Backstreet

10.1K 684 49
                                    

Kota lautannya manusia, jantung kehidupan, tempat semua manusia beraktifitas. Sangat amat terasa menyesakkan bagi Renjun yang membenci keramaian.

"Aku benci kalian semua." gumamnya dengan netra menatap sekitar.

Kakinya mulai melangkah saat lampu hijau pejalan kaki berwarna hijau, Renjun tenggelam dalam lautan manusia lainnya saat berjalan.

Dering telpon kembali terdengar dalam saku blazer moccanya, untuk ke empat kalinya Renjun menghela napas. Tak sabaran sekali pikirnya.
Dengan begitu ia menepi di depan toko sepatu di pinggir trotoar.

"Halo." sapanya.

"Heh! kamu beli ayam ke Jeju atau gimana? lama banget!"

"Jangan banyak protes deh! resiko kalian percayain ayam kalian sama aku."

"Itu karena kamu kalah main, Injun. Masih jauh gak?"

Renjun membuang napas jengah, Lee Haechan, kapan dia berhenti menyebalkan.

"Deket, aku baru keluar dari restorannya kok udah bilangin sama yang lain tunggu aja."

"Kamu sih kenapa gak restoran lain aja yang gak rame, yaudah hati hati sama sasa---eh, hyung! johnny hyung!"

"Kenapa?" tanya Renjun dengan alis menyerngit.

"Johnny hyung nyusul kamu kayaknya, tunggu di sana aja."

Renjun menghela napas, "oke, aku tutup."

Benda pipih itu menampilkan riwayat panggilan dari Haechan. Renjun menyentuh notifikasi pesan dari salah hyung tingginya di grup. Bibirnya mencibir, tanpa membalas pesan tersebut, Renjun kembali memasukan benda pintar tersebut pada saku dan memilih diam menatap sekitar, ia membungkuk membalas sapaan para fans yang lewat. Syukurlah tak ada yang sampai mengintili, terlebih ia sendirian sekarang.

Radar dalam dirinya menangkap sinyal dari sekitar, kepalanya menoleh guna mendapati tubuh tinggi yang berjalan santai dengan hoodie abu abunya. Lihat itu, padahal sosok itu hanya berjalan biasa tapi terlihat seperti model cat walk. ckckck.

"Hyung cuma mau nyusulin aku?" tanyanya saat Johnny berhenti tepat di samping tubuhnya.

Yang ditanya mengangguk, mengambil alih kantong kresek putih berisi ayam ayam yang telah di masak. Merangkul pundak yang lebih muda agar berjalan bersisian dengannya.

Renjun mengidikkan bahunya agar lengan tersebut lepas, Johnny menurut, ia melepas rangkulannya dan berjalan bersisian dengan sang adik.

"Ini berat loh, untung aku nyusulin." ucap Johnny.

"Ya memang berat, itu untuk 23 orang." ketus Renjun.

Johnny terkekeh, seharusnya ia tak membiarkan adik kecilnya pergi menerima hukuman game sendirian tadi. "Mianhae." ucapnya.

"Harum hyung kok beda." Renjun mengendus lebih dalam aroma tubuh Johnny. Mereka mulai masuk area gedung agensi. Tampak dari luar terlihat banyak fans dan pegawai yang memenuhi lantai satu gedung.

Renjun ikut membalas sapaan fans seperti Johnny.

"Hidung kamu peka banget soal wangi wangian. Aku minta parfume Jaehyun tadi, milikku habis."

Renjun mengangguk pelan, "pantas bau orang tampan."

Johnny menyergit membut Renjun tertawa. "Bercanda.." ucap Renjun.

"Ah, halo hyung!" seru Renjun kala melihat sang manager Dream berjalan beberapa langkah di depan sana.

Pria dengan kaus hitam panjang itu melambai, mereka berhenti di tengah tengah orang berlalu lalang.

FLOWER [RENJUN] (✅)Where stories live. Discover now