His World

1.6K 205 9
                                    

Ada banyak definisi dunia untuk setiap orang, tergantung penafsiran masing masing. Jelas secara harafiah arti dunia adalah nama umum yang digunakan untuk menyebut keseluruhan peradaban manusia.

Namun bisa saja setiap orang mengartikan dunia-nya secara berbeda beda. Itulah bukti dari hebatnya sang pencipta, menciptakan milyaran manusia dengan pola pikir yang beragam.

Bagi Renjun sendiri yang tak sempurna arti dunia sedikit kelabu. Ia akan diam jika ditanya apa arti dunia bagimu?

Dari kecil ia tak bebas merasakan indahnya dunia. Tak bebas bergerak untuk menikmati dunia. Yang ia lakukan hanya diam mendengar orang orang bercerita tentang dunia-nya. Renjun tak bisa marah, bagaimanapun dia yang bermasalah disini.

Tapi.

Jika ada yang bertanya siapa dunia-mu?

Dengan senyum merekah dan perasaan bangga Renjun akan menjawab.

Kakakku.

Kakaknya, tentu saja kedua orang tuanya tak bisa didefinisikan sebagai dunia. Terlalu kecil, kedua orangtuanya adalah semesta. Lalu kakak kakaknya adalah dunia.

Segala syukur Renjun panjatkan karena terlahir di antara keluarga yang sempurna. Menerima dan merawatnya yang cacat sepenuh jiwa mereka. Renjun selalu menangis setiap malam, berkecil hati merasa tak pantas berdiri di antara manusia manusia hebat.

Seperti malam ini.

"Don't say that ..." ucap Hendery setelah adik bungsunya berbicara yang tidak tidak. Ia elus jemari lembut Renjun sebagai penenang.

Renjun masih sesegukan, sisa tangis dari beberapa menit lalu. Seperti biasa kedua kakaknya berhasil membuat tangisan Renjun berhenti.

"Minum ya minum, Hen ambil airnya." titah Lucas yang masih tetap mengusap bahu kanan Renjun.

Renjun menerima gelas berisi air dari Hendery lalu meminumnya. Menetralkan degup jantungnya yang masih terlalu kencang.

"Stop okay, kita temenin kamu tidur. Jangan pernah mikir kaya gitu lagi."

Perintah dari Lucas membuat Renjun mengangguk. Ia menuruti tarikan lembut Lucas untuk kembali terlentang diatas kasur. Pipinya mendapat usapan kecil dari si sulung. Renjun tersenyum membalas tatapan Lucas.

"Thank you." ucapnya.

Matanya beralih menatap Hendery yang duduk di sofa. "Thank you, Hendery."

"Your welcome, cupcake. Udah diem jangan thank you-thank you lagi. Bobo." sahut Hendery.

Renjun mengangguk, ia mulai memejamkan matanya. Menunggu kantuk dengan nafas teratur. Membuat dua manusia lain yang ada di ruangan itu tersenyum teduh.

"Sleep well, sweetie." bisik Lucas.

..

Renjun bersandar di kursi belakang sambil bermain game, sedangkan kedua orang tuanya duduk bersisian di kursi depan. Ketiganya dalam perjalanan pulang dari rumah sakit setelah melakukan check up rutin Renjun.

Bungsu keluarga itu tak pernah ingin tahu apa hasil pemeriksaan. Menurutnya itu tak penting selama dirinya tetap harus kembali lagi di bulan depan. Itu artinya Renjun masih sakit.

Sebuah notif yang membuat gamenya terjeda berhasil mengubah suasana hati Renjun. Ia mengangkat wajah dan berbicara pada ibunya.

"Mi, Kak Mark sama kak Xiaojun ada dirumah. Mampir dulu ya beli boba."

"Boleh. Pi, beli boba pi." sahut mami.

Papi tersenyum, matanya melirik sebentar anak bungsunya yang tersenyum sembari mengetik pesan dari kaca.

FLOWER [RENJUN] (✅)Where stories live. Discover now