19. Night in Lombok

29 5 0
                                    

Gada yg mau mampir nih?

.

.

"... demi apa dia sepupuan sama cowok itu?!" cetus Irwan tak percaya, "Tapi.... Muka mereka kan beda banget dek."

"Ya mana gue tau bang tapi yang jelas gue pernah liat mereka ketemuan di kantin kantor." Jawab Will, "Makanya gue lebih jutek sejak gue liat dia sama si bangke itu bang."

Irwan mengangguk pelan kemudian Will bertanya, "Lo sendiri... kenapa ngijinin Asha pergi berdua sama Alva? Lo ngga curiga sama temen lo yang satu itu, dia ngintilin si adek terus sejak lo kenalin mereka. Lo ijinin Alva buat anter jemput dia, kalo mereka ternyata pacaran gimana?"

 Lo ijinin Alva buat anter jemput dia, kalo mereka ternyata pacaran gimana?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Emang... gaboleh juga sama Alva?" balas Irwan, "Selama ini dia hangout terus sama kita emang pernah liat dia ada niatan jahat sama adek?"

"Asha ngomel terus kalo abis ketemu dia, emang bukan bukti?" tanya Will seraya menautkan kedua alisnya, "Bang, adek tuh tanggung jawab kita setelah Mama Papa udah ngga ada, lo baiknya lebih selektif kalo ngenalin cowo ke Asha."

Irwan tersenyum miring menanggapi Will, "Tapi... lo pernah liat ga mukanya si adek merah padam kalo lagi berantem sama temen gue?" tanya Irwan, "Mau nolak di bibir juga gue tau Will, Asha juga suka sama Alva."

"Tapi pastiin ya kalo dia ngga ada niat jahat sama Asha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tapi pastiin ya kalo dia ngga ada niat jahat sama Asha." Titah Will, "Setelah apa yang lo kasitau tentang si adek.... Gue jadi ngga tenang bang."

.

"Al." panggil Asha

"Hm?"

".... Naik sini aja." Ucap perempuan itu dengan suara pelan, ini adalah malam kedua mereka menghuni satu ruangan. "Ntar lo masuk angin kalo dua malem tidur di lantai."

Tanpa banyak bicara Alva naik ke tempat tidur dan menyamankan diri di balik selimut, "Sekalian peluk ngga?" tanyanya jail

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tanpa banyak bicara Alva naik ke tempat tidur dan menyamankan diri di balik selimut, "Sekalian peluk ngga?" tanyanya jail.

"... ntar ngadi ngadi lu." Balas Asha, tanpa sadar jantungnya berdegup mendengar suara Alva yang lebih dekat dengannya.

"Ngga, sini." Jawab Alva seraya mematikan lampu kamar, "Dah, gelap noh. Ngga keliatan apa apaan."

Asha beringsut mendekatkan diri pada Alva seraya mereka bergelung bersama, perempuan itu mengatur nafas agar tak terdengar grogi.

"Gimana perasaannya... ketemu sama korban perundungan lo setelah sebelas taun?" Alva memulai percakapan.

"... kaget sih, ternyata ini misi yang Will maksud." Jawab Asha, "Kalo gitu... mesti ketemu satu orang lagi dong."

"Hmmmm iya kayaknya." Tanggap Alva, "Tapi bulan depan aja, nabungin cuti dulu elo-nya."

"Oh iya ya, hahahah..." jawab Asha tertawa ringan, beberapa saat kemudian ia merasakan tangan besar Alva menyisir rambutnya perlahan.

"Gue punya adek perempuan." Ungkap Alva, "Rambutnya panjang kayak elu gini hitam legam, kalo lagi hujan gede biasanya ke kamar gue... katanya takut petir. Terus gue peluk sampe dia tidur terus gue pindahin ke kamarnya."

Asha mengangguk pelan, "Terus dimana dia sekarang?"

"Dirumah kok hehe." Jawab Alva jenaka, "Ya udah besar ngga takut petir lagi jadi ngga ke kamar gue lagi."

"Oalah kirain kalian beda rumah." Komentar Asha.

"... mau gue kenalin?" tanya Alva. "Dia orangnya santai kok, mau lu gue kenalin sebagai istri juga dia iya iya aja wkwkw."

"Ish." Cetus Asha menepuk lengan pria itu sekilas, "sembarangan."

"... seriusan." Jawab Alva merendahkan suaranya, "emang gamau jadi istri gue?"

Asha menghela nafas merasakan wajahnya memanas sembari kontak fisik dengan Alva masih terjadi. "Entah kenapa serius yang lo maksud kedengeran kayak becanda dan bang Will bilang jangan percaya sama omongan cowo karena rata-rata cowo itu buaya."

"Bang Will bener kok," komentar Alva, "Tapi doi bilangnya cowo kan? Gue mah bukan cowo."

"Lah... terus apaan dong?" balas Asha merasa absurd.

"Gue laki-laki... yang kalo serius beneran serius." Jawab Alva yang lagi-lagi merendahkan suara. "Anti ghosting ghosting club, heheheheh~"

Jantung Asha yang hampir meledak membuat perempuan itu bangkit menuju kursi sebelah kasur, menyalakan lampu meja menggunakan sesuatu yang dirasa bisa meredakan debaran jantungnya.

"Eh... make apa lu?" tanya Alva seraya Asha kembali ke kasur setelah mematikan lampu.

"... make Watermelon Sugar." Bisik Asha seketika membuka bibir perlahan menghisap bibir Alva seraya pria itu membalas ciumannya. Mereka berganti posisi tanpa melepaskan ciuman seraya Alva duduk memangku Asha dan menanamkan jemarinya di pinggang perempuan itu, Asha merapatkan pelukannya di leher Alva sesekali mengacak lembut rambut laki laki itu.

"eh eh-- Udah woy." Alva melepas ciuman dan membekap Asha dalam rengkuhannya, "Makin malem makin ngawur nih, inget weh belom suami istri kita."

"Salah lo." Ucap Asha lirih, "... Bahkan jantung gue ngga pernah deg-degan separah ini sama Rion,.... Bisa bisanya lo bikin gue kaya gini, Alvaro Mahendra."   

.

.

.

Salam dari Alva a

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Salam dari Alva a.k.a kim mingyu  yang lagi karantina dan udah mulai bosen (katanya) 🤣

Wednesday, 24th June 2021

Watermelon Sugar • SEVENTEEN MINGYU ✓Where stories live. Discover now