18. Monkey Doll

8.5K 1.8K 289
                                    

Sudah lama keduanya tidak bertemu. Terakhir kali, mungkin sekitar sepuluh tahun lalu. Ketika Dowan mendatanginya dan membuat wajah Seonho babak belur kala itu.

Senja yang terlihat dari kaca restaurant itu terlalu mengunci pandangan Seonho sehingga tak sedikit pun menatap Dowan yang ada di hadapannya.

Sejujurnya, Seonho terlalu malu untuk menampakkan wajahnya pada lelaki itu. Dia malu karena tidak bisa berpikir panjang dan menuduh Hanna berselingkuh dengan Dowan.

Kesalahan terdahulu yang tak bisa dimaafkan. Kesalahan fatal yang membuat dia dan Hanma berpisah begitu jauh.

"Kau tidak berniat kembali dengan Hanna?"

Dowan tidak suka berbasa-basi. Maka dari itu, dibandingkan dia ingin menanyakan kabar tentang Seonho lebih baik dia bertanya secara langsung apa maksud lelaki itu menahan Seonho.

"Aku bahkan tidak tahu keberadaannya," ujar Seonho yang masih menatap senja dari balik kaca.

"Kau tidak berniat mencarinya? Atau kau memang tidak merasa bersalah atas tuduhanmu dahulu?" Dawon berucap dengan sinis.

Pandangan itu akhirnya teralihkan. Kedua mata Seonho mulai memerah. Tapi lelaki itu tahu, bahwa dia tak berhak marah pada Dowan.

"Kau... Tahu dimana keberadaannya?" Tidak ingin berdebat, Seonho memilih bertanya.

"Ani."

Jawaban singkat dari Dowan itu sungguh mengejutkan Seonho. Dowan dan Hanna memiliki ikatan persaudaraan. Tidak mungkin jika Dowan tak tahu keberadaan Hanna selama ini.

"Awalnya memang aku ingin mengajak Hanna pergi ke Inggis. Setidaknya orang tuaku bisa mengurusnya dan kedua anak kembar kalian. Tapi dia tiba-tiba menghilang begitu saja. Tak peduli seberapa lelahnya aku mencari, nyatanya aku tak bisa menemukan Hanna."

Wajah seonho menegang. Ia kira, Hanna akan hidup dengan layak dengan bantuan Dowan. Ia kira, wanita itu walau lepas darinya bisa hidup dengan baik. Tapi kini, perasaannya menjadi tak tenang.

Seonho amat takut jika kehidupan Hanna tak seperti apa yang dia bayangkan. Lulusan sekolah menengah atas seperti wanita itu bisa bekerja sebagai apa? Lalu bagaimana kehidupan dua anak kembarnya? Seonho mulai ketakutan sekarang.

"Sedikit pun. Kau... Tidak tau?" tanya Seonho dengan napas tercekat.

Dowan menggeleng. Kedatangannya kembali ke Korea beberapa hari lalu pun hanya bertujuan untuk mencari Hanna. Setidaknya dia harus memastikan bahwa wanita itu baik-baik saja.

...........

"Kau memberiku makanan yang salah! Dasar tidak becus!"

Satu kotak makanan fast food itu tercecer di kaki Lisa yang dibalut oleh sepatu lusuh. Memejamkan mata, Lisa hanya bisa diam menerima cacian itu.

Brak!

Pintu apartement tertutup kasar. Lisa mulai berjongkok dan memunguti makanan itu lalu kembali dia masukkan ke dalam box. Sejenak ia terdiam. Menguatkan hati yang terasa cukup sakit.

Ini bukan kesalahannya. Dari cacatan yang diterimanya, pemilik kamar apartement mewah itu memang memesan makanan yang Lisa bawa kini.

Tapi sedikit pun Lisa tak bisa melakukan pembelaan. Dia tahu, walau tak salah pun tapi di mata orang lain itu memang kesalahannya.

Setelah membuang makanan yang kotor itu ke dalam kotak sampah, Lisa meraih ponselnya yang berdenting tanpa henti. Dilihatnya, nama atasan gadis itu yang menghubungi.

"Yeoboseyo---"

"Apa kau sudah bosan bekerja denganku? Kenapa memberikan pesanan yang salah pada pelanggan?" Terdengar olehnya manager restaurant fast food itu marah.

Puzzle Piece ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang