9. His Sudden Move

36 6 0
                                    

halo halo, selamat hari Senin!

gimana suasana Idul Fitri di tempat kamu?

semoga khidmat ya~ jangan lupa protokol kesehatan ;)

.

.

Asha memandang kaos Alva dimana seluruh bedak dan foundation nya menempel disana sehingga pria itu memutuskan untuk mandi dan berganti pakaian dirumahnya.

".... Maaf ya baju lo ketempelan makeup gue." Cicit Asha berusaha mengatur nada suaranya agar tidak terdengar habis menangis.

"Itu Cuma baju, bisa dicuci bisa ilang noda nya." Alva meraih micellar water dan kapas untuk membersihkan wajah Asha, ia berlutut untuk mengusap wajah perempuan yang masih hanyut dalam kesedihan. "Jadi.... Lo mau ceritain ngga, siapa cowok yang tadi?"

"Mantan gue, namanya Rion." Jawab Asha dengan mata yang masih merah, "Kata Ezra dia pindah keluar kota karena dinas, tapi tadi... gue ketemu dia setelah dua taun kita putus, bawa istri juga huhuhuhu~"

Alis Alva mengeryit khawatir melihat Asha yang tidak berhenti menangis, hatinya sedikit luluh menghadapi kenyataan bahwa sosok julid nan ketus yang dia kenal ternyata juga perempuan yang mudah terluka perasaannya.

"Lo pengen ngetawain gue kan karena mewekkin cowo? Lemah sama cowo? Iya kan?" cecar Asha masih mewek.

"Lo pengen ngetawain gue kan karena mewekkin cowo? Lemah sama cowo? Iya kan?" cecar Asha masih mewek

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ge-er." Cetus Alva masih fokus membersihkan wajah Asha, "Kenapa mesti mikir kayak gitu, lo takut banget dianggep sebagai cewek lemah gitu? Semua orang punya hak buat nangis kali termasuk laki-laki."

Asha meraih tisu dan menyembulkan hidungnya yang penuh ingus lalu teringat Alva masih ada di hadapannya, "Maaf... gue jorok."

"Hahahahahah ngapain sih minta maaf mulu." Jawab Alva tertawa terbahak bahak, "Mending dikeluarin daripada ditahan bikin penyakit."

"I—iya." Jawab Asha malu, ia melirik pintu kamar seraya membatin kenapa kedua kakaknya tidak kunjung mendobrak dan mencurigai Alva yang dirasa sudah terlalu lama didalam kamar adik perempuan mereka.

"Udah bersih nih, mau dicuciin mukanya?" tanya Alva seraya tangannya membuang kapas terakhir, "Iya ya ternyata lu kalo dandan ke kantor lumayan tebel, buat seharian pasti gitu ya."

Terlalu lama menatap Alva membuat jantung Asha kembali berdesir, "Mi—misi, gue mau mandi. Lu nunggu diluar aja." Tukasnya seraya berdiri dari kursi dan menutupi wajah dengan handuk.

.


"Wah lagi apes tuh si Asha." Komentar Will sembari mengunyah cireng buatan Irwan, mereka berkumpul di ruang tv sembari menonton film. "Bisa bisanya udah dua taun putus eh ketemu dah jadi suami orang."

Alva mengangguk kecil kemudian ikut mengambil cireng, "Emang putusnya ga baik baik bang?"

"Di ghosting* dia." Celetuk Irwan sibuk mengunyah kacang. "Makanye nih abang yang satu lagi jadi protektif banget sama Asha." Irwan menunjuk Will dengan bibirnya yang dimanyunkan.

" Irwan menunjuk Will dengan bibirnya yang dimanyunkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kaya lu ngga protektif aje bang." Balas Will, "Gebetannya Asha semua lu jutekin kan? Apalagi kalo ganteng kayak Rion gitu."

Alva mengangguk kecil untuk menutupi perasaannya yang geli sendiri, berarti bang Irwan ga nganggep gue ganteng ya, rese. Batin Alva

"Pada nonton apaan?" sahut Asha dari lantai dua.

"Ini film di tv, biasa.... Film apa aja dah." Balas Will, "Turun sini nonton bareng."

"Ngga lah ngantuk gue." Jawab Asha kemudian melirik jam dinding. "Udah jam sebelas juga."

Seperti tersengat listrik, Alva melihat jam tangannya seraya terkejut. "Astaga pantes kok daritadi ada yang aneh, jam gue ternyata mati di jam Sembilan." Ucap Alva seraya bangkit dari sofa, "Gue ngambil tas dulu ya bang dikamar."

"Yoi santai aja Al, gue kira lu mau nginep." Komentar Irwan memandangi punggung Alva yang naik tangga dengan cepat.

"Heheh lain kali deh." Ucap Alva kemudian masuk ke kamar Asha dan melihat perempuan itu menggunakan sesuatu di matanya.

"... ini namanya eye mask." Ucap Asha canggung karena ditatap terus oleh Alva, "Ngga pernah liat emangnya?"

"Enggak." Jawab Alva singkat, "Balik ya gue."

Asha sontak bangun dari tempat tidur lalu menahan tangan Alva, "Em.... Makasih... udah nolongin gue yang jiper di depan Rion." Ucapnya. "Tapi... tapi gue tadi pucet bukan karena period."

"Terus gue harus bilang kalo lo jiper di depan cowok itu?" Alva memandang tangan mungil Asha yang masih menahannya, "Di depan cowok dan istrinya gitu? Gue bukan cowok yang sepolos itu Sha."

Wajah perempuan itu merah padam, ia menghempaskan eye mask yang menempel di bawah matanya dengan amarah "Ya ta--- tapi kan..."

Tiba-tiba Alva menempelkan bibirnya seraya menghisap bibir bawah Asha, semuanya terjadi begitu cepat sehingga Asha tak sadar Alva telah melepaskan ciuman.

"Hm...." gumam Alva menyentuh bibirnya dengan wajah sedikit merona, "dingin dan manis gitu rasanya, udah gue duga yang limited edition ternyata sebagus itu."

Jantung Asha kembali jedag jedug seraya Alva pergi meninggalkan ruangan, ia menutup mulutnya tak menyangka atas apa yang terjadi pada mereka. "Tadi... dia... ngapain anjir?!" pekik Asha kemudian bangkit meraih lipbalm Watermelon Sugar dan hendak membuangnya namun...

"Anjir tapi ini limited edition. Bangke!"


*note:

Ghosting

(n): istilah yang berasal dari Bahasa Inggris, secara makna kamus arti ghosting adalah berbayang.

(m):  perilaku menjauh atau tiba-tiba menghilang dari kehidupan seseorang tanpa mengirimkan kabar.

.

.

.

akur dulu lah sama Jason - Alva -

akur dulu lah sama Jason - Alva -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Monday, 17th May 2021

Watermelon Sugar • SEVENTEEN MINGYU ✓Where stories live. Discover now