Membahas Takdir

4.2K 299 11
                                    

Takdir setiap insan sudah jelas berbeda. Bayangkan, ada berapa miliyar takdir di muka bumi ini yang mengikuti setiap individunya. Semuanya tak sama walau ada yang hampir serupa. Takdir pula tak selamanya mulus, itu sudah jelas, sudah tergambar sempurna dalam otak bodoh Renjun. Takdirnya penuh lika liku, penuh air mata, dan penuh isak bahagia.


Pagi ini Renjun meramal takdirnya sedang tak bagus terbukti dengan adanya rintik hujan yang membuat aktivitasnya terhambat. Datang ke tempat kerja dengan tubuh kedinginan dan terlambat, beruntung tak hanya dirinya yang tak tepat waktu. Saat ingin menyeduh kopi pun Renjun membuat kecerobohan. Kopinya bertaburan di pantry kantor karena terlalu bersemangat menyobek kemasan.

"Ah! sial sial sial!"

"Mengumpat nggak bikin kopi lari sendiri ke tempat sampah."

Suara berat khas pria membuat Renjun membalikkan tubuhnya dengan cepat, pandangannya di suguhi manusia konyol, dengan tampang konyol, dan pakaian konyol. Kaus panjang berwarna merah mencolok, hey, style era mana itu?

"Uh, jauh jauh lo, baju lo bikin sakit mata."

Hendery tertawa, terlampau terbiasa dengan ejekan dari salah satu anak divisi yang sama dengan dirinya ini.
"Pagi pagi udah sinis aja, pantes kopi sampe lari gak mau di minum sama lo."

Renjun berdecak, "gak ada korelasi kopi sama tampang sinis gue. Sana balik ke kubikel lo!"

"Gue mau bikin teh masa di suruh balik?" Hendery menyamaka posisinya dengan Renjun, berdiri bersisian dengan pria dengan tinggi tak sampai telinganya itu. Mengabaikan dengusan Renjun dengan mulai meracik teh.

"Buset parfume siapa lo pake?" Renjun menutup hidungnya kala harum tajam dan aneh masuk dalam indra penciumnya. "Aneh banget."

Hendery tertawa keras sebentar sebelum menjawab, "opa gue, antik banget kan wanginya? udah gue duga sih." kekehan terdengar di akhir kata.

Renjun mendesah lelah, benar benar manusia konyol. "Terserah lo dan otak lo yang aneh, jangan deket deket gue! bau lo udah kaya minyak duyung dicampur casablangka item."

Hendery kembali tertawa saat tubuh Renjun menjauh meninggalkan dirinya.

"Antik gini dikatain bau minyak duyung, sialan."

"Loh, ini kopinya, RENJUN! BERSIHIN DULU KOPI LO!"

"BERSIHIN DONG TOLONG!" teriak Renjun entah dimana anak itu.

"Ck! bocah setan." gerutu Hendery.

..

Renjun punya mantan cantik, mahasiswa teknik kimia semester empat yang Renjun sangat cintai, dulu. Jika di hitung belum genap dua bulan keduanya berpisah. Alasan mengapa Renjun putus karena ia terkhianati, ya, dari bulol alias bucin tolol Renjun berubah menjadi sadboy ditinggal kawin. Betul pemirsa, mantan pacarnya selingkuh, kawin, lalu nikah tanpa sepengetahuan Renjun. Tahu tahu minta putus sambil gandeng suaminya di depan muka ganteng Renjun. Brengsek kali.

Itu salah satu takdir buruk seorang Renjun dulu, dan sekarang, tepat jam makan siang takdir baiknya membuat Renjun berucap syukur. Dapat bonus dan dapat voucher ayce kurang baik bagaimana lagi takdirnya hari ini. Baiklah, mulai siang ini sampai hari berganti Renjun tak akan terlalu sensitif, tidak akan banyak bersungut sungut, dan akan berbaik sifat pada rekan rekannya.

Kecuali Hendery, manusia kelebihan mood itu membuat Renjun tak yakin dengan niat berbaik hatinya. Baru beberapa menit saja janji itu terucap kini Renjun harus berusaha meredam kekesalannya pada Hendery karena lattenya diminum pria itu.

FLOWER [RENJUN] (✅)Where stories live. Discover now