My Brother

3.7K 275 4
                                    

Renjun kesepian.


Telinganya seakan memblokade tiap suara yang ada. Suara tawa Chenle dan Yangyang, tangisan Shuo dan ramainya obrolan antara bibi bibinya seakan tak pernah menyapa gendang telinga. Renjun merasa hanya ada dirinya diruang besar rumah neneknya ini.

Begitupun suasana hatinya.

Pukul empat sore yang cerah, tidak ada sorot terik matahari. Hanya hawa hangat dan hembusan angin tak membuat hati Renjun damai. Alih alih demikian Renjun lebih merasakan moodnya buruk. Ia sedih entah karena apa.

"Cuacanya cerah." gumamnya dengan nada gusar. Berbeda dengan kebanyakan orang yang akan berseru senang sambil tersenyum.

Sang papa yang kebetulan duduk disamping anak bungsunya mengusap bahu kurus milik Renjun.

"Ingin ketaman?" ajak sang papa.

Renjun menggeleng pelan. "Aku menunggu kakak."

"Ya baiklah, papa buatkan sirup saja, mau?" tawar sang papa yang dibalas anggukan oleh anak bungsunya.

"Boleh."

"Tunggu ya, sekalian papa mengecek makan malam."

Helaan napas berat Renjun menarik perhatian satu pamannya yang kebetulan duduk tak terlalu jauh darinya.

"Tak bergabung dengan sepupumu?" tanya Sicheng.

Renjun tersenyum tipis lalu menggeleng. "Aku menunggu papa membuat minuman, paman."

"Ah begitu, yasudah. Ingin bermain game bersama ku? dari tadi paman perhatikan kamu lebih murung dari biasanya. Apa ada tugas yang belum selesai, Renjun?" tanya Sicheng sambil memperhatikan garis wajah Renjun yang seperti sangat kaku itu.

Memang sih, pasca meninggalnya Lou, mama Renjun beberapa bulan lalu anak bungsu dari kakaknya ini terlihat tak lagi se ceria dulu. Tapi kali ini, saat kumpul keluarga kali ini Renjun benar benar hanya diam dan menonton tv tanpa mau repot repot bergabung dengan para sepupunya.
Sicheng jadi khawatir.

"Eh, kakakmu kemana?" Sicheng baru sadar keberadaan Xiaojun yang belum terlihat dari siang.

"Masih kerja, nanti menyusul kok." balas Renjun.

"Benar juga, kakakmu masih di kantor---"

"Sore paman."

Sicheng menoleh menatap paras yang baru saja ia dan Renjun bicarakan. Xiaojun dengan kaus hitam pendeknya tersenyum menyapa.

"Nah ini, baru saja aku menanyakannya pada Renjun." ucap Sicheng.

Xiaojun tersenyum kecil. Ia duduk disamping tubuh Renjun yang sudah menatapnya dengan senyuman. Xiaojun makin melebarkan senyumnya, ia menepuk paha berbalut jeans navy Renjun.

"Menunggu kakak ya?" ucap Xiaojun.

Renjun memutar bola matanya, "tidak." bohong Renjun benar benar menunggu setiap detiknya dari siang.

"Bohong .." goda sang kakak.

Renjun tersenyum miring lalu memukul punggung lebar kakaknya kencang. Membuat yang menerima perlakuan itu meringis karena sungguh, tenaga Renjun bukan main main.

FLOWER [RENJUN] (✅)Where stories live. Discover now