Adek

15.3K 786 17
                                    

Dering telpon yang nyaring membuat suasana hening perpustakaan fakultas pecah, beberapa pasang mata milik mahasiswa yang kebetulan tengah berada di dalamnya menoleh pada satu satunya sumber suara. Sedangkan pemilik benda meringis dengan perasaan malu lalu meminta maaf, segera tubuhnya bangkit berjalan keluar dari ruangan.


Netra beningnya menatap rentetan huruf membentuk nama disana, tombol hijau ia geser.

'Halo, kamu dimana?'

"Di perpustakaan mas, kenapa?"

'Kelasku udah beres, mau pulang bareng tah?'

"Yaudah tungguin aja di parkiran, adek kesana sekarang."

'Iyaa'

Tanpa ba bi bu, pemuda dengan jaket jeans itu membereskan barang barang pribadinya yang berserakan di meja, merapikan tampilannya lalu berjalan meninggalkan perpustakaan, menemui 'mas' nya yang menunggu di bawah langit terik parkiran.

..

Renjun, pemuda 20 tahun yang telah melalui banyak terpaan hidup sejak remaja, pengalaman terkelamnya adalah saat ia bertarung melawan maut kala remaja, terpaksa hanya menyisakan satu ginjal miliknya dan satu ginjal milik orang lain. Sampai detik ini Renjun selalu berterimakasih pada orang baik yang memberikannya organ dalam itu, walau ayahnya harus membayar mahal, tentu itu hal wajar.

Dua tahun terakhir kehidupan impiannya berjalan sesuai imajinasi. Berkuliah, hidup mandiri, jauh dari orang tua.

"Kemaren tetangga ngelamun malah kesurupan suster ngesot."

Suara dari belakang tubuhnya membuat Renjun berjingit kaget. Ia lantas memukul keras pundak pemuda yang ikut duduk di sisinya.

"Mas Jeno! kaget aku mas."

Jeno terkekeh lalu meraih kepala pemuda di sampingnya, meletakannya pada pundak, tangannya mengelus pelan surai hitam lembut milik pemuda itu.

"Laper gak kamu dek? kok mas laper lagi ya?" gumam Jeno.

"Masa nasi kucing empat bungkus belom kenyang?"

Jeno tertawa, "pengen kue cubit deh rasanya."

Renjun mendengus.

"Aku ngidam kayaknya, dek."

Plak!

Jeno meringis merasakan panas pada pahanya yang mendapat tamparan keras dari Renjun.

"Dek! kok kasar.."

"Sembarang sih kalo ngomong." sungut Renjun.

Jeno terkekeh mendengar sungutan itu, menurutnya semua tentang Renjun itu lucu. Bikin pengen ketawa.

"Heem sih, kan kamu yang ditusuk ya, masa mas---AW! SAKIT!"

Jeno berusaha melepas capitan tangan Renjun dari hidung bangirnya. Ia menjauh lalu mengusap hidungnya yang sekarang sakit.

FLOWER [RENJUN] (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang