3|Kunimi Akira

896 158 13
                                    

Episode 3
- Sabar -
Ft. Kunimi Akira

Maap mocha lupa apdet

°●-----------------------------------●°

Tik tok tik tok...

Yang di atas bukan iklan ataupun endorse dan semacamnya ya.

Itu bunyi jam dinding di kamar (Name). Sekarang dia lagi bosen sebosen-bosennya. Mendadak ga mood nonton anime, manga udah dibaca semua, sekolah? (Name) baru aja ujian kelulusan satu minggu kemarin. Jadi dia lagi libur beberapa bulan ini buat otw ke SMA.

"Ada tugas mager. Ga ada tugas bosen. Dasar human" (Name) menggerutu pada dirinya sendiri.

Ceklek!

Buk!

Refleks (Name) ngelempar bantal ke orang yang baru buka pintu kamar dia.

"Duh.." ringis orang itu.

"Ish kak Akira! Ketok dulu napa?" Wajar kalo (Name) kesal. Untung sekarang dia lagi rebahan biasa. Lah kalo lagi ganti baju kan bahaya. Akira bisa ditampar habis habisan.

"Sumpah aku udah manggil. Kamunya aja yang ga denger" Akira balik ngelempar bantal ke adiknya.

"Bohong"

"Asli dek.. pahala puasa ngurang kalo bohong"

"Iya juga"

Tapi (Name) masih kesel sama Akira. Entah kenapa. "Terus ngapain disini? Keluar keluar" usir (Name).

"Oh oke. Kalo kakak balik nanti kamu ga boleh ngambek ya".

Mendengar Akira yang ngomong begitu, (Name) langsung nyamperin kakaknya. "Eh eh ada apa emang? Bilang dulu dong.." bujuk (Name).

"Tadi katanya disuruh keluar" kata Akira.

"Ayolah kak..."

"Mau ikut ke alphamart?"

"IKUT! Bentar ya kakakku tercinta... (Name) ganti baju dulu" (Name) mendorong Akira keluar lalu segera menutup pintunya.

Akira mengelus dadanya. "Sabar, Akira sabar.."

---

"Astaghfirullah.. adek siapa sih dia ini?" Akira natap adeknya yang lari lari lompat lompat girang di jalan sampe diliatin banyak orang.

Readers be like: ga itu bukan gua

Karena ga tahan, Akira langsung nyamperin terus megang tangan (Name).

"Bisa ga sih jadi normal aja sehari. Kalo kamu kaya gitu terus ntar jatoh. Yang dimarahin siapa?"

"Kak Akira dong!" (Name) tetap memasang wajah riang gembira.

"Nah tau. Umur aja 15, kelakuan masih 6 tahun".

"Kak, adikmu ini lagi seneng. Masa ga boleh?"

"Ya jangan bikin malu orang juga dong ah"

"Ya maap" (Name) cemberut disitu.

Akira merasa bersalah sih. Duh lagi puasa juga. Dia jadi mikir, apakah perkataannya tadi dosa? Kalo iya, Akira merasa dosanya bertambah dua kali lipat gitu.

'Ini siapa sih yang salah?' batin Akira.

Sampai di minimarket, Akira membeli pulpen, dan penggaris, sekalian stok masker juga. Bisa aja sih dia minjem alat tulis ke (Name). Tapi Akira ga enakan orangnya. Mending beli aja udah biar tenang.

(Name) ngintilin Akira aja. Lengannya juga masih dipegang sama Akira biar ga kabur kemana mana. Tapi matanya daritadi ga bisa lepas dari tempat es krim.

"Heh, jangan dilamunin. Batal lho" tegur Akira.

"Ih apasi? Batal batal segala" hadu (Name) ke kakakmu ga boleh gitu..

"Mau?" Tawar Akira

"Mau.."

"Hah.. yaudah ambil sana cepet. Sekalian ambilin buat kakak satu" kata Akira sambil berjalan ke kasir.

"Asik! Makaaaasi!!" (Name) langsung ngacir ke tempat es krim.

Minimarket lagi sepi lho itu. Staff yang ada disana bisa denger seruannya (Name).

Reader: bukan gua bukan gua...

Akira sudah berhadapan dengan kasir. Mbak kasirnya keliatan masih aneh aja gitu sama kelakuan (Name).

"Sori ya mbak. Adek saya akhlaknya lagi kurang" kata Akira.

"Eh iya gapapa kok, mas. Adiknya lucu ya.." ucap mbak kasir.

"Hah ya gitu lah mbak" balas Akira sedikit tersenyum.

Ga lama, (Name) dateng bawa enam es krim. Akira cuma bisa ngelus dada lagi. Untung dompetnya sedang tersenyum. Jadi aman lah.

"Makasih bang Akiraaaa~" ucap (Name) di jalan mereka pulang.

"Hem. Masama.." balas Akira.

"Btw banyak banget belinya. Es krim punya kakak yang mana aja?" Tanya Akira.

"Yang cokelat".

"Terus?"

"Udah itu aja"

"Sisanya?"

"Ya punya (Name). Kan tadi kak Akira cuma minta buat diambilin satu".

Untuk kesekian kalinya, hari ini Akira menahan biar tangannya ga nabok adiknya tersayang ini. (Name) ga salah sih. Tapi apa dia ga punya inisiatif sendiri gitu ambil tambahan buat abangnya.

Akira: //crying inside.

Sampai di rumah,

Akira menaruh semua es krim di kulkas. Tiba tiba (Name) datang dan mengambil satu es krim miliknya.

(Name) membuka bungkusnya. Dan es krim itu dia makan tepat di depan Akira.

Akira baru sadar. Adiknya ini emang lagi ga puasa.

Mini flashback

"Heh, jangan dilamunin. Batal lho" tegur Akira.

"Ih apasi? Batal batal segala"

End flashback

'Pantes dia agak sewot' batin Akira.

"Dek".

"Ya?"

"Kira kira kalo ngegoda iman sama ngegoda emosi orang yang lagi puasa itu dosa ga sih?"

(Name) memasang pose berpikir. Dia mikir sambil masih makan es krim di depan Akira.

Sekali lagi.

Tepat di depan Akira.

"Mungkin? Sepertinya iya" (Name) degan santuy jalan ke kamarnya tanpa merasa bersalah.

'Dia ga sadar lagi disindir..' Akira crying inside jilid dua.

Hari ini kesabaran Akira diuji total.

###

"KAK AKIRA"

"Ya Allah.. apa lagi dek?"

"Maafin ih baru sadar tadi aku malah makan es krim di depan kakak"

"Hah.. yaya.. dimaafin"

"BENERAN?"

"Iya.."

"SAYANG KAK AKIRA! Dua es krim punyaku buat kakak aja. Jadi sama sama punya tiga es krim".

"Gausah buat kamu aja".

"Tapi kan-"

"Udah gausah. Terus itu perut kosong langsung makan es krim. Ga baik ntar kaget pencernaannya. Kalo udah abis langsung makan siang sana".

"Hue.. Kak Akira emang ter the best.."

°●-----------------------------------●°

Ngabuburit With Abang HaikyuuWhere stories live. Discover now