunyinya kenceng Lo tadi " ucap izuna menyakinkan sarada

" Bener niisan " ucap sarada begitu yakin sambil tersenyum lebar.

" Izuna berikan bentomu untuk sarada biar dia tidak lapar " ucap Itachi kepada putranya

" Jangan paman itu kan bento milik izuna-nii " tolak sarada secara halus

" Kalau gitu ayo sarapan bareng denganku sarada, aku juga belom sarapan tadi " ucap izuna menawarkan sarada untuk sarapan berdua

Izuna menyerahkan satu potong sandwich kepada sarada, sarada menerimanya dengan ragu ragu, ia merasa merepotkan paman dan kakak sepupunya.

" Makanlah sarada, paman tau kamu laparkan " ucap Itachi sambil melirik kearah sarada.

" Arigatou paman " ucap sarada sambil meneteskan air matanya

Itachi yang meliriknya dari kaca spion mobil pun merasa iba dengan kondisi keponakannya, melihat sarada makannya sangat rakus seperti orang yang tidak makan selama 2 hari, badan sarada kurusan dan wajahnya pucat, Setega itukah adik mereka menyiksa sarada yang masih berusia 6 tahun walau ia sudah kelas 2 sekolah dasar.

No More Dream (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang