17. His Plan

28 6 0
                                    

.

.

"Gimana kakinya, masih sakit?" tanya Alva yang berkunjung setelah Asha memberitahu bahwa ia mengambil cuti karena cedera. "Seriusan gabisa jalan sampe harus cuti?"

Asha mengangguk pelan, "Padahal udah dipijet tapi belom pulih." Keluhnya.

"Udah dikompres es batu? Bang Irwan biasanya paham ginian." Tanya Alva lagi seraya menengok ke sekitar. "Bengkak ngga?"

"Tuh liat aja." Asha membuka selimut yang menutupi kakinya yang membiru setelah dipijat, "Kayaknya malah makin parah."

"Ya ampun, coba diangkat ke dinding

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ya ampun, coba diangkat ke dinding. Kayaknya bang Irwan lupa tahap yang ini." komentar Alva seraya membantu Asha mengangkat pergelangan kakinya untuk ditempelkan ke dinding. "Kalo cedera posisi tubuh yang cedera harus lebih tinggi dari jantung, kan atlit basket cedera ditanganin nya gitu."

"Pantes bang Irwan butuh asisten, hal ginian aja dia lupa kayaknya." Cetus Asha seraya tertawa kecil.

"Heheh bentar aku ambilin kompres di bawah." Ucap Alva kemudian keluar kamar Asha dan menyaksikan Irwan bercengkrama bersama Will di lantai bawah, wajah mereka terlihat serius.

"Apa perlu rontgen ke rumah sakit?" suara Will sayup sayup terdengar, "Duh.. gue jadi kepikiran sampe gini banget."

"Makanye jangan ambis jadi orang ckck." Komentar Irwan, "Tenang kan si Alva udah dateng, ahlinya pertolongan pada cedera doi."

"Yang guru olahraga lu apa dia dah bang, masak dia yang lebih paham gituan daripada elu?" kritik Will tanpa basa basi, "Jadi... ehm ngga usah rontgen kan ya?"

"Lebay lu ah." Balas Irwan, "Ngomong ngomong... lu liat ga sih sebelom acara api unggun si Jason nganterin Asha dan mereka ngobrol lama di teras kamar?"

"Liat lah kan Jason ijin ke gue nganterin adek ke kamar." tanya Will. "Etapi yang bagian ngobrol.. gue ngga tau."

"Sepintas sih, gue denger mereka ngobrol soalnya gue masih di villa cowok waktu itu." Jawab Irwan, "Intinya sih..... Jason mau Asha jadi pacarnya."

Alva tertegun melihat ekspresi Will yang awalnya biasa berubah menjadi dingin, pria itu nampak tidak suka membayangkan kalau adiknya ada hubungan khusus dengan Jason.

"Siapapun kecuali Jason." Cetus Will penuh kebencian, "Ngga, gue ngga akan ngasih dia jalan sama adek gue lagi kalo ada maksud tertentu."

"Dia bilang mau buktiin ke elu kalo dia bisa bahagiain Asha." Lanjut Irwan, "Lagian kenapa sih lo keras banget kalo tentang Jason?"

Will mendengus kecil, sebenarnya Alva juga penasaran terhadap jawaban Will sampai tiba tiba suara telepon dari lantai bawah berdering. "Halo?" Irwan mengangkat telepon memulai pembicaraan.

"Adek laper bang bawain makanan dong ke atas." Ucap Asha yang suaranya terdengar oleh Alva, "Ini si Alva ga balik balik ke kamar adek katanya mau ngambil kompres."

Alva yang kelabakan segera lari ke kamar mandi untuk membuat alibi kepada Irwan, saat Irwan melintas Alva membuka pintu dengan wajah dibuat seperti orang mulas.

"Oalah ada yang sakit perut ternyata." Komentar Irwan sembari tertawa, "Lu belom tau kan kompresnya dimana? Di freezer ya di rak paling atas."

"Wah makasih bang untung segera dikasih tau hehehe." Balas Alva seraya menuju kulkas di lantai bawah, sembari mengambil kompres Alva melirik Will yang wajahnya masih menunjukkan ekspresi kesal. Ia ingin bertanya namun... Asha pernah memberitahunya untuk menghindari Will saat ia badmood karena pria itu tidak segan-segan berkata kasar pada siapapun yang mengganggunya.

"Ketemu ngga kompresnya?" sahut Irwan dari lantai atas, Alva mengacungkan kompres di tangannya dan hendak ke kamar Asha sampai tiba-tiba Irwan menahannya sesaat.

"Al." ucap Irwan menatap dengan bola mata hazel nya, "Itu... kompresnya lu pegangin ya, kan kakinya Asha lagi diangkat takutnya dia ngga ngerti malah ga segera sembuh."

"Oh... iya bang." Jawab Alva dengan hati mencelos, pandangan Irwan padanya sangat berbeda dari yang biasa. Ia khawatir Irwan telah mengetahui hubungannya dengan Asha.

"Kenapa lama banget sih?" keluh Asha dengan jutek, "Udah pegel nih gue posisi kayak gini!"

"Maap tuan putri, tadi... gue ke kamar mandi heheheh." Jawab Alva ringan, seraya pria itu duduk di sebelah kaki Asha dan menempelkan kompres ia membuka percakapan, "Sha... ada yang mau gue tanyain."

"Apaan." Balas Asha cuek memainkan ponselnya.

" Balas Asha cuek memainkan ponselnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Antara gue sama kak Jason... lo bakal milih dia kan?" pernyataan Alva bagai sengatan listrik yang menyambar pendengaran Asha, perempuan itu meletakkan ponsel perlahan.

"Kenapa tiba tiba bahas kak Jason?" ucap Asha.

"... gue tau apa yang dia lakuin ke elo pas family outing." Jawab Alva, "Tapi lo ngga cerita apapun sama gue jadi gue pikir.... Lo naksir dia."

"Hemh tapi kenyataannya kak Jason bukan pilihan." Asha mendengus, "Bang Will ngga akan pernah ngerestuin dia dan alasannya Cuma bang Irwan yang tau, kayak... mereka bahkan ga buka forum bareng gue untuk diskusiin itu."

"Kalo sama cowo lain.... pilih siapa?" tanya Alva melempar senyum terselubung.

"Bilang aja lo pengen dipilih, iya apa iya?" balas Asha memutar bola matanya, "Cowok... bangga banget kalo diakui sebagai pemenang."

"Ih... ngga sih biasa aja." Tukas Alva, "Sha... ntar kalo udah sembuh, lo mau ngga gue ajak pergi keluar kota?"

Pupil mata Asha melebar, "... bakalan dikasih ijin gitu sama bang Irwan?"

"Ijin mah gampang." Balas Alva, "Yang penting lo iya dulu."

.

.

.

SEVENTEEN Bentar lagi mau comeback gaes~

Gimana kesan kalian?

Kalo author sih seneng liat albumnya artsy bgt~ apalagi foto member2nya hehe

Kalo author sih seneng liat albumnya artsy bgt~ apalagi foto member2nya hehe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Thursday, 17th June 2021

Watermelon Sugar • SEVENTEEN MINGYU ✓Where stories live. Discover now