Pregnant

251 19 2
                                    

Usia kehamilan sarada kini sudah menginjak 5 bulan, tak terasa waktu begitu cepat membuat kondisi sarada makin menurun. Saat ini sarada tengah berada di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kehamilannya. Janin sarada terlihat sangat sehat tapi tidak dengan dirinya yang semakin hari semakin pucat, lemas dan kurus itu. Tsunade yang merupakan dokter kandungan sarada merasa iba melihat kondisi pasiennya yang terlihat tersiksa itu.

" Kondisi janinmu sehat tapi tidak dengan kondisimu sarada, lihat lah kondisimu kian memburuk semakin bertambahnya usia kehamilanmu " ujar Tsunade membuka suara setelah melakukan pemeriksaan kepada sarada

Sarada hanya menghela nafas beratnya mendengar ucapan dari mulut dokter kandungannya.

" Jangan terlalu memaksakan diri sarada, masih ada waktu untuk mengugurkan janin itu sebelum usianya masuk 7bulan " ujar Tsunade memberikan solusinya

" Aku tidak akan pernah menggugurkan bayi ini dokter, meskpun taruhannya adalah nyawaku sendiri " ujar sarada dengan yakinnya

" Melihat kondisimu sekarang ini membuatku khawatir sarada, aku mohon dengarkan aku kali ini saja " ujar Tsunade memohon kepadanya

" Sekali tidak tetap tidak dokter!, Baiklah saya permisi " ujar sarada dengan nada kesalnya, kemudian berdiri meninggalkan ruangan Tsunade

Kepergian sarada membuat Tsunade meneteskan air matanya, sarada sudah ia anggap sebagai putrinya sendiri.

" Semoga kau tetap hidup sarada " gumam Tsunade lirih

Sarada meninggalkan ruangan tsunade dengan perasaan kesalnya. Meski dirinya tengah sakit tapi tidak akan meruntuhkan kegigihannya untuk tetap mempertahankan janinnya. Sarada pergi meninggalkan rumah sakit untuk pergi menuju mansion haruno, sudah lama sekali sarada tidak kesana sejak pertemuan waktu itu dengan mamanya. Beberapa menit kemudian sarada telah sampai dimansion haruno. Sarada disambut hangat oleh nenek dan kakeknya dengan kehadirannya dimansion miliknya.

" Kau kesni lagi sarada " tanya mebuki seraya memeluk tubuh sarada

" Tentu nek, aku kangen mama, nenek dan kakek " ujar sarada sambil membalas pelukan mebuki

Mebuki melepaskan pelukannya dan menatap perut sarada yang terlihat membuncit.

" Cicit nenek sudah tumbuh dengan baik " ujar mebuki mengelus perut sarada

" Bagaimana kondisimu sarada " tanya kisazhi ikut bersuara

" Baik kek, meski aku harus bersusah payah membawa perut ini " ujar sarada berusaha berbohong

Mebuki dan kisazhi tau kondisi sarada sangatlah kurang baik dilihat dari wajahnya yang pucat, serta badannya yang kurus itu. Mereka berdua hanya berpura pura mempercayai ucapan dari cucunya itu.

" Bolehkah aku menemui mama sekarang nek, kek " ujar sarada kepada kedua orang tua mamanya

" Tentu sayang " ujar mebuki mengijinkannya

Sarada berjalan kelantai 2 dimana kamar mamanya berada. Sarada melangkah perlahan karena kondisinya terlihat lemah dan pusing dikepalanya mulai menyerang.

" Aku harus kuat demi anakku " ujar sarada menyemangati diringa sendiri

Kini sarada sudah sampai didepan pintu kamar tempat mamanya berada, perlahan sarada membuka pintu kamar milik mamanya.

" Sakura-nii, bolehkah aku masuk " ujar sarada dengan suara yang dibuat buat

Sakur terperejat mendengar suara mika yang diam diam dirindukannya.

" Masuk saja " ucap sakura dari dalam

Sarada masuk kedalam kamar mamanya, ia melihat mamanya tengah berada dibalkon dengan duduk menghadap keluar.

No More Dream (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang