Gengster

2.9K 285 11
                                    

Laki laki memang kebanyakan suka membuat ulah, apalagi saat masa masa muda. Istilahnya jiwa muda saat dimana jiwa bergelora. Begitupun dengan Renjun, walau ia masih dibilang normal jika dijejerkan dengan puluhan dan ratusan lelaki muda yang ada di dunia.

Itu jika diluar rumah.

Jika dihadapkan dengan keluarga inti apalagi mamanya, Renjun akan bersikap layaknya anak baik yang penurut. Menurut saat di perintah, membantu menjemur dan melipat bahkan menyetrika pakaian. Memijat atau mengerok papa. Menjadi babu oleh sang kakak. Terkesan begitu baik kan? karena tiga anggota keluarganya itu tak tahu apa yang Renjun lakukan di luar rumah.

Mereka tak tahu bahwa anak bungsu serta adik mereka adalah salah satu anggota geng yang menyeramkan. Terkenal ganas walau sering membantu juga. GengSte, nama sekempok orang yang punya anggota. Namanya terkenal di Bandung kota walau masyarakat tak pernah tahu siapa yang mendirikan, siapa ketuanya sekarang, dan siapa anggota anggotanya. GengSte terkenal tertutup dan sangat rahasia, baik anggotanya dan aktivitasnya.

Siapa pula yang akan menyangka Renjun yang penurut dan lumayan aktif di kampus merupakan anggota dari GengSte? jawabannya ada.

Tetangga yang rumahnya lumayan berjarak dengan rumah Renjun, terhalang mushola dan rumah kosong milik bapak Jendral. Orang itu, adik tingkat Renjun di kampus sekaligus sekolah sekolah sebelumnya. Anak yang dari dulu lumayan sering bermain dengan Renjun dan anak Pak Jendral AD sebelum pindah ke komplek dinas karena naik jabatan. Anak yang semasa SD sampai SMP sering bermain dengannya di mushola saat sore sampai sehabis isya.

Anak itu, Jisung. Adik tingkatnya sekarang di univ yang secara tak sengaja mengetahui identitas seram Renjun di luar pengawasan orang tuanya. Jisung yang tak sengaja melihat jaket kulit berlambang GengSte di bagasi jok motornya dua bulan lalu. Jisung yang pagi ini menghadang dirinya di depan pagar besi berkarat rumah.

"Minggir, Jisung." tekan Renjun ke empat kalinya.

Jisung tetap berdiri di samping motor Renjun sembari memegang stang motor matic itu. "Jangan ikutan." ucapnya.

Renjun terkekeh kecil, mulai jengah dengan tingkah temannya ini. "Apa sih lo gak jelas pagi pagi, gue mau ikut baksos di Antapani!"

"Lo pikir gue gak tau sehabis baksos kalian bakal ngapain?" tanya Jisung.

Renjun menaikkan satu alisnya, "sok tau."

"Ck!---"

"Lho, adek belum berangkat juga? Jisung? mau ikut juga ya?" ucap mama Renjun dari teras.

Jisung menoleh, "tan, jangan izinin Renjun berangkat."

"Ikut baksos kok gak boleh sih? lagian Renjun sering ikut kok. Kamu sekalian ikut sana." ucap mama Renjun.

Jisung menghela napas. Apa yang harus ia jadikan alasan agar Renjun tak berangkat tanpa memberi tahu alasan sebenarnya dan keterkaitan Renjun dan geng ganas itu?

"Awas Jisung, gue udah kesiangan."

Akhirnya pemuda yang lebih tinggi itu pasrah melepaskan cengkramannya dari stang motor. Membiarkan Renjun memakai helm full facenya dan menarik gas. Melaju meninggalkan rumah dan Jisung serta mama Renjun yang diam menatap kepergian.

FLOWER [RENJUN] (✅)Where stories live. Discover now