6. Work Hard

10.2K 1.9K 449
                                    

Walau pikirannya sedang dipenuhi oleh sang kakak, Lisa berusaha untuk tetap fokus menjalani pekerjaannya. Sial juga bagi Lisa karena tak membawa ponsel untuk bertukar kabar dengan sang ibu perihal kondisi Chaeyoung.

Saat ini, dia sedang membereskan piring dan gelas kotor dari atas meja. Sedangkan temannya membantu dengan mengelap meja itu hingga bersih.

"Minnie-ya, kau tahu tempat untuk bekerja dari jam dua belas malam di dekat sini?" pertanyaan itu membuat Jang Minnie menghentikan pekerjaannya.

"Kenapa tidak tanya Hanbin Oppa? Biasanya dia yang lebih tahu," jawab Minnie heran. Dia saja selalu bertanya kepada Hanbin perihal pekerjaan paruh waktu tambahan.

"Dia tak akan memberikannya padaku." Lisa sudah pernah mencobanya. Bukan memberi Lisa informasi, Hanbin justru memarahinya.

Lisa tidak pernah memikirkan diri sendiri. Itulah hidup yang Lisa jalani selama dua tahun ini. Yang ada dipikirannya hanya terus bekerja.

Dia lulus belum lama ini. Mungkin sekutar tiga bulan lalu. Dan ketika bersekolah pun, Lisa masih menyempatkan diri untuk bekerja karena harus mencari uang agar kakaknya bisa terus meminum obat.

Dulu, sebenarnya Hanna pun ikut mencari uang saat masih tinggal di Jeonju. Bedanya, Lisa berfokus pada biaya pengobatan Chaeyoung. Sedangkan Hanna berfokus pada biaya pendidikan kedua anaknya.

Ketika mereka resmi pindah ke Seoul, barulah Lisa melarang sang ibu untuk bekerja. Kali ini, Lisa harus berjuang mati-matian mencari uang untuk hidup dan membiayai pengobatan sang kakak.

"Sebentar." Teman Lisa itu tampak merogoh sesuatu dari saku celananya. Dia mengeluarkan sebuah kartu nama yang sedikit lusuh.

"Ini restaurant seafood 24 jam. Saat dini hari, terkadang ramai namun juga tidak. Pemiliknya akan mencari pekerja sementara ketika sedang ramai untuk mencuci piring."

Lisa mengangguk seraya menerima kartu nama berwarna biru muda itu. Dilihat dari alamatnya, tidak terlalu jauh dari sini. Mungkin Lisa akan sampai jika menaiki bus selama dua puluh menit.

"Malam nanti kau pergilah kesana. Bilang saja jika ingin menggantikanku. Tadi dia menelepon. Bilang jika ada pekerjaan karena di daerah sana sedang diadakan sebuah festival. Pasti restaurantnya sangat ramai." Penjelasan Minnie seperti angin segar untuk Lisa. Dia memang sangat membutuhkan uang tambahan, dan Minnie benar-benar penyelamatnya.

"Minnie-ya, bisakah aku meninjam uang untuk ongkos? Aku sedang tidak membawa dompet. Besok akan ku kembalikan." Minnie hanya bisa menggelengkan kepalanya dan memberi Lisa beberapa lembar uang.

"Gomawo." Lisa tersenyum lebar, hingga memperlihatkan giginya yang bersih.

Minnie hanya tersenyum melihat tingkah menggemaskan temannya itu. Menganal Lisa selama lebih dari satu bulan, sudah cukup baginya untuk menaruh rasa sayang pada gadis berponi itu.

Lisa adalah anak yang baik, periang, bahkan selalu perhatian terhadap teman-temannya. Selain itu, Minnie juga tahu jika Lisa adalah pekerja keras. Maka dia tak ragu untuk memberikan pekerjaan yang sebenarnya juga dia butuhkan itu pada Lisa.

..........

Tak seperti biasanya, pagi ini kursi di hadapannya kosong. Padahal seharusnya Jennie ada disana. Tapi maid bilang jika Jennie sudah pergi pagi-pagi sekali sebelum semua orang terbangun.

Jisoo tahu, jika sang adik masih marah padanya. Tapi seharusnya Jennie mengerti bagaimana perasaan Jisoo. Gadis itu hanya kecewa.

"Kalian bertengkar?" Tebakan Seonho begitu tepat sasaran.

Puzzle Piece ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang