23|Hoshiumi Kourai

454 97 15
                                    

Episode 23
-Tamu-
Ft. Hoshiumi Kourai

---

"(Name), ininya kamu taruh di situ, yang udah beres langsung bagiin aja biar nggak penuh rumah kita".

(Name) menganggukkan kepalanya saat diberi instruksi oleh bundanya. Menjelang lebaran begini, keluarga (Name) ada tradisi bagi bagi bingkisan gitu.

"Oke. Abang Kourai mana, bunda? Kan capek juga kalo aku yang kerjain sendiri" tanya (Name).

"Nah enggak tau tuh. Bunda juga pengen nyuruh, tapi pas bunda cek ke kamarnya dia ga ada" jawab bunda.

"Ayo, bun. Udah telat kita. Nanti kalo kita ketemu Kourai di jalan, sama ayah disuruh kesini oke" tambah ayah.

"Yauda deh..".

"Baik baik di rumah ya, nak.. Assalamu'alaikum".

"Wa'alaikumsalam..".

Tersisa (Name) sendirian di rumah. Dia membungkus bingkisan satu per satu. Katanya kalau ditotal ada lima puluh. Bakal dibagiin ke tetangga yang satu blok, sama temen temennya mereka juga.

(Name) sudah membungkus sekitar 30. Dia sudah lumayan ahli soal beginian, makanya cepet.

Ia menatap ponsel. Belum ada panggilan balik sama sekali dari Kourai. Dia mencoba menelepon lagi untuk yang ke dua puluh satu kalinya.

Nomor yang anda tuju, tidak dapat dihubungi. Cobalah beberapa saat lagi

Malah itu lagi itu lagi yang terdengar. Biarlah, nanti maghrib dia tinggal menghabiskan jatah takjil Kourai dan menyalahkannya karena tidak membantunya tadi.

Parah banget. Abisin jatah makan malemnya juga sekalian.ggg

"Hah.. sabar.. sabar.." gumam (Name).

BRAK!

"Assalamu'alaikum, ukhti!" Salam Kourai setengah berteriak.

"Wa'alaikumsalam. Salam yang bener, bang. Gausah teriak teriak" jawab (Name) dengan nada datar seperti biasa.

Kourai menghampiri (Name) yang dikelilingi bingkisan. "Weh iya ya gua baru inget kita harus ngurus beginian" ujar Kourai.

"Abang kemana aja sih daritadi?" Tanya (Name).

"Bantu beres beres. Kan sore nanti penutupan pesantren" jawab Kourai.

"Oh..".

"Kourai, udah boleh masuk?" Seorang laki laki bertanya dari depan rumah.

Mendengar itu (Name) panik. Ya dia lagi ga pake lengan pendek, celana pendek, kerudung ada di kamarnya pula.

"Eh iya kalem kalem! Dek, ke kamar dulu gih pake bajunya yang bener. Tobio ke sini soalnya" suruh Kourai.

(Name) mengangguk dan gercep ke kamar ganti baju, pake kerudung.

Setelah itu, (Name) keluar lagi. Dia ke ruang keluarga. Karena antara ruang keluarga dan ruang tamu cuma dihalangi sekat berupa rak, (Name) masih bisa melihat Tobio duduk di ruang tamu.

"Tobio, tumben kesini" sapa (Name).

Tobio menoleh dan sempat kontak mata dengan (Name). Kemudian dia mengalihkan pandangannya lagi.

"I- iya. Mau minjem pompa bola" jawab Tobio.

"Bukannya kamu punya?" Tanya (Name) lagi.

"Yang aku ru-"

"Nih Tobio! Awas jangan sampe rusak" potong Kourai.

"Makasih ba-"

"Dah, gua sama adik gua sibuk. Pulang pulang" Kourai mendorong Tobio keluar.

"Eh, Tobio bentar!" Panggil (Name).

(Name) bergegas mengambil salah satu bingkisan. Dia berjalan cepat dan memberikannya pada Tobio.

"Nih dari bunda" kata (Name).

"O- oh iya makasih, (Name)-"

"Dah pulang pulang pulang" Kourai lanjut mengusir Tobio.

Jujur, (Name) agak nggak suka cara abangnya ngusir Tobio kaya gitu. Walau Tobio itu lebih muda dari Kourai dan udah lumayan akrab, tetep aja Tobio itu tamu.

"Bang, apaan si? Kok gitu sama Tobio?" Protes (Name).

"Udah lu beresin aja itu bingkisan. Mau gua anterin nih satu satu".

"Gausah ngalihin topik".

"Udah beresin aja napa".

"Dih".

###

'Gak. Gua masih gak mau restuin si Tobio sama (Name)' -Kourai

°●-----------------------------------●°

Gimana puasa kalian gais? Lancar? Ramadhan ga kerasa bentar lagi beres...

Yang request bentar ya.. chara yang kalian minta ada semua kok, kecuali Daichi sih. Mata ashita~

Ngabuburit With Abang HaikyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang