18. Dipta

33 5 7
                                    

sepi banget euy pada kemana ini dear readers? wkwkwk~

.

"Bang..." Asha berusaha bicara dengan Irwan melalui telepon, wajahnya tampak frustasi. "Kenapa abang bisa mercayain adek sama Alva? Emang dia ngomong apa sih sama abang sampe abang ngebolehin adek pergi keluar kota sama dia hahh??"

Irwan yang berada di seberang telepon tak menjawab, "Will... adek lo kenapa sih?" tanyanya pada Will yang sepertinya berada di sampingnya, "Biasanya dia gasuka di larang sekarang malah minta dilarang."

"Kata Alva dia ada misi khusus buat lo!" Will menyahut, "Udah pokoknya pulang kesini jangan lupa bawa oleh oleh yang banyak! Kalo ngga gue acak acak kosmetik lo!"

Pembicaraan terputus seraya Asha menatap layar ponsel sembari memaki, "bang Will bangke banget ngancemnya, mau gue acak acak balik kamarnya hah?"

"Heh muka jutek banget kenapa sih?" tiba-tiba Alva muncul setelah menyelesaikan check-in penerbangan, "Ayok udah boarding nih." Ucapnya seraya Tangan Asha digenggam dan ia menggeret koper milik perempuan itu. Selama pergerakan menuju pesawat tak sedikit orang yang memandang mereka seraya berkomentar

Wah cowoknya tinggi banget ya..

Pasutri baru ya, serasi banget~

"Lu tuh ya... tiap jalan pasti mengundang perhatian orang." Komentar Asha, "Kayak pohon sih lu haha."

"Sebenernya mereka tuh pada ngomentarin elo tau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebenernya mereka tuh pada ngomentarin elo tau." Balas Alva, "pada muji-muji katanya lo cantik."

".... Dih apasih modus banget." Cetus Asha yang dadanya mulai berdegup kencang, "Ngomong ngomong... kita ngapain sih ke Lombok?"

Alva tersenyum tipis, "Ada orang yang harus lo temuin." Jawabnya, "Will bilang gue punya misi dan itulah faktanya."

"Misi apaan sih kayak bocah aja." Komentar Asha seraya membantu Alva mengangkat koper miliknya, seraya mereka duduk bersama perempuan itu memperhatikan wajah Alva dengan seksama dan menyadari sesuatu. "Lo... dandan ya?"

"Tipis tipis, cakep kan?" tanya Alva penuh percaya diri.

"Engga." Jawab Asha singkat, setelah sabuk pengamannya terpasang tiba-tiba Alva menarik dagunya perlahan.

"Ngga cakep tapi.... bikin deg-degan kan?" ledek Alva

Asha mengulum bibirnya menahan kesal, lagi-lagi jantungnya berdesir tanpa perintah. Ia menepis pelan tangan Alva yang ada di dagunya. "Jangan pegang pegang muka nanti bedak gue keapus." Jawab Asha yang salah tingkah.

.


"... Kenapa booking kamarnya cuman satu sih??" tukas Asha tak percaya dengan fakta bahwa mereka berdua harus berbagi ruangan. "Lu mau ngadi ngadi ya??"

Watermelon Sugar • SEVENTEEN MINGYU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang